Oalah, ternyata masa kedaluwarsa vaksin Covid-19 jenis Sinovac dan AstraZeneca adalah segini. Kamu penasaran?
JEDA.ID — Kapan sih vaksin Covid-19 jenis Sinovac dan AstraZeneca masuk masa kedaluwarsa?
Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi dari Badan POM, Lucia Rizka Andalusia, sebagaimana telah diberitakan Solopos.com pada Kamis (25/3/20210), menjelaskan kedua vaksin tersebut dibuat pada akhir 2020 dan tergolong baru.
“Untuk vaksin Covid-19 kita ketahui masih baru dan diproduksi akhir 2020. Pengujian stabilitas industri farmasi menunjukkan data kestabilan selama tiga bulan. Dengan data tersebut Badan POM memberikan batas kedaluwarsa vaksin Covid-19 selama enam bulan, baik Sinovac maupun Astrazeneca,” terang dia.
Baca Juga: Deretan Artis yang Suka Nonton Ikatan Cinta, Siapa Saja Ya?
Dengan masa kedaluwarsa vaksin selama enam bulan itu, Jubir Pemerintah untuk Vaksinasi dari Bio Farma, Bambang Heriyanto mengatakan tantangan terbesarnya ada pada proses distribusi. Apalagi vaksin Covid-19 ini diproduksi dalam jumlah massal.
“Sejak kedatangan vaksin Covid-19 pertama kali, Bio Farma sudah mendistribusikan vaksin ke 34 Provinsi di seluruh Indonesia. Sebetulnya Indonesia sudah puluhan tahun menjalankan vaksinasi. Hanya saja untuk vaksinasi COVID-19 ini jumlahnya memang jauh lebih besar, tantangannya mungkin ada di kapasitas rantai pasokan dingin di fasilitas pelayanan Kesehatan,” jelas Bambang.
Baca Juga: 5 Lokasi di Solo Ini Cocok untuk Spot Foto Kece Hlo, Yakin Gak Mau ke Sini?
Meski begitu, sepanjang jalur distribusi Badan POM terus berperan aktif. “Ada 34 UPT Badan POM di Provinsi dan 40 Loka POM di Kabupaten yang akan mengawal di sepanjang jalur distribusi vaksin Covid-19 agar kondisi vaksin tersebut tetap bermutu dan disimpan dengan baik,” ungkap Lucia.
16 Juta Dosis Sinovac Datang Lagi
Sebagaimana diketahui, pada Kamis (25/3/2021) Indonesia kembali kedatangan 16 juta dosis vaksin Covid-19 jenis Sinovac dalam bentuk bahan baku. Dengan tambahan 16 juta dosis itu, pemerintah tercatat telah memperoleh vaksin Sinovac sebanyak 53,5 juta dosis.
“Dari total 53,5 juta dosis ini diperkirakan akan menjadi 43 juta dosis karena ada waste test. Sejak kedatangan vaksin bulk [bahan baku] pertama, kita sudah memulai proses produksi dan sampai hari ini sudah menjadi 24 batch atau sekitar 24 juta dosis dan sudah didistribusikan sebanyak 17 juta dosis. Datangnya 16 juta dosis hari ini akan memperpanjang proses produksi vaksin Covid-19 ini nanti,” ujar Bambang.
Baca Juga: Jangan Sembrono! Pola Asuh Seperti Ini Bikin Anak Jadi Keras Kepala
Bambang mengatakan waste taste dalam proses produksi bahan baku vaksin menjadi vaksin merupakan hal yang lumrah. Sehingga tidak aneh apabila jumlah bahan baku yang masuk dan jumlah vaksin yang diproduksi berkurang beberapa persen.