• Mon, 2 December 2024

Breaking News :

Di Mana Ruh Orang yang Meninggal Bunuh Diri?

Bunuh diri umumnya tidak disukai dan dianggap berdosa bahkan lebih buruk dari membunuh orang lain.

JEDA.ID – Fenomena bunuh diri terutama di kalangan anak muda mengalami peningkatan setiap tahunnya. Masalah kesehatan mental terutama depresi menjadi alasan paling banyak mendorong orang melakukan upaya bunuh diri.

Bunuh diri adalah sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Selain depresi, alasan yang mendorong orang bunuh diri antara lain adalah gangguan bipolar, skizofrenia, ketergantungan alkohol, atau penyalahgunaan obat.

Di sebagian besar bentuk kekristenan, bunuh diri dianggap dosa, didasarkan terutama pada tulisan-tulisan para pemikir Kristen berpengaruh dari Abad Pertengahan, seperti Santo Agustinus dan Santo Thomas Aquinas.

Dalam Doktrin Katolik, argumen didasarkan pada perintah Tuhan “Tidak boleh membunuh.” Hukum ini diberlakukan dalam Perjanjian Baru oleh Yesus dalam Matius 19:18.

Serta pemikiran bahwa hidup adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan yang tidak boleh ditolak. Maka bunuh diri merupakan tindakan melawan hukum alam sehingga mengganggu rencana utama Allah bagi dunia.

Dalam ajaran agama Hindu, bunuh diri umumnya tidak disukai dan dianggap berdosa sama seperti membunuh orang lain dalam masyarakat kontemporer Hindu.

Kitab Suci Agama Hindu menyatakan bahwa orang yang melakukan bunuh diri akan menjadi bagian dari dunia roh, bergentayangan di bumi sampai waktu di mana ia akan bertemu dengan orang yang tidak bunuh diri.

Bunuh Diri Haram

Sedangkan dalam Islam, bunuh diri hukumnya haram dan pelaku diganjar dengan dosa besar. Bunuh diri haram karena sama saja melawan takdir Allah SWT.

Dalam Alquran surat Annisa ayat 29 Allah berfirman “… dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

Mengutip NU.or.id, mengutip hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, “Barangsiapa yang bunuh diri dengan besi, maka besi yang tergenggam di tangannya akan selalu ia arahkan untuk menikam perutnya dalam neraka Jahanam secara terus-menerus dan ia kekal di dalamnya.”

“Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara meminum racun maka ia akan selalu menghirupnya di neraka Jahannam dan ia kekal di dalamnya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara terjun dari atas gunung, maka ia akan selalu terjun ke neraka Jahanam dan dia kekal di dalamnya,” lanjut hadis tersebut.

Secara tekstualis hadis itu jelas menyatakan bahwa orang yang mati karena melakukan bunuh diri akan masuk neraka dan kekal di dalamnya. Hal ini sebagai balasan atas tindakan bodohnya.

Muhyiddin Syaraf An-Nawawi dalam kitab Syarah Muslim-nya menghadirkan beberapa pandangan yang mencoba untuk menjelaskan maksud dari sabda Rasulullah SAW tentang kekekalan di neraka.

Pertama, bahwa maksud dari ia, orang yang mati karena bunuh diri, kekal di dalam neraka adalah apabila ia menganggap bahwa melakukan tindakan bunuh diri tersebut adalah halal. Padahal ia tahu bahwa bunuh diri itu adalah haram.

Kedua, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kekal di dalam neraka adalah ia menghuni neraka dalam waktu yang cukup lama dan panjang.

Pandangan ini mengandaikan bahwa ia kekal di neraka bukan diartikan secara hakiki, tapi dalam pengertian yang bersifat majazi.

Ketiga, menyatakan bahwa kekekalan di dalam neraka adalah sebagai balasan bagi orang yang mati karena bunuh diri, tetapi Allah SWT bermurah hati sehingga kemudian memberi tahu bahwa orang yang mati dalam keadaan sebagai Muslim tidak kekal di dalam neraka.

Sijjin dan Illiyin

Mengutip Islampos, ruh orang yang meninggal karena bunuh diri akan terus-menerus melakukan hal yang sama saat kejadian dirinya bunuh diri.

Imam Bukhari meriwayatkan Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda, “Orang yang bunuh diri dengan menggantung diri, dia akan menggantung diri di neraka.”

“Orang yang menikam dirinya (dengan senjata tajam) maka dia akan menikam dirinya di neraka. Dan orang yang bunuh diri dengan menerjunkan diri dari tempat yang tinggi, maka dia akan menerjunkan diri di neraka,” lanjut hadis itu.

Ustaz Abdul Somad, menjawab pertanyaan jemaah Masjid An-Nur Riau pada 2017 soal ruh orang bunuh diri. “Katanya orang yang mati bunuh diri ruhnya tidak diterima di langit?” kata Ustaz Somad membacakan pertanyaan.

Ustaz Somad menjelaskan ruh orang yang bunuh diri ada di Sijjin. Sijjin dan Illiyyin dipakai oleh Alquran untuk menyebut nama kitab.

Sijjin disebutkan sebagai nama kitab yang berisi catatan amal orang-orang yang durhaka. Illiyyin disebutkan sebagai nama kitab yang berisi catatan amal orang-orang yang berbakti. Kedua kata tersebut disebutkan di dalam Alquran surat Al-Muthaffifin.

Ibnu Katsir berpendapat Sijjin merupakan “tempat kembali dan tempat tinggal orang-orang buruk” dan illiyin adalah “tempat kembali orang-orang baik”.

Sijjin adalah bumi ketujuh yang di dalamnya terdapat roh orang-orang kafir. Lalu Illiyyin adalah langit ketujuh di atasnya terdapat roh orang-orang mukmin. Disebutkan juga pendapat Ibnu Abbas ra bahwa illiyyin adalah surga.

Selain Sijjin dan Illiyin, Allah dengan kehendaknya meniupkan kembali ruh ke dalam jasad untuk merasakan azab atau nikmat sesaat. “Buka kitabnya, Ruh,” kata Ustaz Somad. “Ditulis Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.”

Ditulis oleh : Jafar Sodiq Assegaf

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.