• Wed, 24 April 2024

Breaking News :

Baru Sembuh dari Covid-19? Ini Hal Penting yang Harus Diperhatikan

Berdasarkan hasil penelitian penyintas memiliki antibodi setidaknya enam bulan setelah terinfeksi.

JEDA.ID-Pasien yang baru sembuh dari Covid-19 tentu merasa senang. Tapi jangan langsung dihajar tubuhnya ya, ada sejumlah hal yang harus dilakukan pasien setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Lalu hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan pasien yang baru sembuh dari Covid-19? Simak ulasannya di info sehat dan info kesehatan kali ini. Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. RA Adaninggar, mengatakan walaupun boleh beraktivitas seperti sedia kala, penyintas Covid-19 disarankan tidak memaksakan diri apabila masih merasakan lemas.

“Lakukan bertahap,” katanya dalam akun Instagram @ningzsppd seperti dikutip dari Bisnis.com, Jumat (5/2/2021).

Apabila masih mengalami gejala sisa, disarankan agar mantan pasien Covid-19 itu melakukan kontrol rutin ke dokter sesuai gejalanya.

Baca Juga: Shinkansen Berubah Jadi Tempat Kerja, Kereta Malam Berhenti Beroperasi

Ya, beberapa pasien mungkin mengalami long Covid-19. Gejala sisa ini kata Adaninggar tidak menular dan oleh sebab itu mereka tetap boleh beraktivitas seperti biasa. “Disesuaikan toleransi badan,” tuturnya.

Sejauh ini belum ada penanganan khusus terhadap long Covid-19, hanya ditangani dengan pengobatan suportif dan sesuai gejala.

Dia menerangkan semua penderita Covid-19 ringan atau berat bisa mengalami gangguan organ dan menjadi long Covid-19. Akan tetapi tidak semua pasti mengalami.

Pada usia muda dan berisiko rendah, sekitar 70 persen mengalami gangguan 1 atau lebih organ dalam waktu 4 bulan setelah sembuh.

Beberapa gangguan organ yang bisa terjadi berupa rash kulit, kerontokan rambut, gangguan konsentrasi, gangguan tidur, gangguan pembaruan/pengecapan, fibrosis paru, keradangan jantung, hingga gangguan ginjal.

Adaninggar melanjutkan, jika tidak ada gejala, penyintas boleh melakukan check up rutin untuk melihat ada tidaknya gangguan organ yang terjadi akibat Covid-19.

Baca Juga: 6 Jenis Kanker Pada Anak, Lakukan Deteksi Dini Sebelum Terlambat!

Sementara itu, penyintas Covid-19 tidak perlu memeriksa swab PCR berkala bila tidak ada indikasi reinfeksi. “Curiga reinfeksi bila muncul gejala baru lagi, gejala yang masih ada memburuk, atau ada kontak erat baru,” tutur Adaninggar.

Dia menerangkan penyintas Covid-19 sangat bisa terinfeksi kembali virus tersebut. Semua tergantung sistem imun tubuh, jumlah keganasan virus, serta lingkungan yang mendukung.

Setelah sembuh, antibodi dan sel memori tidak bertahan selamanya. Kadarnya menurun setelah 60 hari dan ada yang bertahan hingga 6-8 bulan. Mutasi virus yang banyak terjadi juga bisa menganggu respon pengenalan antibodi yang bersifat spesifik.

Oleh karena itu, mereka tetap harus menerapkan protokol kesehatan walaupun sudah sembuh. Yakni menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas.

Menjaga imunitas juga penting dengan makan-makanan bergizi, cukup tidur, olahraga teratur, menghindari rokok dan alkohol, manajemen stress yang baik, dan vaksinasi bila ada kesempatan.

Kabar baik lainnya bagi pasien yang baru sembuh dari Covid-19 adalah penyintas memiliki antibodi setidaknya enam bulan setelah terinfeksi. Data itu terungkap dari sebuah penelitian baru yang melibatkan lebih dari 20.000 orang yang pernah terinfeksi covid-19.

Sekitar 88% peserta yang dites positif terinfeksi sebelumnya mempertahankan antibodi selama enam bulan, menurut laporan oleh UK Biobank, database biomedis utama. Jumlahnya 99% dalam tiga bulan.

Baca Juga: Ngeri, Ada 4.000 Varian Virus Corona Menyebar di Dunia

Hasilnya mengikuti penelitian lain yang lebih kecil yang menunjukkan tingkat kekebalan setelah infeksi alami selama setidaknya 6 bulan. Pejabat kesehatan mengatakan masih belum jelas berapa lama perlindungan melalui vaksin dapat bertahan, dan munculnya galur virus yang bermutasi dapat berarti suntikan mungkin perlu diperbarui secara berkala untuk mempertahankan kemanjurannya.

Studi tersebut berlangsung dari akhir Mei hingga awal Desember, berdasarkan sampel darah bulanan dan data tentang gejala potensial dari peserta Biobank, anak dan cucu mereka yang sudah dewasa. Demikian dilansir dari Bloomberg.

Gejala paling umum yang terkait dengan antibodi terhadap Covid adalah hilangnya indera perasa dan penciuman, yang dilaporkan oleh 43% peserta. Sekitar seperempatnya sama sekali tidak menunjukkan gejala.

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.