• Thu, 21 November 2024

Breaking News :

Kanker Payudara Tertinggi di RI, Mumpung Hari Kanker Sedunia Ayo Kembali Peduli

Kanker masih menjadi salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia.

JEDA.ID-Jumlah penderita kanker payudara tertinggi di Indonesia jika dibandingkan jenis kanker lain. Pada penduduk wanita Indonesia, kanker payudara juga menempati posisi tertinggi dibandingkan kanker serviks misalnya.

Nah mumpung 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia, mari kita bangun kesadaran lagi terhadap bahaya kanker. Simak ulasannya di info sehat dan info kesehatan kali ini tentang kanker payudara.

Menurut data Globocan pada 2020, kanker payudara masih menjadi kanker tertinggi yang paling banyak dialami wanita di Indonesia.

“Di sini [kanker payudara] ada sekitar 30,8 persen, diikuti kanker leher rahim, kemudian kanker ovarium, kolorektum, tiroid, dan kanker-kanker lain,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes , Cut Putri Arianie, seperti dikutip dari Liputan6.com, Kamis (4/2/2021), dalam temu media virtual terkait Hari Kanker Sedunia Tahun 2021.

Sementara pada pria, kanker paru menjadi jenis yang paling banyak dialami jenis kelamin ini, diikuti kolorektum, liver, nasofaring, prostat, dan kanker lainnya.

Baca Juga: Ini Paspor Terkuat dan Terlemah untuk 2021, Indonesia Masuk Mana?

“Kalau digabungkan keduanya [kanker pria dan wanita], maka kanker payudara masih yang tertinggi, kemudian diikuti kanker leher rahim, kanker paru, dan kolorektum,” ujarnya.

Pada anak usia 0 sampai 19 tahun, Cut Putri mengungkapkan bahwa leukemia menjadi kanker yang paling banyak dialami di Indonesia, baik pada perempuan dan laki-laki. “Insiden kanker anak 2,3 persen dari seluruh kanker di Indonesia,” ujarnya.

Cut Putri mengatakan bahwa International Agency for Research on Cancer memperkirakan, di 2040 terdapat 29,5 juta kasus baru kanker dengan 16,3 kematian.

“Diperkirakan setiap 1,1 detik ada orang terdiagnosis kanker, dan setiap dua detik ada yang meninggal,” ujarnya.

Ia menambahkan, berdasarkan data Biaya Penyakit Katastropik BPJS Kesehatan dari 2014 hingga 2019, kanker merupakan peringkat kedua pembiayaan terbesar setelah penyakit jantung yaitu sekitar 17,3 triliun.

“Kalau dilihat dari tahun 2014 hingga 2019, total yang dikeluarkan untuk penyakit tidak menular hampir Rp102 triliun dan kanker masih merupakan pembiayaan nomor dua terbesar,” kata Cut Putri.

Menurutnya kanker masih menjadi salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. Cut Putri Arianie mengimbau agar pelayanan kanker tetap bisa berjalan di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pergi Belanja Aman Saat Pandemi, Bagaimana Supaya Tidak Tertular Corona?

Cut Putri mengatakan bahwa di masa pandemi Covid-19, Kemenkes mendorong agar semua pengambil kebijakan tidak semata-mata fokus pada penanganan Covid-19.

“Penanganan terhadap penyakit penyerta termasuk kanker harus menjadi bagian yang terintegrasi karena ini adalah komorbid, dengan fatality rate yang cukup tinggi di kelompok PTM,” kata Cut Putri.

Selain itu, Cut Putri juga mengatakan bahwa ketersediaan akses layanan kesehatan esensial terutama pengobatan dan tindakan rutin kanker adalah hal yang penting untuk tetap dilakukan.

Nah mumpung Hari Kanker Sedunia 2021 yang mengambil tema sama seperti perayaan tahun kemarin yaitu I Am and I Will, tak ada salahnya kita mulai membuka mata terhadap kanker, terutama kanker payudara. Deteksi dini kanker payudara bisa mencegah kefatalan dan meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan untuk berobat. Deteksi sejak dini  kanker payudara stadium 1.

Kanker payudara stadium 1 merupakan kanker payudara stadium awal, di mana muncul benjolan kanker berukuran 2 cm atau lebih kecil pada payudara. Benjolan ini masih belum menyebar ke kelenjar getah bening di bagian ketiak atau struktur lain di sekitar payudara.

