Bila ada gigi yang kurang rapi, bisa dirapikan oleh dokter gigi spesialis merapikan gigi (ortodontis), namun bukan dengan memotong atau kikir gigi.
JEDA.ID–Selebritas Elly Sugigi menunjukkan penampilan barunya setelah memotong beberapa gigi. Ely Sugigi pun mengakui memotong sedikit bagian gigi depannya tersebut. Memotong atau kikir gigi kerap dilakukan untuk merapikan gigi.
Keputusan Ely memotong beberapa gigi di bagian depan itu diakui untuk mempercantik diri. ”Bukan tidak bersyukur dari Allah, tapi dengan hinaan orang netizen yang suka ngatain maka aku mempercantik diri. Tidak apa-apa kan, tidak dosa. Aku potong sedikit, tuh cakep kan,” ujar Ely Sugigi dalam sebuah video yang diunggahnya pada Instagram Story miliknya.
Penampilan baru Ely Sugigi setelah melakukan potong gigi pun jadi sorotan. Tak sedikit pula netizen yang memberi pujian terhadap penampilan barunya. Kikir gigi memang bisa menambah penampilan seperti yang diinginkan, namun bukan berarti tanpa risiko.
Dokter gigi Dio Nella di laman pribadinya pernah menjawab pertanyaan apakah memotong gigi yang tidak rapi dan terlalu panjang diperbolehkan. Dia menyatakan hal itu tidak boleh dilakukan.
57% Penduduk Indonesia Pernah Sakit Gigi
Dia mengatakan gigi terdiri atas beberapa lapis. Lapisan paling luar dan paling keras adalah enamel atau email. Lapisan ini akan berhadapan langsung dengan makanan. Lapisan ini juga memiliki fungsi melindungi lapisan di bawahnya.
”Pemotongan gigi atau sering disebut dengan pangur atau kikir, bisa menyebabkan lapisan enamel ini terbuang dan lapisan di bawahnya terlihat. Padahal lapisan di bawah enamel, yaitu dentin, tidaklah sekeras enamel, dan terdiri dari pori-pori yang terdapat banyak ujung syaraf di dalamnya,” tulis dia.
Lebih Sensitif
Dia mengatakan ada dampak negatif dari kikir gigi yang mungkin timbul. Misalnya gigi menjadi lebih sensitif karena di dalam dentin terdapat banyak ujung syaraf yang sensitif terhadap pencetus rasa nyeri.
Selain itu, gigi menjadi lebih mudah keropos karena dentin lebih rapuh dibanding enamel jika terkena asam yang ditimbulkan oleh proses pembusukan sisa-sisa makanan. Dia sebenarnya gigi memang memiliki bentuk dan ketinggian yang tidak sama karena fungsinya juga berbeda-beda.
Bila ada gigi yang kurang rapi, bisa dirapikan oleh dokter gigi spesialis merapikan gigi (ortodontis), namun bukan dengan memotong atau kikir gigi. ”Tapi untuk tujuan lain misalnya penyambungan gigi yang patah, masih mungkin dilakukan pemotongan permukaan yang tidak rata supaya lebih mudah dalam penyambungan gigi tersebut,” sebut dia.
Sedangkan drg. Arma Sastra Bahar sebagaimana dikutip dari Detikcom mengatakan hal yang perlu diperhatikan dalam kikir gigi adalah ketebalan dari email gigi. Email gigi yang berkurang akan membuat gigi lebih cepat rusak.
Arma menuturkan jika setelah dikikir lapisan gigi yang tersisa masih jauh dari pulpa (bagian tengah gigi yang terdiri atas saraf dan pembuluh darah), hal ini tak masalah untuk dilakukan.
Ketika RUU KUHP Mengancam Eksistensi Tukang Gigi
”Kalau setelah dikikir hasilnya dekat dengan bagian pulpa gigi maka bisa berbahaya. Karena jaringan tersebut terbuka akan membuat gigi lebih sensitif, mudah bolong serta sangat rentan terkena infeksi yang nantinya bisa berakibat pada kerusakan gigi itu sendiri,” ujar dia.
Dia mengatakan kikir gigi harus dilakukan oleh dokter atau orang yang ahli. Jika ketebalan dari email ini tidak memungkinkan untuk dikikir, maka sebaiknya kikir gigi tidak dilakukan.
Arma menyatakan jika ingin melakukan kikir agar gigi terlihat rapi, sebaiknya dipertimbangkan kembali manfaat dan kemungkinan kerugian yang bisa didapat.