Hasil studi terbaru menemukan pasien gejala ringan dan OTG tidak punya kekebalan jangka panjang. Pasien gejala ringan dan OTG harus waspada.
JEDA.ID-Studi baru yang dilakukan oleh ilmuwan militer China ini perlu jadi perhatian. Pasalnya pasien gejala ringan atau orang tanpa gejala (OTG) tidak memiliki kekebalan jangka panjang terhadap virus corona baru atau Covid-19.
Dengan adanya temuan ini, pasien gejala ringan dan OTG harus lebih mewaspadai virus corona. Sebab mereka bisa terinfeksi lagi oleh virus corona.
Melansir dari SCMP, Kamis (10/9/2020), sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Ye Lilin dari Institute of Immunology of Army Medical University menemukan bahwa hanya pasien yang pulih dari kondisi parah atau sedang, yang memiliki sel kekebalan memori yang menargetkan virus SARS-CoV-2.
Sekitar 80 persen orang yang dinyatakan positif memiliki gejala ringan atau atau tanpa gejala. Terkait hal ini, banyak kekhawatiran tentang apakah mereka dapat terinfeksi kembali oleh virus dengan kemungkinan adanya gelombang virus yang bisa dapat kapan saja.
Dalam makalan yang diunggah di Medrxiv, Ye menyebut bahwa hasil penelitian ini menjadi dasar untuk merancang vaksin yang efektif secara nasional. Sebagaimana diketahui, ada lebih dari 400 vaksin yang tengah dikembangkan di seluruh dunia.
Ini Tanda Tubuh Kekurangan Olahraga, Apa Saja?
Hasil awal dari temuan menunjukkan bahwa sebagian besar kandidat vaksin dapat menghasilkan berbagai respons antibodi. Namun, pertanyaan lanjutan terus muncul seperti apakah atau berapa lama perlindungan kekebalan yang diinduksi dapat bertahan.
Para peneliti militer di China mempelajari sampel darah yang dikumpulkan dari hampir 60 pasien di Chongqing dengan berbagai kondisi dan tahapan perkembangan penyakit. Pasien dibandingkan dengan 8 sukarelawan sehat yang direktur sebelumnya.
Sel B Memori
Melansir bisnis.com, Kamis (10/9/2020), peneliti menemukan adanya perbedaan mencolok. Pasien tanpa gejala atau bergejala ringan gagal menghasilkan sel yang mampu bertahan lama dan menargetkan virus corona. Sel B memori merupakan produk sistem kekebalan, dan mampu mengenali virus serta memproduksi antibodi selama beberapa dekade.
Awas, Pesan Seperti Ini Bisa Merusak Akun Whatsapp Anda
Namun, para peneliti melihat peningkatan sel T pada pasien. Sel ini adalah jenis sel kekebalan lain yang dapat menyerang virus, tetapi tidak secara khusus menargetkan SARS-CoV-2. Ye menduga ini adalah sisa-sisa infeksi sebelumnya.
Sementara itu, pasien yang berjuang keras melawan virus corona dan mengalami kondisi parah, berdasarkan laporan memperoleh sejumlah besar sel B memori sehingga lebih siap untuk menghadang masuknya virus corona pada waktu mendatang.
Akan tetapi, pasien dengan penyakit parah ini tidak mampu menghasilkan antibodi jika ada sel T. Dalam kasus ini, respons imun pasien tidak lengkap. Ye menuturkan bahwa sel B dan sel T biasanya bekerja sama untuk menangkis serangan virus.
Para peneliti menyebut, mendorong kedua tanggapan kekebalan itu akan sangat penting bagi pengembangan vaksin untuk mencegah infeksi Covid-19 kedepannya. Beberapa negara yang tidak mampu menghentikan penyebaran wabah menyatakan bahwa populasi mereka pada akhirnya akan mendapat herd immunity.