• Thu, 25 April 2024

Breaking News :

Keheranan Ilmuwan tentang Indonesia Tak Tersentuh Corona

Wabah virus corona belum juga reda. Jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona di seluruh dunia sudah mencapai 908 orang

JEDA.ID- Wabah virus corona belum juga reda. Jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona terus bertambah. Korban tewas akibat corona di Tiongkok daratan secara keseluruhan bertambah menjadi 908 sampai akhir pekan kemarin. Itu berdasarkan catatan Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, Senin (10/2/2020).

Di tengah kekalutan dunia menghadapi ganasnya virus corona, angin segar berembus. Sedikitnya 3.281 orang dinyatakan berhasil sembuh. Seperti dilansir media nasional China Global Television Network dan CNN, Senin, data terbaru dari Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) hingga Minggu (9/2/2020) tengah malam waktu setempat, menyatakan total 40.171 kasus virus corona terkonfirmasi di wilayah China daratan. Lebih dari 300 kasus lainnya terkonfirmasi di lebih dari 20 negara.

NHC melaporkan ada 3.062 kasus baru yang dilaporkan pada Minggu waktu setempat. Sekitar 2.618 kasus virus corona di antaranya terkonfirmasi di wilayah Provinsi Hubei, yang menjadi pusat wabah ini. Dilaporkan bahwa total saat ini ada 29.631 kasus virus corona di Provinsi Hubei.

Laporan NHC juga menyebut bahwa 632 pasien virus corona dinyatakan sembuh pada Minggu waktu setempat. Dengan demikian, kini sudah 3.281 pasien virus corona yang dinyatakan sembuh di wilayah China daratan, dengan 1.795 pasien di antaranya ada di wilayah Provinsi Hubei.

Pasien di Malaysia Sembuh

Di Malaysia, seorang laki-laki warga negara Tiongkok berusia 63 tahun dilaporkan sembuh dari virus corona. Dia sebelumnya menjalani perawatan di ruang isolasi Hospital Kuala Lumpur karena virus corona.

Dirjen Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah mengatakan korban yang merupakan kasus ke-10 positif virus tersebut telah diberi perawatan dengan pengawasan terus-menerus. Kakek itu sembuh dengan sendirinya, tidak menggunakan obat antivirus. “Dua tes ulang virus corona yang dijalankan berturut-turut kepada yang bersangkutan pada 7 dan 8 Februari 2020 adalah negatif. Pasien selanjutnya diperbolehkan pulang pada Minggu petang ini,” katanya dalam laman Facebook-nya, Minggu (9/2/2020).

Noor menyampaikan penghargaan kepada seluruh tim di Hospital Kuala Lumpur yang telah memberi perawatan yang terbaik kepada pasien. “Juga kepada Kantor Kesehatan dan Kantor Kesehatan Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur dan Putrajaya yang terlibat dalam penyelidikan, verifikasi kontak dan langkah pencegahan serta pengamanan untuk mencegah penularan,” katanya.

Pada waktu yang sama Noor Hisham juga mengatakan seorang wanita warga negara Malaysia berumur 65 tahun pada hari yang sama disahkan positif terjangkit virus corona.”Penambahan satu kasus lagi ke pusat Pusat Kesiapsiagaan dan Respons Krisis [CPRC] Kementerian Kesehatan Malaysia [KKM] tersebut menjadikan 17 kasus positif dilaporkan sejauh ini dan 12 darinya merupakan warga China,” katanya seperti dilansir Antara.

Membantah Laporan

Virus corona yang merebak dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok (2019-nCoV) seharusnya sudah ditemukan atau menyebar ke Indonesia, demikian hasil sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan oleh para ilmuwan dari Universitas Harvard, Amerika Serikat pekan ini.

Meski demikian penting diingat bahwa penelitian yang terbit di jurnal medRxiv pada Rabu (5/2/2020) itu, belum ditinjau atau dievaluasi oleh para ilmuwan lain. Biasanya dalam proses yang disebut peer-review akan ditemukan kelemahan dalam sebuah penelitian. Studi ini meneliti tentang kemungkinan atau potensi menyebarnya virus Corona ke negara lain di dunia berdasarkan jumlah perjalanan atau penerbangan dari Wuhan ke negara tersebut.

Hasil analisis dalam penelitian itu, misalnya dengan cukup tepat memprediksi jumlah kasus virus Corona di Vietnam dan Singapura. Sementara di Thailand dan Kamboja, demikian menurut para ilmuwan itu seperti dilansir The Guardian, jumlah kasus infeksi virus Corona seharusnya lebih besar dari yang saat ini dilaporkan.