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang berbahaya bagi wanita, setelah kanker serviks. Sel kanker akan tumbuh dan menyerang jaringan payudara Anda, misalnya saluran keluar air susu, lobulus (pabrik penghasil air susu), bersama jaringan penunjang lainnya seperti jaringan lemak. Sejauh ini belum diketahui penyebab pasti kanker payudara, satu hal yang diketahui adalah penyakit ini muncul karena adanya kerusakan sel dan perubahan sifat genetik pada jaringan payudara.

Penyebab Risiko Tinggi

Beberapa hal kerap dikaitkan dengan meningkatnya risiko terjadi kanker payudara pada wanita. Faktor risiko ini meliputi gaya hidup tidak sehat seperti kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, usia di atas 50 tahun, obesitas, paparan radiasi, gangguan hormon, usia menstruasi pertama kali di bawah 12 tahun, menopause pada usia lebih tua, dan faktor keturunan. Seorang wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara jika terdapat riwayat kanker payudara pada keluarganya.

Baca Juga: Begini Standar Baru Untuk Keselamatan Kerja Selama Covid-19

Ciri-Ciri Kanker Payudara yang Perlu Anda Kenali

Memiliki risiko atau tidak, tentu tidak ada salahnya untuk mengenali ciri-ciri kanker payudara, terutama kanker payudara stadium 1. Hal ini bertujuan sebagai antisipasi agar Anda tidak terlambat untuk mengobatinya. Ciri-ciri kanker payudara stadium 1 di antaranya:

Ciri-ciri Kanker Payudara yang Perlu Anda Kenali

Memiliki risiko atau tidak, tentu tidak ada salahnya untuk mengenali ciri-ciri kanker payudara. Terutama kanker payudara stadium 1. Agar jika sel kanker tersebut tumbuh, Anda tidak terlambat untuk mengobatinya. Berikut ini adalah ciri-ciri kanker payudara stadium 1 yang perlu Anda ketahui.

1. Munculnya benjolan di payudara
2. Benjolan pada payudara merupakan salah satu pertanda awal munculnya kanker payudara. Benjolan ini tidak selalu terasa sakit. Meski demikian, tidak semua benjolan yang muncul pada payudara bersifat kanker. Benjolan ini dapat teraba saat Anda melakukan pemeriksaan pribadi di rumah.
3. Warna kulit payudara berubah
4. Perubahan warna ini terkadang disalahartikan dengan infeksi. Padahal, jika Anda tidak yakin dengan benjolan yang muncul di dalam payudara, perubahan warna kulit sudah cukup untuk membuat Anda lebih waspada. Pada tahap ini, kulit payudara akan menjadi kemerahan seperti terjadi iritasi, tekstur dan warna kulit seperti kulit jeruk, dan permukaan kulit area payudara yang terkena kanker tampak berlekuk-lekuk, serta terjadi penebalan kulit.

Baca Juga: Studi: WFH Kenakan Piama Bikin Kesehatan Mental Buruk

5. Puting terasa sakit
6. Ciri-ciri dari kanker payudara stadium 1 lainnya adalah dengan munculnya perubahan pada bagian puting, misalnya puting mengeras atau nyeri pada puting. Mungkin juga keluar cairan tidak normal dari puting atau puting melesak ke dalam.
7. Muncul benjolan pada ketiak
8. Meski disebut kanker payudara, bukan berarti benjolan di bawah ketiak yang Anda temui tidak ada hubungannya dengan kanker ini. Jaringan payudara meluas hingga di bawah ketiak. Inilah mengapa kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah bening di bawah ketiak.

Guna mengenali ciri-ciri kanker payudara stadium 1 di atas, cobalah untuk rajin melakukan SADARI atau Pemeriksaan Payudara Sendiri setiap bulan. Rajin melakukan SADARI juga dapat membantu Anda mengenali tekstur jaringan payudara sendiri, sehingga Anda mampu merasakan kejanggalan pada payudara dan dapat diperiksakan sedini mungkin. Pemeriksaan dini kanker payudara meliputi pemeriksaan fisik payudara ke dokter, serta mammografi atau USG payudara. Waktu terbaik melakukan SADARI adalah sepekan setelah menstruasi berakhir.

 

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.