• Sun, 24 November 2024

Breaking News :

Yang Sama & Beda dari Jokowi dan Gibran saat Awal Maju Pilkada

Pada 2005, Gibran Rakabuming Raka sempat menentang keinginan Jokowi yang akan maju dalam Pilkada Solo 2005.

JEDA.ID–Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, mendaftarkan diri sebagai calon wali kota Solo di Kantor DPD PDIP Jawa Tengah atau Panti Marhaen, Kota Semarang, Kamis (12/12/2019).

Gibran berangkat dari Solo ke Semarang dengan diiringi ratusan pendukungnya. Mereka datang dengan menumpang 20 bus. Begitu turun dari bus, pendukung Gibran dari berbagai kelompok itu langsung meneriakan kata-kata “Gibran Solo 1”.

Sambil berteriak, mereka juga menenteng poster berbentuk wajah Gibran. Mereka juga menari di halaman depan Panti Marhaen sambil diiringi musik.

“Jumlahnya mencapai ratusan. Ada 20 bus, satu bus membawa 40 orang pendukung,” ujar salah seorang pendukung Gibran dari Bara JP, Harry Budi, sebagaimana dikutip dari Solopos.com.

Annas Maamun, Sawit, dan Grasi Jokowi

Upaya Gibran agar bisa maju dalam Pilkada Solo 2020 itu mengingatkan kembali awal mula Jokowi masuk dalam kancah politik hingga akhirnya ikut dalam Pilkada Solo 2005.

Terdapat beberapa hal yang menarik saat awal mula Jokowi akan ikut pilkada. Ada beberapa yang sama dengan Gibran, namun ada yang berbeda.

Bermula dari Pengusaha

Jokowi Gibran

Jokowi saat masih jadi pengusaha (Facebook)

Jokowi dan Gibran sama-sama memiliki latar belakang pengusaha saat awal masuk dalam kancah politik. Awalnya, Jokowi merupakan pengusaha mebel.

Dia juga mengawali karier organisasi profesional sebagai Ketua Komda Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Komda Solo Raya pada 2002.

Sepak terjang Jokowi mengurusi asosiasi yang bergerak di industri perkayuan dan kerajinan itu menjadi pembuka untuk terjun ke dunia politik. Moncer memimpin Asmindo Solo Raya, Jokowi didorong sejumlah kalangan untuk maju dalam pilkada pada 2005, pilkada pertama di Kota Solo.

”Tokoh-tokoh masyarakat itu menilai Pak Jokowi itu orangnya menonjol, sederhana, enggak ambisi, rendah hati, dan lain sebagainya. Mereka menggangap figur ini pas untuk kultur Solo. Karena banyak diminta, Pak Jokowi curhat dan makin galau,” kenang pengusaha asal Solo David R. Wijaya sebagaimana dikutip dari Liputan6.com.

Jadwal Lengkap Pilkada 2020 di 270 Daerah

Sedangkan Gibran seperti sudah banyak diketahui merupakan pengusaha di beberapa sektor. Selain mengurusi katering dan gedung serbaguna Graha Saba Buana, Gibran juga punya beberapa usaha lainnya seperti Markobar, Goola, Mangkok Ku, sampai aplikasi Kerjaholic.

Gibran kemudian mendapat dukungan dari 26 organisasi sukarelawan untuk maju dalam Pilkada Solo 2020.

”Sebanyak 26 organisasi sukarelawan tergabung dalam komunitas Kagege. Kami terus menggalang dukungan dengan melakukan pendekatan door to door, pengumpulan tanda tangan dan pengadaan spanduk,” ujar Juru Bicara Komunitas Kancane Gibran Gess (Kagege), Imelda Yuniati, sebagaimana ditulis Solopos.com.

Kendaraan Politik

jokowi

Kejutan ulang tahun Jokowi di Pemkot Solo pada 2012 (Solopos)

Jokowi dan Gibran awalnya sama-sama merupakan pengusaha sehingga tidak punya kendaraan politik secara langsung untuk maju dalam pilkada.

