• Sun, 28 April 2024

Breaking News :

Angka Kematian Covid-19 Indonesia Tinggi, Apa Penyebabnya?

Apa penyebab angka kematian Covid-19 di Indonesia begitu tinggi? Epidemiolog dari Universitas Udayana, Bali mengungkap alasannya.

JEDA.ID — Kira-kira apa penyebab angka kematian Covid-19 tinggi di Indonesia?

Ahli virologi dan molekuler biologi, Universitas Udayana, Bali, Prof I Gusti Ngurah Mahardika menjelaskan penyebab angka kematian Covid-19 yang tinggi di Indonesia ada beberapa.

Baca Juga: 5 Artis Indonesia yang Kini Jadi PNS, Siapa Saja?

Ia mengatakan salah satu penyebabnya adalah sasaran vaksinasi yang belum menyentuh angka 50 persen.

Efek vaksinasi Covid-19 akan terlihat terhadap laju penyebaran Covid-19 jika masyarakat yang divaksin mencapai 50 persen.

Baca juga: Geger Videonya Buka Baju, Ini Dia Profil Artis Maria Vania

Dia mencontohkan, di negara yang capaian vaksinasi Covid-19 di atas 50 persen, seperti Amerika Serikat dan Inggris, angka kematiannya rendah meski lonjakan kasus positif kembali tinggi.

Sedangkan di Indonesia sendiri, berdasarkan data Kemenkes, baru 8 persen penduduk Indonesia yanng menerima vaksin Covid-19 secara lengkap, baik dosis pertama maupun kedua.

Baca Juga: 5 Penyakit yang Bisa Muncul Pasca Idul Adha, Waspada ya!

“Jadi masih jauh dari herd immunity atau kekebalan kelompok,” jelas dia seperti dikabarkan Solopos.com pada Sabtu (24/7/2021).

Pada kesempatan itu, ia juga menyinggung soal efektivitas vaksin Covid-19. Ia mengakui vaksinasi tidak membuat seseorang bebas dari paparan Covid-19.

Baca Juga: Bikin Geger karena Rangkap Jabatan, Ini Dia Profil Rektor UI Ari Kuncoro

Namun, dengan vaksinasi bisa menurunkan risiko berat atau bahkan kematian. “Untuk itu amat penting untuk divaksin untuk mengurangi risiko berat,” ujarnya.

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan kepada penduduk DKI Jakarta pada kurun waktu 12 Januari sampai 8 Juli 2021, dari 3,21 juta yang telah menerima dosis pertama ada 15.088 tetap terinfeksi Covid-19 atau 0,47%. Yang tidak bergejala sebanyak 8.051 orang dan yang memiliki gejala 6.658 orang. Adapun pasien yang meninggal dunia sebanyak 50 orang atau 0,0016 persen.

Baca Juga: Adakah Hukum yang Mengatur Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha?

Adapun dari yang telah menerima vaksin dosis kedua sebanyak 1,94 juta dosis, yang tetap terinfeksi sebanyak 1.896 atau sekitar 0,1 persen. Dari jumlah tersebut 837 tidak bergejala dan sebanyak 1,055 bergejala. Sementara yang meninggal dunia sebanyak 4 orang atau 0,0002%.

Baca Juga: 3 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak di Masa Pandemi

Ditulis oleh : Nugroho Meidinata

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.