Belum Ada Kasus

Di Tanah Air sampai saat ini belum ada kasus penularan virus Corona, meski hubungan antara Indonesia dengan Tiongkok sangat erat baik dalam bidang ekonomi maupun pariwisata. Tiongkok adalah penyumbang turis terbanyak di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

“Indonesia belum melaporkan satu pun kasus [penularan virus Corona] dan menurut kami, seharusnya sekarang sudah ada beberapa kasus,” kata Marc Lipsitch, ilmuwan dari Universitas Harvard yang terlibat dalam studi itu kepada ABC. Pada akhir Januari lalu, dua media Australia melaporkan bahwa Indonesia belum memiliki alat tes yang layak untuk mendeteksi virus corona dan karenanya ada kemungkinan virus mematikan tersebut sudah masuk ke Tanah Air.

Laporan itu disusun dengan mengutip keterangan dari Amin Soebandrio, kepala Lembaga Eijkman di Bandung, Jawa Barat. Lembaga Eijkman sendiri adalah salah satu institusi di Tanah Air yang terlibat langsung dalam upaya mendeteksi orang-orang yang diduga tertular virus corona.

Tetapi pada pekan ini Amin, usai mengikuti rapat di Istana Presiden, Jakarta, membantah laporan tersebut. Ia mengatakan bahwa Indonesia sudah punya alat yang cukup untuk mendeteksi penularan virus Corona. “Alat sudah cukup, reagennya sudah ada, jadi pemberitaan di luar itu tidak benar,” kata Amin saat ditemui di Kantor Staf Presiden (KSP) Jakarta, Kamis (6/1/2020).

Penjelasan Kemenkes

Di saat virus corona atau novel coronavirus (2019-nCoV) sudah menyebar di 24 negara di berbagai benua. Hebatnya Indonesia masih berstatus zero corona atau belum ada satupun yang terkonfirmasi positif. Harusnya fakta ini disyukuri, tapi sayangnya masih saja ada yang meragukan Indonesia mendapat status bersih dari corona. Mengingat sebelumnya ada sebanyak 150.000 WNA asal Tiongkok masuk ke Indonesia setiap tahunnya.

Secara gamblang dan terperinci Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono menjelaskan Indonesia sudah bekerja maksimal mendeteksi dan mengantisipasi virus corona yang berasal dari Wuhan, Tiongkok ini. Anung menjabarkan dalam konteks penyakit atau virus seperti ini ada 3 hal yang harus diperhatikan yakni host (orang), agent (penyakit atau virus) dan environment (lingkungan).

1.Faktor Host (orang)

Jika berbicara host atau orang Indonesia, seperti diungkap Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, daya tahan tubuh setiap orang berbeda-beda. Termasuk juga etnis yang diterpa penyakit di tiap daerah berbeda-beda dengan kemampuan daya tahan tubuhnya.

“Kekebalan tubuh orang per orang, etnis satu dengan yang lain pada penyakit karena agen tertentu itu berbeda-beda. Inilah yang terus kita monitor, kita ketahui lebih lanjut. Apakah karena faktor-faktor inilah kemudian di Indonesia sampai detik ini tidak ditemukan,” terang Anung dalam teleconference di Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2020) seperti dilansir suara.com.

2. Faktor Agent atau Virus

Faktor kedua, yakni terkait agent atau virus maupun penyakitnya. Dan corona itu termasuk virus baru. Meski begitu sudah banyak diketahui ciri dan sifat virus ini. Seperti mati pada suhu di atas 70 derajat, cara penularan, cara mendeteksi, dan sebagainya.

3. Faktor Lingkungan

Selanjutnya environment atau faktor lingkungan di Indonesia misalnya, memiliki suhu tropis atau panas dan hampir banyak orang keluar rumah dan terpapar matahari, juga bisa jadi salah satu penyebaran virus tidak mudah. Tapi sayangnya, ini masih dicari tahu lebih lanjut. “Hidupnya masyarakat lebih banyak di luar ruangan. Apakah ini juga ada pengaruhnya terhadap [infeksi]. Semua harus kita scientific [diteliti],” tutur Anung.

Meski dari ketiga itu ada berbagai hal yang mungkin harus dievaluasi dan dicek kembali ialah pengetesan secara teknis. Seperti alat yang mumpuni, misalnya cara pengambilan sampel, cara pengetesan, hingga cara menaruh sampel sendiri yang bisa mempengaruhi keakuratan hasil.

“Tapi ini gambaran umum, kami tidak menemukan hal-hal semacam ini terjadi dalam proses yang sekarang dijalankan. Kami masih meyakini sampai dengan saat ini belum ada orang yang terkena infeksi novelcorona virus di Indonesia,” jelas Anung gamblang.

Ditulis oleh : Anik Sulistyawati

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.