Setujukah kamu jika 20 Februari ditetapkan sebagai Hari Soto Nasional?
JEDA.ID-Tepat pada hari ini, 20 Februari 2021, dirayakan sebagai Hari Soto Nasional untuk kali pertama. Deklarasi Hari Soto Nasional ini dicetuskan oleh Henry, penikmat soto yang eksis lewat Twitternya @makanmasak.
Ya, soto merupakan salah satu kuliner khas Indonesia. Penggemar kuliner ini juga banyak. Maka, setujukah kamu jika 20 Februari ditetapkan sebagai Hari Soto Nasional? Pada Sabtu (20/2/2021), Henry mengatakan bahwa Hari Soto Nasional ini juga pernah disinggung oleh Wali Kota Semarang. Wali Kota Semarang mengajak untuk menjadikan tahun 2021 sebagai awal mulai Hari Soto Nasional.
“Banyak yang dukung, karena kan ada hari sate, hari nasi goreng atau apalah. Kenapa enggak ada hari soto. Apalagi kan Indonesia punya banyak jenis soto. Jadi, kita sepakat tanggal 20 Februari sebagai Hari Soto Nasional,” ujar Henry seperti dikutip dari detikcom, Sabtu (20/2/2021).
Baca Juga: Terancam Diblokir, Begini Cara Daftar dan Pakai Clubhouse
Bicara soal soto, kuliner berkuah gurih ini memiliki cerita panjang. Mulai dari sejarah, awal mula hingga keunikan di setiap daerah.
Dilansir dari beberapa sumber, berikut 5 fakta tentang soto nusantara:
1. Sejarah Soto
Henry menceritakan sejarah soto yang awal mulanya dibawa oleh orang China ke Indonesia. Informasi ini juga tertulis dalam penelitian yang dilakukan oleh Arya Budiyanto dan Intan Kusuma Wardhani dari Institute for Research and Community Service Petra Christian University.
Dalam penelitiannya yang bertajuk ‘Menyantap Soto Melacak Jao To Merekonstruksi (Ulang) Jejak Hibriditas Budaya Kuliner Cina dan Jawa’ (2013) tersebut mengungkap bahwa soto sebenarnya berasal dari China.
Kata ‘Soto’ sendiri merujuk pada salah satu jenis makanan China yang dalam dialek Hokkian disebut cau dom jao to atau chu tu. Dialek tersebut memiliki arti ‘jeroan dengan rempah-rempah’.
2. Awal Mula Soto Masuk Ke Indonesia
Henry menyebutkan bahwa soto masuk ke Nusantara sejak ada ke-19 atau sekitar tahun 1800-1900-an. Hal tersebut tertulis dalam buku Nusa Jawa 2: Silang Budaya Jaringan Asia (1996) milik Denys Lombard.
Dalam buku tersebut diceritakan kalau dulu para imigran dari China banyak yang ikut serta dalam kegiatan produksi di pesisir Jawa. Salah satunya dengan mendirikan rumah makan atau restoran. Usaha kuliner yang dirintis oleh orang-orang Tionghoa terbilang cukup mendominasi. Selain berbentuk warung atau restoran, juga ada yang berjualan dengan berkeliling menggunakan gerobak atau pikulan.
Baca Juga: 5 Fakta Vaksin Nusantara: Digagas Terawan, Dikritik Epidemiolog
Dari itulah soto mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Soto pertama kali dijajakan menggunakan gerobak atau pikulan. Awalnya soto dari China disajikan dengan daging babi.
3. Racikan Soto Pertama di Indonesia
Soto dari China yang awalnya menggunakan daging babi, kemudian diganti oleh masyarakat Indonesia dengan daging ayam, sapi, atau kerbau. Mengingat masyarakat Indonesia kebanyakan memeluk agama Islam.
“Karena dari China, dulu itu isiannya daging babi. Tapi kan disesuaikan dengan orang Indonesia jadi daging sapi,” ujar Henry saat dihubungi via telepon.
Lebih lanjut, Henry menuturkan bahwa dasar soto Nusantara adalah yang berasal dari Semarang. Soto Semarangan dikenal dengan kuahnya yang bening. Kemudian berafiliasi, sehingga bumbunya lebih berwarna.
“Kalau dasarnya itu kan soto Semarangan. Kuahnya bening terus berafiliasi karena kan ada pengaruh bumbu lokal, misalnya penggunaan kunyit sebagai warna khas soto,” tutur Henry.
4. Ada 75 Jenis Soto Nusantara
Dari Semarang kemudian soto dikenal oleh daerah-daerah lain di Indonesia. Tentunya soto juga banyak diadaptasi oleh setiap daerah, sehingga memiliki ciri khas tersendiri.
Henry menyebut bahwa ada sekitar 75 jenis soto di Indonesia. Hal itu juga dibenarkan oleh penelitian yang dilakukan oleh pakar kuliner tradisional Murdijati Gardjito dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Dalam penelitian yang berjudul Profil Soto Indonesia: Fakta Pendukung Soto dalam Representasi Kuliner Indonesia mengungkap setidaknya ada 75 jenis soto yang ada di 22 daerah Nusantara.
Selain itu ada 48 jenis bumbu yang digunakan untuk memasak kuliner soto tersebut. Seperti yang dituliskan oleh Henry di Twitternya. Di Sumatera ada Soto Aceh, Soto Medan, Soto Padang, Soto Tenggiri dan lainnya.
Di Jakarta ada Soto Betawi dan Soto Tangkar. Sementara di Sunda ada Soto Bandung, Soto Banten, Soto Mie, Soto Kuning. Lalu di Jawa Tengah ada Soto Pekalongan, Soto Kudung, Soto Kediri, Soto Kuali.
Baca Juga: 7 Tips untuk Atasi Klaster Keluarga Virus Corona
Di Jawa Timur ada Soto Madura, SotoLamongan, SotoAmbengan, SotoBanyuwangi dan masih banyak lagi. DiKalimantan populer Soto Banjar dan Soto Mahakam. Di Sulawesi dan Maluku ada SotoMinahasa dan Soto Kenali Maluku
5. Keunikan Mangkuk Soto
Selain sejarah dan racikannya, soto juga punya keunikan pada mangkuk yang merupakan tempat penyajiannya. Ternyata penggunaan mangkuk soto di setiap daerah berbeda-beda. Itu berkaitan dengan ukuran mangkuknya.
Henry menyebut ada soto yang disajikan dalam mangkuk kecil dan ada pula yang besar. Dalam buku 100 Maknyuss Jalur Mudik bersama pakar kuliner Bondan Winarno dan Lidia Tanod, ada tiga ukuran diameter untuk menyajikan soto.
Ada yang 12 cm, ada yang 16-18 cm dan ada pula yang 20 cm. Biasanya soto yang menggunakan mangkuk 12 cm adalah Soto Tegal, Soto Pekalongan, Soto Semarang, dan Soto Kudus.
Sementara yang menggunakan mangkok ukuran 16/18 cm ada Soto Cirebon, Soto Lamongan, dan Soto Madiun. Dan yang menggunakan ukuran 20 cm ada Soto Betawi, Soto Bandung, Surabaya dan Malang.