• Mon, 29 April 2024

Breaking News :

Bila Tiap Rumah Wajib Pelihara Ayam

Jika patokannya populasi, sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir karena populasi yang pelihara ayam di Indonesia cukup tinggi.

JEDA.ID–Memelihara ayam di tiap rumah menjadi solusi yang ditawarkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk mengatasi stunting. Ayam pelihara di rumah itu akan menghasilkan telur yang harapkan mendongkrak gizi dan menangkal stunting.

”Tetap programnya Isi Piringku, hanya kemampuan lokal makanan lokal yang perlu diperkuat lagi. Makanya seperti saya katakan, perlu setiap rumah itu ada ayam sehingga telurnya itu bisa untuk anak-anaknya,” kata Moeldoko di Jakarta, Jumat (15/11/2019), sebagaimana dikutip dari Detikcom.

Kenangan masa kecil mantan Panglima TNI itu sebagai gambarannya. Dulu, kata Moeldoko, satu telur bisa dimakan banyak orang, tapi kini kondisi telah berubah.

”Kalau zaman saya dulu waktu kecil, satu telur ayam bisa sampai 6 orang atau 4 orang. Sekarang nggaklah. Bisa satu anak satu telur ayam. Ikan, sayur-mayur, tempe, yang penuh protein. Ikan-ikan di daerah pantai perlu digerakkan,” kenang Moeldoko.

Berpijak dari pernyataan Moeldoko itu, kira-kira seberapa banyak ayam bila tiap rumah harus pelihara ayam? Bila patokannya populasi, sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir karena populasi yang pelihara ayam di Indonesia cukup tinggi.

Data Kementerian Pertanian memprediksi pada 2018 ada 181,75 juta ekor ayam ras petelur. Jumlah itu sudah lebih dari separuh penduduk Indonesia. Meski memang sebagian besar jutaan ekor ayam ras dipelihara di peternakan.

Jumlah ayam akan kian melonjak bila ditambah ayam buras yang mencapai 310,96 juta ekor. Ayam ras pedaging yang jumlahnya paling banyak yaitu 1,89 miliar ekor.

Bila dilihat per wilayah, populasi yang pelihara ayam ras petelur tidak merata. Misalnya, di Jatim populasi ayam jenis ini mencapai 47,46 juta ekor atau lebih banyak daru jumlah penduduknya yang sekitar 39 juta orang.

Atau Sulawesi Selatan yang dihuni sekitar 8,9 juta orang, namun populasi ayam ras petelurnya mencapai 12,42 juta ekor. Kondisi berbeda terjadi di provinsi lain seperti Jawa Barat.

Populasi yang pelihara ayam ras petelur yaitu sekitar 15,71 juta ekor, sedangkan penduduknya sekitar 48 juta orang. Kondisi semacam ini juga terjadi di beberapa provinsi lain.

Produksi Telur

pelihara ayam petelur

Ilustrasi produksi telur (Freepik)

Bagaimana dengan produksi telurnya? Dalam setahun ayam ras petelur di Indonesia menghasilkan 1,64 juta ton telur. Sedangkan ayam buras yang ada bisa menghasilkan 226.900 ton telur.

Bila urusan populasi tidak terlalu menjadi masalah karena total yang pelihara ayam sebenarnya banyak, namun urusan konsumsi berbeda. Kementan mencatat rata-rata orang Indonesia mengonsumsi 2 butir telur ayam ras dalam sepekan.

Ketika konsumsi telur cukup baik, namun tidak untuk konsumsi daging. Misalnya konsumsi daging ayam ras hanya sekitar 0,1 kg sepekan. Untuk jenis daging lainnya jauh lebih kecil.

Masalah yang lain bila tiap rumah harus pelihara ayam adalah ketersediaan lahan. Ini yang disoroti anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay.

“Program pencegahan stunting semestinya dirumuskan secara sungguh-sungguh. Program setiap rumah perlu memiliki ayam dinilai terlalu mengada-ada, bahkan terkesan agak lucu. Selain itu, terkesan menyederhanakan masalah,” kata Saleh.

Dia pesimistis permasalahan stunting bisa dicegah dengan setiap rumah memiliki ayam. Salah satu faktor ketidakyakinan politikus PAN itu yakni keterbatasan lahan.

Pernyataan Saleh itu cukup beralasan karena masalah stunting ini punya banyak faktor. Kementerian Kesehatan menyebut stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

Ini menyebabkan anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1.000 hari pertama kelahiran).

Ini disebabkan rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani. Pada 2018, satu dari tiga anak Indonesia mengalami stunting.

Ditulis oleh : Danang Nur Ihsan

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.