Menjaga kesehatan mata anak selama proses belajar online sangat penting. Ada banyak cara untuk menjaga kesehatan mata anak.
JEDA.ID-Kesehata mata anak bisa terganggu selama masa pandemi Covid-19 ini. Kesehatan mata anak bisa terganggu lantaran selama pandemi anak belajar secara online di rumah.
Di Indonesia jumlah pelajar yang harus bersekolah secara online mencapai 68 juta orang, dengan porsi terbesar dari jenjang sekolah dasar (SD), yaitu sebesar 28,5 juta siswa. Kebijakan KBM online membuat pelajar dari berbagai umur untuk terus menerus berinteraksi melalui layar elektronik.
Sejak sistem sekolah online diterapkan, terdapat peningkatan penggunaan gadget yang sangat signifikan, terutama untuk smartphone 76 persen, laptop 45 persen, dan Smart TV sebanyak 34 persen. Seperti diketahui, penggunaan layar yang terlalu lama bisa mengakibatkan sindrom kelelahan mata digital atau asthenopia dan meningkatkan risiko mata minus alias miopia, terutama pada anak-anak.
Galaksi Bima Sakti dan Andromeda Akan Bergabung Suatu Hari Nanti
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara kelima dengan jumlah peningkatan angka miopia pada anak-anak terbanyak, yaitu 17,2 persen pada 2050. Hal ini disebabkan karena kebiasaan anak-anak yang terlalu sering bermain gim, belajar, dan membaca melalui komputer dan layar ponsel.
Oleh sebab itu, untuk mencegahnya, dibutuhkan kesadaran dari orang tua untuk menjaga kesehatan mata anak sejak dini. Apalagi, mata anak yang telah mengalami mata minus (miopia) memiliki risiko lebih tinggi untuk penyakit yang lebih serius di masa depan, seperti glaukoma, katarak, dan gangguan retina.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mata anak selama sekolah online dari rumah:
1. Menjaga jarak antara mata anak dan layar minimal 30 cm.
Tips ini penting untuk menjaga kelenturan mata. Ketika melihat sesuatu dari jarak dekat atau kurang dari 30 cm, otot mata cenderung terkontraksi dan bekerja terus-menerus, sehingga lama-kelamaan lensa mata akan semakin cembung dan berakhir dengan mata rabun jauh.
2. Menerapkan metode 20:20
Setiap 20 menit anak menatap layar, ajak mereka beristirahat selama 20 detik dan melihat objek yang jauh, dengan jarak minimal 6 meter. Hal ini berguna untuk melatih kelenturan mata dan mengurangi keletihan mata digital.
3. Belajar dengan posisi duduk yang tegak
Salah satu penyebab kerusakan mata adalah karena terbiasa membaca atau belajar dengan posisi tiduran, sehingga menghalangi cahaya masuk secara optimal. Untuk itu, posisi duduk tegak merupakan posisi ideal untuk menunjang cara kerja mata anak.
4. Mengatur pencahayaan ruangan
Agar anak bisa belajar daring dengan nyaman dan untuk menjaga kesehatan matanya, usahakan untuk memberikan pencahayaan yang cukup pada ruang belajar. Hindari sudut yang gelap dan berbayang, karena akan memaksa mata bekerja lebih keras selama berjam-jam.
5. Nyalakan filter blue light alias sinar biru pada gawai
Semua layar elektronik, baik itu komputer, smartphone, maupun TV, memancarkan sinar biru yang berbahaya bagi retina mata dalam jangka panjang. Tidak hanya menyebabkan mata cepat letih, paparan terhadap sinar biru secara terus menerus bisa meningkatkan risiko anak terkena glaukoma dan penyakit retina.
Ketahui Tips Membeli Laptop Bekas Berkualitas, Supaya Tidak Kena Tipu
Oleh karena itu, pastikan untuk menyalakan fitur filter sinar biru pada semua gawai yang digunakan anak.
6. Rutin memberikan vitamin khusus untuk kesehatan mata anak
Sama seperti sistem imunitas tubuh, kesehatan mata anak juga perlu dijaga dengan rutin mengkonsumsi vitamin. Formula Eyevit Syrup teruji secara klinis mampu mengatasi mata lelah, perih dan pandangan kabur akibat terlalu lama sekolah online di depan layar komputer.
7. Periksakan mata anak secara teratur
Untuk memastikan bahwa mata anak berfungsi secara optimal, periksakan kesehatan mata anak secara teratur, minimal enam bulan sekali. Jika mendapati anak yang kesulitan melihat obyek dalam jarak jauh, maka mereka perlu dibawa ke dokter mata segera untuk mendapatkan kacamata atau alat bantu, agar minus tidak bertambah secara signifikan.