Dua program kartu sakti Jokowi merupakan pengembangan dari program sebelumnya yang diperlengkap dan anggarannya ditambah.
JEDA.ID–Selama masa kampanye Pilpres 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkali-kali memperkenalkan tiga kartu sakti yang menjadi dijalankannya mulai 2020. Kini Jokowi-Ma’ruf Amin tinggal menunggu pelantikan, bagaimana dengan 3 kartu sakti Jokowi yang kenalkan saat kampanye?
Tiga kartu yang menjadi senjata kampanye pilpres yaitu Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kartu Pra Kerja, dan Kartu Sembako Murah. Dalam RAPBN 2020, tiga program itu telah dimasukkan untuk dibahas pemerintah dan DPR.
Kini APBN 2020 telah digedok DPR dan akan dijalankan pada tahun mendatang. Berikut gambaran anggaran tiga kartu sakti Jokowi yang akan berlaku pada 2020.
KIP Kuliah
KIP Kuliah menjadi kartu sakti Jokowi hasil pengembangan dari program yang sudah ada yaitu Bidik Misi. Bila sebelumnya penerima program Bidik Misi mencapai 398.000 mahasiswa, lewat KIP Kuliah menjadi 818.000 mahasiswa.
”Dalam tahun 2020, sasaran penerima KIP Kuliah mencapai 818.000 mencakup lanjutan Bidik Misi 398.000 mahasiswa dan penerimaan mahasiswa baru 420.000 mahasiswa,” sebagaimana tertulis di laman Kemenkeu yang dikutip, Jumat (4/10/2019).
Disebutkan KIP Kuliah ditujukan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi lulusan SMA tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi. Jurusan yang diutamakan di perguruan tinggi negeri adalag vokasi/poltek/sarjana program studi sains dan teknologi.
Ada beberapa kriteria yang ditetapkan agar bisa menerima kartu sakti Jokowi ini. Di antaranya lulusan pemegang KIP, diterima di PTN/PTS/prodi terakreditasi A/B, dan dari keluarga tidak mampu dan penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
Bantuan yang diberikan adalah Rp2,4 juta/semester untuk biaya kuliah dan Rp4,2 juta/semester untuk biaya hidup. Artinya tiap tahun penerima KIP Kuliah mendapatkan bantuan Rp13,2 juta. Bila ditotal, anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp10,8 triliun.
Kartu Pra Kerja
Kartu Pra Kerja merupakan kartu yang diberikan kepada pencari kerja atau pekerja untuk mendapatkan layanan pelatihan vokasi (skilling dan re-skilling) dan/atau sertifikasi kompetensi kerja.
Pemberian kartu ini bertujuan untuk peningkatan produktivitas pencari kerja, dengan inovasi implementasinya melalui platform (digital) bagi pencari kerja (khususnya anak muda) dan yang sedang bekerja (alih profesi/korban PHK).
Target penerima kartu sakti Jokowi ini adalah 2 juta orang yang terdiri atas peserta digital 1,5 juta orang dan 500.000 peserta reguler. Peserta digital bisa memilih jenis pelatihan melalui platform digital (Gojek, Tokopedia, Jobstreet dll).
Sedangkan pelatihan reguler mengikutu pelatihan di LPK pemerintah (termasuk BLK), LPK swasta, dan TC industri. Total anggaran dari Kartu Pra Kerja mencapai Rp10 triliun.
Kartu Sembako Murah
Kartu Sembako Murah yang akan berlaku mulai 2020 merupakan modifikasi dan pengembangan program yang sudah berjalan selama ini yaitu bantuan pangan nontunai (BPNT) ataupun beras sejahtera (rastra).
Bila pada 2019 lalu program BPNT digelontor sekitar Rp20 triliun, pada 2020 naik menjadi Rp28,1 triliun. Kartu sakti Jokowi ini akan menyasar 15,6 juta keluarga penerima manfaat.
Selama ini penerima BPNT mendapatkan bantuan Rp110.000/bulan untuk membeli beras dan telur, pada 2020 lewat kartu ini bantuannya menjadi Rp150.000/bulan. Bantuan itu digunakan untuk membeli beras, telur, dan bahan pangan lainnya.
Kemenkeu menyebut Kartu Sembako Murah ini bertujuan mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin dalam memenuhi kebutuhan pangan serta meningkatkan ketepatan sasaran.
Itulah tiga kartu sakti Jokowi yang anggarannya sudah dimasukkan dalam APBN 2020. Jadi kita nantikan bukti pelaksanaan program itu sesuai janji kampanye.