• Wed, 24 April 2024

Breaking News :

Tuah Sinuhun Totok Sulap Rakyat Jelata Jadi Pejabat Kerajaan

Totok mengangkat seorang pengusaha salon menjadi ratu dan menjadikan pemulung sebagai panglima perang yang barangkali akan membawahi pangkalan militer Kerajaannya di Pentagon.

JEDA.ID – Kerajaan Agung Sejagat punya tuah magis. Dalam waktu singkat, Kerajaan bentukan Sinuhun Totok Santosa Hadiningrat itu bisa mengangkat derajat orang biasa menjadi tokoh berpengaruh.

Totok adalah seorang bakul angkringan di rumah kontrakannya di Jl. Berjo-Pare, RT 005/RW 004, Desa Sidoluhur, Godean, Sleman, DIY. Totok Santosa Hadiningrat mengangkat dirinya sendiri sebagai Raja Kerajaan Agung Sejagat pada pertengahan 2018. Totok mengaku mendapat wangsit dari leluhur Raja Sanjaya, keturunan dari Kerajaan Majapahit.

Wangsit itu memaksa Totok mendirikan kerajaan di Kabupaten Purworejo. Dia mengklaim, diperintahkan untuk melanjutkan kejayaan kerajaan majapahit dalam wangsit tersebut

Mengutip lapotan Solopos.com, 12 Maret 2016, sebelum jadi Raja, pada 2016-2017, Totok diketahui membentuk organisasi bernama Jogja Development Committee (Jogja DEC) yang menebar janji kalau anggotanya akan mendapatkan uang 100-200 dolar AS per bulan.

Banyak yang tergiur, tapi lantas keluar karena, tentu saja, hanya mendapat janji kosong. Para pengikut Totok di Kerajaan Agung Sejagat disinyalir anggotanya sejak di Jogja DEC.

Totok mewajibkan anggotanya membayar uang Rp3 juta untuk dibelikan seragam kerajaan. Setiap kerajaan membuat anggota, tiap anggota juga ditarik iuran dengan iming-iming akan mendapat ganti ketika dana dari Bank Dunia cair.

Bergegas, Totok memberi tugas kepada Fanni Aminadia, untuk merancang segala pernak-pernik kerajaan. Fanni sempat tinggal bersama Totok dan menjadi rekan bisnisnya membuat angkringan.

Fanni diangkat menjadi ratu setelah diperintahkan mengurus seragam kerajaan, topi, umbul-umbul, tombak, dan bendera.

Fanni Aminadia

Fanni Aminadia diketahui pernah menjadi penulis, kreator hingga sutradara film dokumenter. Beberapa film dokumenter yang telah ia sutradarai mulai dari Harapan di Seberang Jembatan (documentary), Inspiring People, Mentawai the Hidden Paradise, dan Hebatnya Indonesiaku (Dancow Edu Documentary).

Pada 2015, Fanni Aminadia juga didapuk menjadi mentor dalam kelas akting yang dibuka oleh Toedjoeh Management.

Di kelas itu, ia mengajarkan cara untuk memahami karakter, improvisasi dialog atau vokal, bahasa tubuh, blocking kamera, membaca naskah hingga masalah teknis lainnya dalam dunia seni peran.

Dari akun media sosial miliknya, Fanni Aminadia juga sempat mengunggah beberapa kegiatannya saat sedang menjalani syuting. Ada pula beberapa foto yang menunjukkan ia sedang memandu kelas akting.

Tak hanya jago bermain peran, Fanni juga aktif sebagai seorang aktivis. Ia menjadi Dewan Pendiri organisasi masyarakat Laskar Merah Putih.

Fanni seringkali membagikan dokumentasi kegiatannya bersama ormas tersebut. Mulai dari terjun ke lapangan hingga mengikuti berbagai pertemuan ia lakukan.

Fanni yang mengaku sebagai lulusan UNSW Art and Design tahun 2001 sering mengadakan kegiatan kerajaan dengan dalih syuting film kolosal.

Fanni dan Totok telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penipuan dan penyebaran hoaks. Meski telah menyandang status tersangka, Fanni tak merasa bersalah atas apa yang telah ia perbuat.

