• Thu, 21 November 2024

Breaking News :

Bayi 6 Bulan Diberi Kopi, Waspadai Dampak Kafein pada Anak

Dampak kafein dalam minuman kopi pada anak atua bahkan bayi akan berbeda dengan orang dewasa. Dampak pada anak lebih buruk dibanding pada orang dewasa.

JEDA.ID—Dampak kafein dalam minuman kopi pada anak atua bahkan bayi akan berbeda dengan orang dewasa. Tentu dampak pada anak lebih buruk dibanding pada orang dewasa.

Namun karena keadaan, Hadijah Haura, bayi berusia 14 bulan dari pasangan Sarifuddin dan Anita, warga Desa Tonro Lima, Kabupaten Polewali Mandar terpaksa mengonsumi kafein. Sejak berusia 6 bulan, setiap hari bayi malang ini hanya diberi kopi karena orang tua tak mampu beli susu.

“Terpaksa pak, karena tidak ada uang untuk membeli susu, setiap hari diberi kopi sebanyak empat kali, apalagi saat dia mau tidur, biasanya terus merengek kalau tidak diberi kopi,” kata sang Ibu Anita, saat dijumpai wartawan, Sabtu (14/9/2019) seperti dilansir detikcom.

Diakui Anita, setiap hari bersama sang suami Sarifuddin dirinya menggantungkan hidup dari upah bekerja sebagai pengupas daging buah kelapa. “Saat lagi musim, biasanya dalam sehari saya dan suami mampu menghasilkan uang sebanyak Rp 12.000-Rp 20.000 perhari, sangat pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.

Efek Kafein pada Anak

Secangkir kopi terdengar sempurna untuk memulai hari untuk membuat kita lebih berenergi. Namun, bagaimana jika kopi diberikan kepada bayi? Pasti akan lain dampaknya. Studi terbaru bahkan menyebutkan sebanyak 15% anak-anak di Boston, Amerika Serikat sudah terbiasa minum hingga empat cangkir kopi setiap hari karena budaya yang sudah mendarah daging di sana.

Namun, para ahli kesehatan mengatakan bayi sebaiknya jangan dulu minum kopi. Kafein yang terkandung di dalamnya berisiko menimbulkan efek negatif untuk anak di masa mendatang kelak. Bayi dan anak-anak masih membutuhkan nutrisi esensial untuk perkembangannya seperti vitamin, mineral, protein dan serat. Kopi tidak menyalurkan cukup vitamin dan mineral, selain itu juga menghambat penyerapan zat besi sehingga berisiko mengakibatkan deretan dampak negatif berikut ini. Berikut adalah dampak kafein pada bayi seperti dilansir dari berbagai sumber:

1. Sulit tidur

Minum kopi yang kian membudaya membuat banyak anak minum kopi dari mencicipi minuman orangtuanya. Namun, hal ini dapat membuat si kecil sulit tidur, terutama di malam hari.
Di samping itu, kopi mengandung kafein lima kali lebih banyak dibanding soda sehingga akan lebih baik jika bayi tidak diberikan kopi lebih dulu.

2. Diare

Anak yang terlalu banyak mengonsumsi mungkin mengalami mual, muntah, diare, kegelisahan ekstrem, wajah memerah, sering buang air kecil, pikiran tidak fokus, detak jantung meningkat dan tidak teratur.

3. Kerusakan gigi

Rasanya memang lezat, namun penting diketahui bahwa kopi juga memiliki sifat asam sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada gigi. Jika anak sudah terbiasa minum kopi sejak kecil, maka akan mengikis enamel gigi dan meningkatkan risiko sakit gigi. Jika lapisan gigi melemah, bayi dan anak-anak membutuhkan perbaikan lebih lama untuk membentuk lapisan baru

4. Nafsu makan menurun

Kopi adalah stimulan yang nyatanya dapat membuat nafsu makan menurun, sementara anak dalam masa tumbuh kembangnya tentu membutuhkan nutrisi esensial. Protein, gandum, buah dan sayuran lebih dibutuhkan daripada kopi.

