Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengumumkan bahwa varian tersebut tumbuh lebih cepat dari varian yang sudah ada sebelumnya.
JEDA.ID- Belakangan ini varian baru corona yang ditemukan di Inggris diketahui telah menyebar ke sejumlah negara. Varian baru corona ini disebut-sebut lebih menular dan diduga menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Inggris.
Varian baru corona ini juga ditemukan di Afrika Selatan (Afsel). Temuan varian baru corona di Afsel ini memicu ledakan kasus infeksi dan kematian.
Pejabat kesehatan dan peneliti di Afrika Selatan menamai varian baru itu dengan 501.V2. Dari penelusuran, sebagian besar kasus Covid-19 di negara itu tertular mutasi tersebut.
Startup Baru Bakal Menjamur Tahun Depan, Ini Alasannya
“Ini masih sangat awal, tetapi pada tahap ini, data awal menunjukkan virus yang sekarang mendominasi gelombang kedua dan menyebar lebih cepat daripada gelombang pertama,” kata Profesor Salim Abdool Karim, ketua Komite Penasihat Kementerian pemerintah, dikutip dari AP News.
Afrika Selatan diprediksi akan melihat lebih banyak kasus akibat mutasi tersebut. Tercatat saat ini ada lebih dari 8.500 orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, melampaui sebelumnya yakni 8.300 orang yang tercatat pada bulan Agustus lalu.
Menanggapi lonjakan kasus Covid-19, pemerintah Afrika Selatan telah memberlakukan penguncian yang lebih ketat.
Rata-rata kasus baru setiap hari di Afrika Selatan meningkat lebih dari dua kali lipat selama dua minggu terakhir, dari 6,47 kasus baru per 100.000 orang pada 6 Desember menjadi 14,68 kasus baru per 100.000 orang pada 20 Desember.
Jumlah kematian juga meningkat. meningkat dengan rata-rata kematian harian di Afrika Selatan meningkat dari 0,18 kematian per 100.000 orang pada 6 Desember menjadi 0,34 kematian per 100.000 orang pada 20 Desember.
Dikutip dari detikcom, Selasa (22/12/2020), mutasi baru ini, yang berbeda dengan yang ada di Inggris, tampaknya lebih menular daripada virus aslinya. Ilmuwan Afrika Selatan sedang mempelajari apakah vaksin untuk Covid-19 juga akan menawarkan perlindungan terhadap strain baru.
Varian baru corona di Inggris tersebut diberi nama ‘VUI – 202012/01’ karena varian pertama yang diselidiki pada bulan Desember. Bahkan Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengumumkan bahwa varian tersebut tumbuh lebih cepat dari varian yang sudah ada sebelumnya.
Hati-Hati Pencarian Ini di Google Bisa Bikin Berurusan dengan Polisi
“Analisis awal menunjukkan bahwa varian ini tumbuh lebih cepat dari varian yang sudah ada,” ujar Hancock. Ia mengatakan lebih dari 1.000 kasus telah diidentifikasi di 60 wilayah otoritas lokal yang berbeda.
Berikut beberapa negara yang melaporkan varian baru virus Corona yang ditemukan di Inggris.
Kepala teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove menyebut bahwa varian baru Corona ini juga ditemukan di Denmark dan Belanda.
“Kami memahami bahwa varian ini telah diidentifikasi juga di Denmark, di Belanda dan ada satu kasus di Australia dan tidak menyebar lebih jauh di sana,” katanya kepada BBC dalam wawancara yang direkam sebelumnya.
Berikut dua negara lainnya yang melaporkan temuan mutasi baru corona.
1. Italia
Varian baru Corona yang ditemukan di Inggris ini sudah masuk ke negara lain, salah satunya Italia. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya seorang pasien Corona di negara tersebut yang tertular virus varian ini.
Virus Corona di Makanan, Ini Cara Memasak Produk yang Terkontaminasi
“Italia telah mendeteksi seorang pasien yang terinfeksi jenis baru virus corona yang juga ditemukan di Inggris,” kata kementerian kesehatan pada Minggu, dikutip dari Reuters.
Diketahui, pasien tersebut baru kembali dari Inggris beberapa hari terakhir. Ia mendarat di bandara Fiumicino Roma dan saat ini tengah menjalani isolasi.
2. Australia
Australia juga mendeteksi adanya varian virus Corona baru dari Inggris tersebut. Dua pelancong dari Inggris yang terbang ke negara bagian South Wales, Australia, ditemukan ‘membawa’ varian virus tersebut.
Saat ini, kedua pelancong tersebut sedang menjalani karantina. Pihak otoritas kesehatan setempat juga menyebut bahwa kasus ini tidak ada kaitannya dengan lonjakan kasus yang terjadi di Sydney.
Selain dua negara tersebut, Kepala teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove menyebut bahwa varian baru Corona ini juga ditemukan di Denmark dan juga Belanda.
“Kami memahami bahwa varian ini telah diidentifikasi juga di Denmark, di Belanda dan ada satu kasus di Australia dan tidak menyebar lebih jauh di sana,” katanya kepada BBC dalam wawancara yang direkam sebelumnya.