• Fri, 19 April 2024

Breaking News :

Tak Berkategori

Selain Singapura, Lima Negara Ini Juga Alami Resesi

Akibat dampak circuit breaker atau pembatasan sosial terhadap bisnis dan pengeluaran ritel, Singapura resmi terjerumus ke dalam resesi.

JEDA.ID– Akibat dampak circuit breaker atau pembatasan sosial terhadap bisnis dan pengeluaran ritel, Singapura resmi terjerumus ke dalam resesi.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa (14/7/2020), Departemen Perdagangan dan Industri Singapura melaporkan produksi domestik bruto (PDB) terkontraksi 41,2 persen pada kuartal II/2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Tak hanya lebih buruk dari median survei Bloomberg untuk kontraksi sebesar 35,9 persen, capaian tersebut adalah kontraksi terbesar secara kuartalan dalam sejarah pencatatan.

Definisi resesi mengacu pada kontraksi pertumbuhan produk domestik bruto suatu negara dalam dua kuartal berturut turut. Dengan ini, Singapura secara teknis masuk ke dalam resesi setelah mencatatkan kontraksi 3,3 persen pada kuartal I/2020.

Dampak bagi Indonesia

Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef), menjelaskan setidaknya ada tiga pintu masuk eksposur penurunan di Singapura terhadap Indonesia. Pertama, nilai perdagangan yang turun tajam.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan Indonesia-Singapura Januari hingga Mei 2020 sebesar US$10,41 miliar, menyusut 14,37 persen dibandingkan periode yang sama 2019 sebesar US$12,16 miliar. Namun, defisit neraca perdagangan Indonesia menurun dari tahun lalu US$1,62 miliar menjadi US$612,09 juta pada periode Januari-Mei 2020.

“Memang apa yang sedang terjadi di Singapura itu berpengaruh ke ekonomi Indonesia. Singapura juga perannya besar dalam ekspor non migas kita, peringkat kelima,” katanya kepada Bisnis, Selasa (14/7/2020).

Kedua, penurunan dari sektor pariwisata. Secara keseluruhan, kedatangan wisatawan mancanegara pada Mei 2020 mengalami penurunan tajam sebesar 86,90 persen menjadi 163.646 dari periode yang sama tahun lalu 1.249.536. Sementara itu, wisatawan dari Singapura pada Mei berjumlah 1.335 atau turun 99,03 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 136.961.

Ketiga, penanaman modal asing. Kendati menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada kuartal pertama realisasi investasi dari Singapura masih tumbuh, bahkan menjadi yang tertinggi, tetapi pada kuartal kedua diperkirakan akan terpukul. Pada kuartal pertama, total investasi asing Singapura di Indonesia mencapai US$2,7 miliar atau 40 persen dari total penanaman modal asing di dalam negeri.

“Ketika Singapura mengalami guncangan, mereka pasti akan mengurangi rencana investasi baru dan atau mengurangi ekspansi dari investasi yang sudah ada,” katanya.

Tauhid mengatakan perlu perhitungan lebih lanjut mengenai eksposur penurunan di tiga sektor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, dampak yang jelas yakni pada kinerja ekspor-impor, pariwisata, dan penanaman modal asing.

Penyebab Kasus Hand Sanitizer Bisa Picu Alergi Parah

Selain Singapura, sejumlah negara di Asia dan Eropa telah lebih dulu masuk ke jurang resesi. Berikut lima negara yang masuk jurang resesi ekonomi seperti dilansir Bisnis:

Jepang

Ekonomi Jepang tenggelam ke dalam resesi pada kuartal I/2020 karena konsumen membatasi pengeluaran untuk kebutuhan pokok. Banyak perusahaan kemudian memangkas investasi, produksi, dan perekrutan agar dapat bertahan di tengah pandemi ini.

Kantor Kabinet Jepang melaporkan produk domestik bruto (PDB) terkontraksi 3,4 persen pada kuartal I dibandingkan dengan kuartal sebelumnya karena dimulainya pembatasan aktivitas sosial menekan pengeluaran konsumen dan ekspor.

Kontraksi pada kuartal tersebut menyusul pertumbuhan pada kuartal IV/2019 yang mencapai minus 6,4 persen.

Tak berhenti di sini, sejumlah analis bahkan memperkirakan perekonomian akan terkontraksi 21,5 persen pada kuartal II, terbesar sejak 1955.

Hong Kong

Berdasarkan data Departemen Statistik dan Sensus Hong Kong, ekonomi wilayah ini terkontraksi 8,9 persen pada kuartal awal tahun ini akibat krisis politik dan wabah Covid-19.

Penurunan tersebut bahkan melampui kontraksi ekonomi sebesar 8,3 persen pada kuartal III/1998 dan 7,8 persen pada kuartal I/2009.

Padahal, kedua periode itu mencatatkan kontraksi terbesar secara kuartalan di Hong Kong sejak pemerintah memulai sensus ekonomi.

Tak hanya itu, penurunan ekonomi kali ini juga menandai kontraksi selama tiga kuartal berturut-turut di Hong Kong sejak krisis global pada 2009. Ekonomi Hong Kong terkontraksi masing-masing 3 persen dan 2,8 persen pada kuartal III dan IV tahun 2019.

Jerman

Jerman resmi masuk jurang resesi sejak kuartal I/2020 yang dipicu oleh anjloknya permintaan global, gangguang pasokan, perubahan perilaku konsumen dan ketidakpastian di kalangan investor akibat pandemi virus corona.

Kantor Statistik Federal mencatat perekonomian Jerman terkontraksi 2,2 persen di kuartal I/2020 dibandingkan kuartal sebelumnya. Adapun, pada kuartal IV/2019, ekonomi kontraksi 0,1 persen.

Tak Hanya Hagia Sophia, 8 Tempat Ibadah di Dunia Ini Juga Berubah Fungsi

Prancis

Dilansir dari Trading Economics, ekonomi Perancis terkontraksi 5,3 persen pada kuartal I/2020. Prancis memasuki fase resesi teknis setelah pada kuartal IV/2020 mencatat kontraksi sebesar 0,1 persen.

Kontraksi pada kuartal I/2020 merupakan yang terparahkarena wabah Covid-19 memorak-porandakan perekonomian, dengan kegiatan yang tidak penting ditutup sejak pertengahan Maret.

Italia

Italia memasuki resesi pada kuartal I/2020 setelah mencatat kontraksi 5,3 persen dibandingkan pada kuartal sebelumnya. Adapun, pada kuartal IV/2019 Italia mencatat kontraksi 0,3 persen.

Data ini menjadi kontraksi paling buruk sejak 1995 dan lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 5 persen.

Italia sangat dirugikan oleh pandemi virus corona selama bulan Maret. Di sisi produksi, kontraksi terlihat di semua industri utama: pertanian, kehutanan dan perikanan, industri dan jasa. Dari sisi permintaan, permintaan domestik dan eksternal berkontribusi negatif terhadap PDB.

Ditulis oleh : Anik Sulistyawati

Menarik Juga

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.