5. Kerusakan tulang

Kopi bersifat diuretik dimana ia meningkatkan produksi urin. Pada anak, urin yang meningkat dapat menyebabkan defisiensi kalsium dan jika dibiarkan akan menimbulkan kerusakan pada tulang. Untuk 100 mg kafein yang masuk dalam tubuhnya, anak sudah kehilangan 6 mg kalsium dalam tubuhnya.

6. Membuat anak hiperaktif

Rasanya mungkin akan membuat anak penasaran, namun kopi juga efektif menimbulkan masalah perilaku pada anak Anda, di antaranya kecenderungan hiperaktif dan anak akan sulit berkonsentrasi.

Hal ini tentu akan berdampak saat anak sudah memasuki usia sekolah, khususnya ketika ia diharuskan memerhatikan guru dan mengikuti instruksi di sekolah. Bahkan tak menutup kemungkinan efek samping ini akan berlanjut pada kemampuan kognitif dan prestasinya di sekolah.

7. Rentan Obesitas

Penelitian telah membuktikan bahwa anak yang minum kopi dan minuman berkafein lainnya sejak berusia 2 tahun lebih rentan alami obesitas. Minuman berkafein akan membuat anak kecanduan makanan manis sehingga berisiko membuat berat badan meningkat. Sementara itu, kebiasaan ini juga memengaruhi kualitas tidur sehingga bisa membuat anak rentan alami depresi.

Bukan untuk Anak

Organisasi kesehatan besar seperti American Academy of Pediatrics menyarankan agar anak-anak di bawah usia 12 tahun tidak boleh makan atau minum makanan atau minuman yang mengandung kafein. Untuk anak-anak di atas 12 tahun, asupan kafein harus berada dalam kisaran tidak lebih dari 85 hingga 100 miligram per hari. Ini setara dengan secangkir kopi diseduh 8 ons seperti Maxwell House. Versi coffee shop yang populer mungkin melebihi jumlah kafein ini.

Menurut Poison Control Center, Sebagai perbandingan, dosis 400 hingga 500 mg per hari, atau empat atau lima cangkir kopi per hari, dapat ditoleransi bagi orang dewasa. Bahkan studi lain menyebutkan kafein hanya boleh dikonsumsi atau oleh mereka yang sudah berusia di atas 18 tahun.

Kopi untuk Atasi Kejang?

Seperti dilansir hellosehat.com, kafein dalam kopi pada dasarnya berfungsi sebagai obat stimulan, untuk merangsang sistem saraf pusat yang bisa membuat seseorang merasa lebih melek dan energik. Sesendok teh kopi yang biasanya diminumkan orang tua untuk mencegah atau mengobati kejang pada bayi, bisa menampakkan efek yang sama seperti orang dewasa.

Ketika jantung anak berdenyut lebih cepat dari biasanya, ini disebut dengan takikardia. Bayi yang mengalami takikardia biasanya memiliki denyut jantung lebih dari 160 detak per menit (bpm) ketika ia sedang berdiam diri. Padahal, denyut jantung normal pada bayi seharusnya tidak melebihi 140 bpm.

Ini bisa berlangsung selama detik, menit, atau bahkan berjam-jam. Gejala takikardia meliputi rasa pusing, lemah, dan rasa tidak nyaman di dada. Namun kadang bisa sulit untuk membedakan gejala takikardia pada anak dengan keluhan lainnya yang lebih umum.

Kafein dosis tinggi justru bisa membuat gangguan jantung dan saraf anak semakin parah, dalam hal ini kejang yang dialaminya. Padahal kejang pada anak biasanya disebabkan oleh demam tinggi. Selain memperburuk kejangnya, segala efek kafein ini juga dapat memperburuk kondisi yang mendasarinya. Untuk itu sebaiknya anak-anak khususnya bayi jangan diberi minum kopi agar tidak mendapat dampak buruknya.

Ditulis oleh : Anik Sulistyawati

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.