Orang lansia lebih rentan tertular virus corona atau Covid-19 dan berisiko mengalami kematian.
JEDA.ID- Orang lanjut usia (lansia) lebih rentan tertular virus corona atau Covid-19 dan berpotensi pada kematian. Tingkat kematiannya di Indonesia 78 persen.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan kasus positif dikontribusikan oleh masyarakat dengan usia 31 tahun-45 tahun sebesar 31,3 persen. Sedangkan, kasus meninggal paling tinggi terjadi pada usia lebih dari 45 tahun dengan tingkat 78 persen.
Dokter Spesialis Geriatri RSUD Hasan Sadikin Bandung Lazuardhi Dwipa mengatakan bahwa populasi lansia terutama menjadi kelompok yang sangat rentan terhadap penularan Covid-19. Peningkatan risiko dan kasus makin tinggi apabila penderita Covid-19 punya komorbid.
“Beberapa penyakit penyerta tidak menular yang bisa meningkatkan risiko antara lain seperti hipertensi, diabetes, paru kronis, jantung, dan banyak penyakit lain,” kata Lazuardhi seperti dikutip dari bisnis.com, Senin (3/8/2020).
Dia menjelaskan bahwa lansia lebih rentan terhadap penularan penyakit, tak hanya Covid-29 karena sudah terjadi penurunan fungsi dari berbagai organ di dalam tubuh, misalnya otak, jantung, paru, ginjal, sistem imunitas, dan darah.
Selain itu, jelas Lazuardhi, kinerja organ tubuh juga sudah menurun, termasuk cadangan fisiologisnya. Cadangan fisiologis ini biasanya bekerja ketika tubuh sedang dalam kondisi stres atau sakit, tapi ketika baik fungsi dan cadangannya menurun, tubuh akan mengalami kegagalan fungsi organ.
“Itu kenapa lansia lebih cepat drop dibandingkan dengan usia dewasa atau anak muda. Kalau usia lebih muda kan kerja organnya belum berat, cadangan fisiologisnya masih banyak, ketika sakit dia masih bisa bekerja lebih keras untuk sampai sembuh,” terangnya.
Begitu pula dengan sistem imunitas tubuh, baik yang bawaan maupun yang adaptif. Sistem imun bawaan adalah yang berasal dari sel-sel di dalam tubuh yang berfungsi membunuh virus maupun bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Sementara sistem imun adaptif adalah yang berasal dari pemberian vaksin dan imunisasi.
“Secara sel kalau lansia sudah berkurang, fungsinya juga berkurang, kemampuan dari menghasilkan zat dan yang dihasilkan [imun] ini juga berkurang, ini kenapa orang tua cenderung lebih rentan,” imbuhnya.
Penularan Corona Meluas Karena Klaster Presimtomatik, Apa Itu?
Kemudian, hal yang lain pada lansia selain komorbid adalah kondisi kekurangan gizi dan ketidakcukupan nutrisi karena penurunan selera makan, kemampuan makan, dan mendapatkan makanan, atau ada penyakit komorbid lain yang mempengaruhi proses makan.
“Sering pasien lansia ini kurang gizi, akan secara tidak langsung juga akan menyebabkan lemahnya sistem imunitas tubuh, pertahanan tubuh akan sangat lemah sekali,” jelasnya.
Gejala Berbeda-Beda
Gejala Covid-19 pada orang lanjut usia atau lansia yang terinfeksi bisa berbeda-beda.
Dokter Spesialis Geriatri RSUD Hasan Sadikin Bandung Lazuardhi Dwipa menjelaskan ada beberapa hal tak umum atau atipikal yang muncul pada pasien infeksi virus corona yang sudah lansia, terutama pada usia 70 tahun ke atas.
Seperti diketahui, gejala umum untuk penderita Covid-19 antara lain batuk kering, sesak napas, dan demam tinggi.
“Misalnya lansia terkena infeksi paru, mengenalnya ada gejala batuk disertai dengan dahak atau disertai darah, demam, dan sesak. Itu biasanya yang khas, tapi kalau lansia, terutama yang renta bisa saja gejalanya berbeda, mungkin saja lansia kena infeksi pneumonia gejalanya bisa tidak tampak,” kata dia, Senin (3/8/2020).
Beberapa gejala awal Covid-19 di antarnya adalah adanya penurunan nafsu makan, terjadi 5L (lemah, lesu, letih lunglai, lemas) dan justru belum ada gejala seperti batuk, sesak dan demam.
“Ketika stage-nya sudah lanjut baru gejalanya tampak. Kalau sudah ada gejalanya kondisinya justru sudah berat, bisa jadi sudah terjadi kegagalan organ. Kalau menunggu sampai ada gejalanya, penanganannya sudah terlambat,” kata dia.
Khasiat Black Sapote, Buah Langka yang Punya Rasa Puding Cokelat
Apabila gejala awal dibiarkan, jelas Lazuardhi, pasien juga bisa mengalami gangguan kesadaran, bisa nampak tertidur terus, bicaranya tidak nyambung, loncat-loncat, dan tidak terorganisir.
“Gejala lainnya ini orang lansia tidak bisa memusatkan perhatian lama, dan sifatnya fluktuatif, kadang membaik, kadang ngaco, sampai halusinasi. Perubahannya mendadak dan onset-nya akut. Ini disebut sebagai sindrom kegawatdaruratan geriatri,” jelasnya.
Pada masa timbulnya gejala ini, suhu pasien ada kemungkinan naik sedikit, sehingga ketika dipegang oleh orang awam bisa jadi hanya terasa hangat biasa.
“Jadi kalau kena infeksi pneumonia, termasuk Covid-19, jangan mengharapkan nunggu ada gejala. Ini penting untuk selalu menggunakan kacamata yang berbeda kalau berhadapan dengan pasien geriatri, terutama yang usianya di atas 70,” tegasnya.