David R. Wijaya mengisahkan setelah semua sepakat Jokowi maju dalam PIlkada Solo 2005, kendaraan politik menjadi tantangan berikutnya.

Dia mengisahkan kekuatan politik terbesar di Solo dalam PDIP. Jokowi dan tim kemudian melakukan penjajakan ke sejumlah partai politik seperti PKS dan PAN.

Dua partai setuju, Jokowi menjadi calon wali kota, namun untuk urusan calon wakil wali kota tidak sepakat karena sama-sama menyodorkan kader masing-masing.

Jejak Dinasti dari Kediri dan Bupati Terkaya

”Sedangkan dari PDIP ada Pak Rudy [sapaan Ketua DPC PDIP Solo F.X. Hadi Rudyatmo] sebagai calon wakilnya. Itu sebuah tawaran yang luar biasa. Artinya sebuah bargaining yang cukup baik. Akhirnya, pasangan Pak Jokowi dan Pak Rudy ini masuk dan direstui oleh Bu Mega,” kata dia.

Sedangkan Gibran saat berminat ingin ikut pilkada langsung menjatuhkan pilihan ke PDIP. Dia sempat datang ke Kantor DPC PDIP Solo untuk mendaftar sebagai anggota. Dia pun sudah mengantongi kartu tanda anggota (KTA) partai itu.

Dia pun kemudian mendaftar sebagai calon wali kota ke DPD PDIP Jawa Tengah. ”Pagi ini kita berkumpul di sini bukan hanya untuk mengantar seorang Gibran mendaftar di DPD PDIP Jawa Tengah di Semarang. Tapi kali ini kita berkumpul di sini, kita disatukan oleh cita-cita yang sama. Apa yang menyatukan kita? Cita-cita agar Solo melompat lebih maju,” kata Gibran saat hendak mendaftar.

Restu Keluarga

Jokowi Gibran

Gibran meminta restu dari neneknya, Sudjiatmi (Istimewa/Tim Gibran)

Jokowi dan Gibran punya cerita berbeda mengenai restu keluarga saat awal mereka akan ikut pilkada. Keluarga Jokowi awalnya tidak setuju bila Jokowi maju dalam kompetisi elektoral di pilkada 2005.

Detikcom yang sempat mengutip buku Jokowi Memimpin Kota Menyentuh Jakarta karya Alberthiene Endah menuliskan setelah mendapatkan dorongan dari sejumlah pihak agar ikut pilkada, Jokowi melakukan salat istikharah meminta petunjuk Allah.

Kemudian ia berbicara dengan istri dan menelepon anak-anaknya yang sekolah di Singapura. Respons keluarga Jokowi seragam.

”Untuk apa Bapak mencalonkan diri jadi wali kota? Saya tidak setuju. Saya lebih suka Bapak yang sekarang. Yang tidak jadi pejabat dan tidak main politik,” kata Gibran memprotes rencana politik Jokowi itu.

Pernah Jadi Bupati Termuda, Begini Kabar Mereka Kini

Hal berbeda dialami Gibran. Gibran sebelum mendaftar ke DPD PDIP Jateng meminta restu dari Jokowi, Iriana Jokowi, sampai neneknya Sudjiatmi Notomihardjo. Ibu Negara Iriana Jokowi juga sempat melepas Gibran saat hendak menuju Panti Marhaen.

Presiden Jokowi juga menitipkan pesan kepada anak sulungnya sebelum resmi mendaftar sebagai calon wali kota.

“Pesan dari Bapak, harus tetap semangat. Jangan ada jalan pintas, semua mekanisme partai harus dilalui. Kalau pesan dari Eyang, harus jadi pemimpin yang amanah, sabar, dan ikhlas,” beber Gibran sebagaimana dikutip dari Detikcom.

Ditulis oleh : Danang Nur Ihsan

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.