De Heeren Seventeen adalah konsep direksi VOC yang telah lama bubar sebelum Indonesia merdeka.
JEDA.ID – Konsep tatanan dunia baru, Sunda Empire, runtuh usai tiga petingginya diringkus Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat (Jabar), Selasa (28/1/2020). Ketiga nama yang diringkus Ratna Ningrum, Nasri Bank dan sang “De Heeren Seventeen” Rangga Sasana.
Mengutip Antara, Kamis (30/1/2020) Sunda Empire teridentifikasi telah melakukan aktivitas sejak 2017. Pada medio 2017-2019, perkumpulan ini telah menggelar pertemuan sebanyak lima kali. Empat pertemuan digelar di Hotel dan Resort Isola, Kota Bandung.
Kemunculan perkumpulan ini dimulai sejak beredar sebuah potongan video di media sosial. Dalam video tersebut seseorang menggunakan pakaian khas militer sedang berorasi di hadapan puluhan orang.
Dalam orasinya, pria tersebut menggembor-gemborkan narasi terkait kekaisaran Sunda yang akan memegang tatanan sistem dunia.
Menurut keterangan polisi, Sunda Empire telah memiliki simpatisan sebanyak seribu orang. Para simpatisan perkumpulan ini tersebar di seluruh Jawa Barat bahkan hingga Aceh.
Nasri Bank mengklaim sebagai perdana menteri sedangkan Ratna Ningrum mengaku sebagai kaisar. Rangga Sasana yang kerap muncul di talkshow TV punya kedudukan paling strategis dan berubah-ubah sesuai situasi.
Nama terakhir terbilang spesial. Bukan soal namanya yang mirip tokoh penting di film Ada Apa dengan Cinta, tapi lantaran klaim sebagai fantastisnya. Rangga juga sempat menyebut dirinya merangkap Sekjen Nato.
Raden Rangga Sasana menyebut Sunda Empire merupakan Kekaisaran yang berkuasa di Bumi dan Matahari. Dia menegaskan semua negara di dunia harus mendaftar ulang ke Sunda Empire pada Agustus 2020. Jika terlambat, maka negara tersebut akan hilang dan tidak mendapatkan pengakuan dunia internasional.
Klaim lain yang cukup mencengangkan adalah soal Rangga mengaku sebagai De Heeren Seventeen. Bukan sekedar fantastis, klaim ini juga absurd dan cenderung membingungkan apalagi bagi mereka pemerhati sejarah.
De Heeren Senveteen kurang lebih mirip dengan Heeren Zeventien atau Heeren XVII yang direktur VOC. Tugasnya untuk menetapkan kebijakan yang berlaku di daerah jajahan VOC dan juga mengatur perdagangan Hindia Belanda dengan Belanda.
Tren Bikin Keraton, dari Mumet Mikir Utang hingga Rawat Tradisi
Siapa Heeren XVII?
Heeren XVII adalah dewan direksi yang menjalankan perusahaan VOC, para direktur ini bertanggungjawab kepada Parlemen Belanda. Dewan ini memiliki kekuasaan untuk menyetujui atau menolak kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan VOC, termasuk urusan pemilihan gubernur jenderal.
Mengutip buku Sejarah Indonesia Modern (2011) oleh M.C Rickflefs, VOC atau Vereenigde Oostindische Compagnie adalah sebuah kongsi dagang Belanda yang betujuan untuk melakukan perdagangan ke daerah Hindia Belanda. VOC berdiri pada 20 Maret 1602 melalui Piagam pendiri 1.602.
Dalam Piagam ini dikatakan bahwa VOC memiliki hak membangun benteng, menunjuk gubernur, mempertahankan tentara dan armada, berperang, dan menyimpulkan perjanjian dengan kekuatan asing di Asia atau Hindia atas nama Jenderal Serikat Republik Belanda.
Pada awalnya pengurus VOC berjumlah sebanyak 60 orang. Namun menurut Pemerintah Belanda 60 orang untuk mengurus sebuah kongsi dagang sangatlah banyak dan akan memicu pertikaian.
Pemerintah Belanda mengurangi jumlahnya menjadi 17 orang yang akhirnya dinamai De Heeren Seventeen (Zeventien, dalam bahasa Belanda) atau Dewan 17. Heeran XVII inilah nantinya yang memiliki hak untuk mengangkat seorang Gubernur Jenderal di Hindia Belanda.
Heeren XVII biasanya mengadakan pertemuan sebanyak dua atau tiga kali setahun di Amsterdam atau Middleburg. Dalam Heeren XVII terdapat seorang Advokat Perusahaan. Tugasnya seperti sekretaris direksi, seperti menghadiri pertemuan Heeren ZeventIen dan Besogne Haags dan menyusun resolusi dari badan-badan ini.
Selain itu, ia berpartisipasi dalam pertimbangan ruang Amsterdam, dan melakukan banyak tugas-tugas lain untuk direksi. Berdasarkan fungsinya Advokat ini memiliki fungsi penting sehingga orang yang menduduki posisi ini akan permanen menjadi advokat di Heeren XVII. Advokat juga dapat mempengaruhi atau mengeluarkan sebuah kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan.
Tuah Sinuhun Totok Sulap Rakyat Jelata Jadi Pejabat Kerajaan
Hingga VOC Bubar
Menurut sejarawan Mona Lohanda, di dalam ruang sidang Heeren XVII di Amsterdam, terdapat lemari besar untuk menyimpan seluruh dokumen dan surat-surat VOC. Lemari tersebut hanya bisa dibuka dengan 17 kunci yang dipegang oleh 17 anggota Heeren XVII. Hal ini mperlihatkan dewan tertinggi sangat menjaga kerahasiaan bisnis dagang VOC.
Heeren XVII mempunyai hak mengatur VOC termasuk soal pengangkatan Gubernur Jendral (Governors-General alias G.G.). Dalam melaksanakan tugasnya Heeran XVII tidak selalu berjalan mulus. Kadang nasehat Heeran XVII tidak digubris oleh Gubernur Jendral yang ditunjuk.
Peristiwa semacam ini dialami Heeren XVII kepada G.G. Jan Pietereszoon Coen yang berkuasa pada tahun 1619 – 1623 dan 1627-1629. G.G. J. P. Coen memandang perlunya menghentikan persaingan dengan orang Inggris dengan jalan mengusir mereka dari Indonesia.
Heeren XVII mengingatkan J. P. Coen, bahwa tindakannya mungkin dapat mengobarkan peperangan negeri Belanda dengan Inggris. Tapi Coen malah memprotes atasannya, karena kurang mendapat bantuan dalam usahanya itu.
Pada tahun 1795 Bewindhebbers dan Heeren XVII diganti oleh panitia yang mengurusi milik dan perdagangan di timur jauh (Comite tot de zaken van den Oost Indischen Handel en Bezittinggen). Pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dibubarkan, sedangkan segala milik dan hutangnya menjadi beban Belanda.
Pada waktu itu utang yang dimiliki VOC adalah 136,7 Gulden dan kekayaan yang ditingalkannya berupa kantor dagang , gudang, benteng, kapal, serta daerah kekuasaan di Indonesia. Setelah VOC dibubarkan, Indonesia langsung dikendalikan oleh pemerintah Belanda yang membuat Indonesia lebih menderita lagi dari sebelumnya.
Menilik Pentagon yang Diklaim Milik Kerajaan Agung Sejagat