Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mencatat ada 1.500 laporan kekerasan seksual terhadap anak.
JEDA.ID—Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mencatat ada 1.500 laporan kekerasan seksual terhadap anak. Data itu tercatat secara nasional dari sistem informasi online KPPPA per Januari-Juni 2019.
“Sistem informasi online perempuan dan perlindungan anak, itu per Januari-Juni 2019 itu ada 1.500 laporan, khusus itu untuk laporan terkait kekerasan seksual anak,” ujar Deputi Bidang Perlindungan Anak Kemen PPPA Nahar di sela sosialisasi Internet Aman untuk Anak, di Hotel Harris Vertu, Jakarta, Kamis (5/9/2019) seperti dilansir detikcom.
Nahar menilai kasus kekerasan anak itu kebanyakan berasal dari dampak penggunaan Internet secara bebas. Oleh karena itu, ia saat ini pihaknya bekerja sama dengan lembaga terkait untuk mensosialisasikan secara masif penggunaan Internet yang aman untuk anak.
KPPPA berharap sosialisasi ini dapat diterapkan para orang tua dan guru kepada anak. Sehingga, nantinya menurut Nahar, anak usia 8 tahun sudah bisa diantisipasi dalam menggunakan Internet.
Dampak Internet
Tidak dimungkiri keberadaan Internet punya sisi positif. Internet telah secara signifikan mengubah gaya hidup kita dalam beberapa cara. Berbagai macam saluran tersedia di Internet, seperti kemudahan berbelanja, mendapatkan pekerjaan atau penghasilan, mencari informasi atau referensi, mendapatkan hiburan, dan lain-lain.
Namun di balik itu, Internet juga memiliki efek negatif kepada penggunanya terutama bagi anak-anak. Peran Internet dalam mempromosikan berita atau gambar vulgar telah merusak tradisi dan nilai-nilai positif, dan itu sangat menyedihkan.
Pada dasarnya ini adalah tanggung jawab orang tua untuk memonitor apa yang anak-anak mereka tonton dan seberapa sering mereka bermain video game dan mengakses Internet.
Menurut sebuah penelitian, lebih dari 35 juta anak berusia antara 5 dan 17 tahun saat ini memiliki akses internet, dan akses ini sering tanpa pengawasan. 1 dari 5 siswa sekolah menengah, siswa SMP dan SMA telah bertemu secara langsung dengan seseorang yang mereka kenal secara online dan tidak kenal sebelumnya, dan jumlah ini terus bertambah. Pada kenyataannya banyak kasus penipuan hingga kekerasan seksual dimulai dari kencan-kencan online.
Mengingat banyak kejahatan yang terjadi karena penggunaan Internet yang tidak tepat yaitu penculikan, perampokan, kekerasan seksual dan banyak hal negatif lain para orang tua harus sadar dan melakukan sesuatu sebelum hal buruk menimpa anak atau keluarga kita.
Statistik industri menunjukkan hampir 1 dari 3 anak yang online memiliki keterampilan teknis untuk menghindari sistem penyaringan, dan hampir 2 dari 3 anak mengaku menggunakan Internet dengan cara yang tidak aman atau tidak semestinya. Untuk itu penggunaan Internet pada anak harus dibatasi dengan beragam cara.
1. Batasi durasi dan aplikasi
Banyak anak mulai kecanduan game online atau video games. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain di depan layar komputer, ponsel, maupun TV. Maka, sebaiknya batasi kebiasaan buruk itu pada anak. Jangan sampai anak kehilangan waktu bersosialisasinya di luar.
Sangat disarankan untuk tidak memberikan smartphone ke anak, bila usia anak masih 6 atau 8 tahun. Berdasarkan hasil penelitian dan survei, usia 12 tahun atau mendekati 12 tahun adalah usia yang cocok untuk anak memiliki smartphone.
Eksposure ponsel pintar untuk anak usia 9-12 tahun bisa dimulai dengan memberikan batasan kapan anak boleh menggunakan smartphone pribadinya. Misalnya, pada Jumat sore sampai Minggu siang jam 12. Tidak boleh menggunakan smartphone saat ujian akhir semester.
2. Mudah Diawasi
Jika Anda di rumah menggunakan PC untuk mengakses Internet, usahakan posisi komputer dapat terlihat oleh semua orang, sehingga ketika anak Anda mengakses Internet Anda dapat mengawasinya.
3. Batasi Jangkauan Wifi
Jika Anda memakai Wifi di rumah, sebisa mungkin batasi jangkauan wifi, misalnya hanya bisa diakses di ruang keluarga. Hal ini berguna untuk mengontrol pemakaian Internet pada anak Anda. Bila anak masih berusia di bawah lima tahun, orang tua harus lebih tegas. Penggunaan Internet yang terlalu dini bisa berdampak negatif pada perkembangan anak.
4. Melacak penggunaan Internet
Orang tua harus memblokir situs-situs dewasa dengan menggunakan sistem Walling di koneksi Internet. Pastikan Anda juga selalu melacak penggunaan Internet anak. Orang tua juga perlu memantau dan bila perlu memberitahu aplikasi mana yang boleh didownload. Untuk anak yang suka main game aplikasi, kita bisa memberitahu, aplikasi yang free saja dan kita sudah periksa konten sesuai dengan umur anak.
5. Bermain sambil belajar
Alih-alih membiarkan anak terus bermain, Anda bisa mengarahkannya untuk bermain sambil belajar. Pilih game yang bisa melatih kecerdasan dan ketajaman otak, sehingga anak bisa belajar. Ajari anak untuk memakai gadget secara bijak dan lebih terarah. Ingat, penggunaan gadget yang berlebihan bisa berdampak buruk pada perkembangan anak.
6. Memberitahu batasan budget pulsa kuota
Dengan memberikan batasan kuota dan pulsa per bulan, kita dapat melatih anak untuk lebih bertanggung jawab dan berhati-hati dalam menggunakan smartphone.
7. Gunakan sistem parent control
Dalam pemilihan provider, sebagai orangtua harus bijak. Kita dapat mencari provider yang menawarkan program internet aman untuk keluarga atau family protection. Layanan ini memberikan kemudahan untuk orangtua dalam mengontrol aktivitas anak dalam menggunakan Internet di smartphone dan tablet mereka.
Orang tua Mama dapat memasangkan aplikasi Screen Time Parental Control yang bisa didapatkan di Android. Aplikasi ini memberikan kemudahan untuk orang tua untuk mengontrol dan membatasi durasi bermain aplikasi dan browsing internet. Aplikasi Screen Time ini berjalan di background, jadi orang tua bisa melihat berapa lama anak mengakses tiap aplikasi yang ada di smartphone atau tablet.
8. Berikan Sanksi Tegas
Apabila Anda memergoki anak Anda mengakses situs dewasa atau situs-situs yang negatif lainnya, hendaknya Anda memberikan sanksi tegas karena anak Anda sudah melanggar kesepakatan yang sudah Anda buat bersama anak Anda. Ketegasan dan konsistensi Anda dalam menegekkan peraturan sangat penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari pada anak Anda.
Itulah beragam cara mengontrol pemakaian Internet pada anak. Diharapkan anak akan terhindar dari dampak negatif Internet.