Ia membuat surat terbuka untuk Ginanjar, yang belakangan diketahui ternyata untuk Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Ia meminta kepada Ganjar agar kasusnya tidak dipolitisasi.

Ia mengklaim bila selama proses pemeriksaan tidak diberikan waktu sedikitpun untuk melakukan klarifikasi. Bahkan, ia menuding bila media yang telah menyebarkan kebohongan.

“Saya mohon bapak bisa mengimbau agar aparatur yang bertugas jangan dipolitisir kasus kami yang terlanjur viral untuk sekadar konferensi pers berhasil menangkap,” kata Fanni.

Menilik Pentagon yang Diklaim Milik Kerajaan Agung Sejagat

Pemulung Jadi Jenderal

Selain Fanni, orang kepercayaan Totok adalah Namono. Dia ikut tergabung dalam kerajaan ini sejak dua tahun silam.

Selama ini, dia bekerja sebagai tukang rosok atau pemulung. Namun, setelah bergabung dengan Keraton Agung Sejagat, Namono diberikan pangkat jenderal bintang tiga.

“Dia sempat pamer, meski tukang rosok tetap diberi pangkat jenderal bintang tiga,” kata istri Namono, Utami, dilansir Okezone, Rabu (15/1/2020).

Namono ikut bergabung sejak dua tahun lalu. Hanya saja, keluarganya tidak ada yang mau ikut. Bahkan, saat diajak ke keraton, istri dan anak-anaknya menolaknya.

Selama bergabung, kata Utami, suaminya kerap meminta uang kepada dirinya. Setidaknya selama dua tahun dia telah meminta uang sekitar Rp3-5 juta. Uang itu dipakai untuk alasan keperluan di Keraton Agung. Namun, seperti apa peruntukannya, Namono tidak pernah mau terbuka.

“Kita tidak pernah tahu. Bahkan sempat membentak, “sudah diam jangan banyak bicara”,” ucap Utami menirukan suaminya. Kini Utami harus bekerja sendirian untuk menghidupi empat orang anaknya.

Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan 4 Penemuan Harta Karun di Indonesia

Dibongkar Polisi

Polisi akhirnya membongkar identitas Totok dan Fanni. Keduanya ternyata bukan pasangan suami-istri.

“Itu [Totok dan Fanni] ternyata bukan suami istri beneran. Istri siri boleh dikatakan seperti itu” ujar Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna, dilansir Liputan6.com, Rabu (15/1/2020).

Keduanya juga tak berasal dari Purworejo. Menurut yang tertera di e-KTP tinggalnya di Jakarta.

Totok Santosa diketahui pernah mendeklarasikan Keraton Agung Sejagat di Yogyakarta. Tapi, warga menolak. Toto pun mencari tempat lain. “Kemudian pergi lah ke Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah,” ujar dia.

Menurut pengakuan Totok Santosa, Kerajaan Agung Sejagat ini muncul karena sebuah perjanjian pada 500 tahun lalu telah berakhir. Perjanjian itu mulai terhitung pada 1518 sampai 2018. Perjanjian tersebut isinya tentang penguasaan tentang rempah-rempah selama 500 tahun.

“Setelah 500 tahun tidak ada lagi ikatan dari Portugis. Kemudian jatuhnya 500 tahun ini di tahun 2018. Makanya mereka setelah berakhirnya 500 tahun itu punya inisiatif yang katanya mendapatkan wangsit mendirikan Kerajaan Mataram kedua,” kata Iskandar mengulang pengakuan Totok Santosa.

Baru sepekan menjabat sebagai Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, Totok Santosa dan Fanni Aminadia, kini hanya bisa menundukkan kepala di hadapan polisi. Keduanya tidak lagi bisa mengenakan baju kebesaran dan mahkota kerajaan.

Tubuhnya kini terbalut seragam biru bertuliskan Tahanan (Direktorat tahanan dan barang bukti) Polda Jateng.

Fanni sang permaisuri mengenakan seragam tahanan bernomor 1 sedang Totok Santosa raja Keraton Agung Sejagat mengenakan seragam tahanan dengan nomor 2.

Sosok 5 Firaun Wanita yang Melegenda

Ditulis oleh : Jafar Sodiq Assegaf

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.