Serangan jantung masih menjadi penyakit paling mematikan di dunia saat ini. Setiap orang berisiko untuk mengalaminya.
JEDA.ID – Serangan jantung masih menjadi penyakit paling mematikan di dunia saat ini. Setiap orang berisiko untuk mengalaminya.
Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke bagian otot jantung tiba-tiba hilang. Biasanya hal ini disebabkan oleh zat-zat berbahaya yang menyumbat arteri koroner yang bertugas mengangkut darah ke organ-organ vital.
Tanpa cukup darah dan oksigen, otot jantung dapat rusak parah. Oleh karena itu, menjadi penting mengenal tanda dan gejala potensial dari penyakit jantung ini.
Tak banyak orang menyadari kalau mereka menderita penyakit jantung. Sebab, tanda-tandanya pun kerap tidak jelas dan berbeda pada masing-masing orang.
Salah satu tanda yang jarang disadari bisa dilihat dari kaki yang bengkak. Medline Plus dilansir Bisnis.com dari Express.co.uk mengatakan retensi cairan di kaki dikenal sebagai edema perifer. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter apabila kaki anda tiba-tiba bengkak tanpa alasan yang jelas.
Namun untuk pengenalan awal apakah kaki bengkak tersebut terkait jantung atau tidak, bisa dengan menekas satu jari ke pergelangan kaki atau tulang kering. Lihat apakah setelah ditekan meninggalkan penyok pada titik tersebut.
Cara ini dikenal sebagai “pitting edema” dan merupakan indikator yang baik untuk menentukan apakah pembengkakan tersebut terkait gagal jantung kongestif. Edema bisa menjadi tanda gagal jantung karena jantung tidak dapat memompa.
Cairan dari dalam pembuluh darah cenderung mengarah ke jaringan di sekitarnya. Pergelangan kaki dan kaki ini adalah area umum untuk edema karena efek gravitasi.
Seluk Beluk Budi Daya dan 5 Negara Penghasil Kurma Terbesar di Dunia
Tidak Selalu Terkait Jantung
Dr Carl Orringer, associate professor of medicine dan direktur Preventive Cardiovascular Medicine dan LDL Apheresis Programs di University of Miami, mengatakan bahwa tanda-tanda seperti pembengkakan pergelangan kaki atau penambahan berat badan tidak selalu terkait dengan penyakit jantung.
“Tetapi secara bersamaan dengan gejala lain penyakit jantung. Penelitian laboratorium, riwayat keluarga, merupakan bagian penting dalam membuat diagnosis penyakit jantung atau gagal jantung,” tuturnya.
Edema perifer mungkin disebabkan oleh sejumlah masalah. “Intinya adalah bahwa kebanyakan orang dengan edema perifer tidak memiliki penyakit jantung, tetapi itu bisa menjadi tanda penting jika ada tanda lain dan gejala gagal jantung,” tambah Orringer.
National Health Service (NHS) menjelaskan gejala serangan jantung dapat termasuk nyeri dada yaitu ketika dada terasa seperti ditekan atau diperas oleh benda berat dan rasa sakit dapat menyebar dari dada ke rahang, leher, lengan dan punggung.
“Gejala lain termasuk sesak napas, merasa lemah atau pusing, atau keduanya atau perasaan cemas yang luar biasa,” tulis NHS dalam laporannya.
Penting untuk diketahui bahwa tidak semua orang mengalami nyeri dada yang parah. Ini terutama terjadi pada banyak wanita dan rasa sakitnya sering ringan dan masalah pencernaan.
Kapan Harus ke Dokter?
Akhir-akhir ini, banyak terdengar artis yang meninggal karena penyakit jantung. Menjaga kesehatan jantung sangat penting untuk menciptakan hidup yang sehat dan panjang umur.
Tenaga medis menyarankan untuk memeriksakan kesehatan jantung sejak usia 20 tahun. Artis yang meninggal karena penyakit jantung adalah Ashraf Sinclair, Didi Kempot dan ayah Nikita Willy, Hendry Willy Syam.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Vito Anggarino Damay menuturkan jika di usia 20 tak ada masalah di jantung maka Anda disarankan kembali memeriksakan jantung lima tahun kemudian.
“Kalau usia 30 tahunan atau di atas 40 tahun sebaiknya setahun sekali. Kalau terdeteksi ada darah tinggi atau kolesterol tinggi bisa cek berkala sesuai kondisinya,” kata dia dalam diskusi via daring, Rabu (6/5/2020) seperti dilansir Bisnis.com.
Menurut Vito, pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain melalui wawancara medis, EKG atau alat rekam listrik jantung, foto X-ray dada atau yang dikenal awam sebagai foto rontgen.
“Pemeriksaan fisik dan wawancara medis oleh dokter bisa menemukan adanya kebocoran klep jantung, sekat jantung, gangguan irama jantung, tanda lemah jantung atau kecurigaan penyakit jantung koroner,” tutur dia.
Musik Campursari, Bermula dari Siaran RRI hingga Era Digital Kini
Sesuai Kondisi
Nantinya jika diperlukan, ada pemeriksaan lain yang diperlukan sesuai kondisi. Vito mengatakan, pemeriksaan jantung setidaknya bisa bisa membuat Anda lebih sadar kesehatan dan kondisi tubuhnya.
Kemudian, mengenai masalah henti jantung yang diduga dialami penyanyi Didi Kempot sebelum menghembuskan napas terakhirnya beberapa waktu lalu, penyebabnya beragam termasuk serangan jantung.
“Walaupun demikian, memang henti jantung mendadak pada umumnya disebabkan serangan jantung bila tidak ada penyebab lain yang memungkinkan. Contoh orang infeksi berat, kecelakaan, kehabisan darah juga ujungnya henti jantung ketika meninggal tapi bukan disebabkan serangan jantung,” papar dia.
Vito menjelaskan, henti jantung merupakan kondisi saat jantung tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai pompa yang efektif, dan dengan demikian tidak terjadi sirkulasi darah yang cukup untuk memberikan suplai ke otak dan jaringan tubuh.
Penanganan pada mereka yang mengalami henti jantung dokter bisa dengan CPR atau RJP, pada dasarnya pijat jantung luar dan bantuan napas buatan.
Sebelum mengalami masalah jantung, seseorang umumnya mengalami gejala seperti sakit dada, sesak napas, berdebar-debar, pingsan, kaki bengkak dan gejala ini bisa muncul bersamaan.