Efek buruk kesehatan dapat dirasakan para korban ledakan yang menghirup gas dari asap amonium nitrat, seperti berisiko mengalami iritasi, radang pernapasan, hingga kematian.
JEDA.ID – Efek buruk kesehatan dapat dirasakan para korban ledakan yang menghirup gas dari asap amonium nitrat, seperti berisiko mengalami iritasi, radang pernapasan, hingga kematian.
Peristiwa ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020), disebabkan oleh amonium nitrat. Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 135 orang dengan melukai sekitar 5.000 orang dan diduga bertambah selama proses pencarian di antara puing-puing.
Seperti dilansir dari Liputan6.com, Kepala Keamanan Umum Lebanon Abbas Ibrahim mengungkap pemicu ledakan dahsyat. Berdasarkan hasil investigasi, ungkap Ibrahim, ledakan itu berasal dari 2.700 ton amonium nitrat. Bahan kimia tersebut disimpan di pelabuhan Beirut sebelum dikirim ke Afrika.
Bahan Peledak Industri Pertambangan
Amonium nitrat adalah garam amonium yang berasal dari asam nitrat, zat korosif yang beracun jika terhirup. Bahaya amonium nitrat ini diduga dapat menyebabkan ledakan apabila ditimbun terlalu lama.
Amonium nitrat berupa padatan putih seperti kristal yang dibuat dalam jumlah besar di industri.
Penggunaan terbesarnya adalah sebagai sumber nitrogen untuk pupuk, tetapi juga digunakan untuk membuat bahan peledak dalam industri pertambangan.
“Anda tidak akan menemukan amonium nitrat di tanah,” jelas Andrea Sella, profesor kimia di University College London dikutip dari BBCnews.com.
Dilansir dari Sky News, ammonium nitrat memiliki rumus kimia NH4NO3, yang berbentuk padatan kristal putih alami yang sangat larut, lebih dikenal sebagai saltpetre.
Senyawa ini larut dalam air. Tidak mudah terbakar tetapi akan dapat terjadi, jika terkontaminasi dengan bahan yang mudah terbakar. Ia juga dapat mempercepat pembakaran bahan yang mudah terbakar.
Selama pembakaran, ammonium nitrar akan menghasilkan nitrogen oksidan yang sifatnya beracun.
Amonium nitrat melepas gas beracun
Dilansir dari Liputan6.com, profesor kimia University College London, Andreas Sella menjelaskan, ketika amonium nitrat meledak terjadi pelepasan gas beracun, termasuk nitrogen dioksida dan gas amonia.
Sesaat setelah terjadinya ledakan pada Selasa, muncul awan berwarna oranye-merah. Ini disebabkan adanya kandungan nitrogen dioksida, yang sering dikaitkan dengan polusi udara.
“Jika tidak ada banyak angin, maka itu bisa menjadi bahaya bagi orang-orang di dekatnya,” jelas Sella, dikutip dari BBC News, Kamis (6/8/2020).
Berikut ini efek yang timbul dari Amonium Nitrat dilansir dari Liputan6.com dan sumber lain.
Dijuluki Paris Timur Tengah, Ini 5 Fakta Menarik Kota Cantik Beirut
1. Timbulnya Iritasi dan terganggunya sistem pernapasan
Tingginya kadar nitrogen dioksida dapat menjadi masalah bagi para korban ledakan Beirut yang memiliki masalah pernapasan, yakni timbulnya iritasi, sistem pernapasan yang meradang, batuk dan mengi yang memburuk.
2. Timbul peningkatan asma dan kardiovaskular
Fungsi paru-paru berkurang dan peningkatan serangan asma, menurut American Lung Association. Paparan nitrogen oksida juga dikaitkan dengan masalah kardiovaskular, berat badan lahir rendah pada bayi baru lahir, dan risiko kematian bayi prematur yang lebih tinggi.
Nitrogen dioksida biasanya dibuat tatkala bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, gas atau diesel, terbakar pada suhu tinggi. Dalam hal ini, kendaraan menjadi sumber terbesar dalam kehadiran nitrogen dioksida.
3. Sakit Kepala hingga kejang-kejang
Tingkat nitrogen dioksida tinggi juga bisa timbulkan sakit kepala, pusing, perasaan geli di tubuh, dan gelisah. Kondisi ini bisa meningkatkan denyut jantung, tekanan darah naik, koma, mati lemas, dan kejang-kejang.
4. Merusak Sel Tubuh
Sementara itu, gas amonia termasuk gas korosif yang dapat merusak sel-sel tubuh. Kadar amonia yang tinggi di udara dapat menyebabkan mata, hidung, tenggorokan, dan saluran pernapasan seseorang terbakar.
Menghilangkan Strech Mark di Tubuh dengan Cara Alami
5. Kebutaan bahkan kematian
Akibatnya, terjadi kebutaan, kerusakan paru-paru, dan kematian. Ketika dihirup pada tingkat yang lebih rendah, gas amonia dapat membuat seseorang batuk, iritasi tenggorokan, dan hidung.
“Ini jelas ledakan yang sangat signifikan. Dan jumlah kematian yang dilaporkan kemungkinan jauh lebih tinggi daripada yang diidentifikasi saat ini,” papar Konsultan dan dosen klinis senior bidang Kedokteran Australian National University, David Caldicott, dilansir Liputan6.com.