Patah hati memang menyakitkan. Namun di balik semua momen pedih, tragis dan ancaman kematian, patah hati sebenarnya pantas dirayakan, bahkan dibikinkan museum.
JEDA.ID—Patah hati kini jadi komoditas. Ia adalah gudang ide. Tengok saja para pencipta lagu yang tak pernah kehabisan materi karena sebuah momen: patah hati.
Paling kekinian, penikmat musik Indonesia bahkan menobatkan Didi Kempot, penyanyi lagu-lagu berbahasa Jawa sebagai The Godfather of Broken Heart. Dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi swasta, Didi menyeletuk jika patah hati dijogetin aja.
Juni 2019 lalu, Didi Kempot menulis pesan untuk semua orang yang patah hati di akun Twitternya @didikempotid: “sing uwis ya uwis. lara ati oleh, ning tetep kerja lho ya. sebab urip ora iso diragati nganggo tangismu.” Artinya yang sudah terjadi biarkanlah. Sakit hati boleh saja, tetapi tetaplah bekerja, sebab hidup tak bisa ditanggung dengan tangismu.
Kini Didi Kempot dan mottonya menghadapi patah hati menjadi tren. Ia menjadi ikon perayaan bagi orang-orang yang ingin keluar dari jerat menyakitkan adegan patah hati. Apa yang ditawarkan Didi Kempot rasanya pas dan bisa jadi menyelamatkan mereka yang sengsara akibat putus cinta dengan cara lebih riang.
Patah hati sejatinya bukan momen yang bisa disepelekan, karena itu sebaiknya tak usah dipikirkan terlalu serius sebab dampaknya bisa jadi mematikan.
Risiko Kematian
Pakar jantung asal Australia, dokter Nikki Stamp menyebut risiko meninggal dunia karena sakit hati dan kesedihan disebut takotsubo. Istilah itu adalah bahasa Jepang yang arti harafiahnya adalah guci gurita. Disebut guci gurita, menurut British Heart Foundation karena kondisi bilik jantung berubah menjadi serupa bentuk guci dengan leher yang sempit dan membulat di bagian bawah.
Takotsubo sejatinya adalah broken heart syndrome atau sindrom patah hati. Sindrom ini awalnya dikenal sebagai takotsubo cardiomyopathy, tapi saat ini ada beberapa istilah yang menunjukkan kondisi ini seperti stress cardiomyipathy atau sindrom balon apikal (apical ballooning syndrome).
Dokter Stamp seperti dikutip ABC menjelaskan secara garis besar rasa sakit hati adalah istilah emosional yang dianggap sebagai gejala fisik karena patah hati atau kesedihan.
“Orang yang merasa tertekan karena kehilangan seseorang, atau apapun yang membuat tertekan dalam hidup memicu banyak reaksi dalam tubuh secara fisik dan juga secara psikologis yang dapat menyebabkan penyakit. Bahkan kadang-kadang menyebabkan seseorang meninggal dunia, ” kata dokter Stamp.
Meski begitu ia menyebut sebenarnya sindrom patah hati sangat jarang terjadi. “Berbicara soal takotsubo, kami sebenarnya melihat semua pengujian yang merujuk pada serangan jantung.”
Sebuah penelitian yang diadakan Mayo Clinic di Rochester, Amerika Serikat menyebutkan hasil studi yang melibatkan 12 perempuan dengan sindrom patah hati dalam enam bulan, 12 perempuan yang tidak pernah mengalami sindrom dan empat perempuan yang pernah mengalami serangan jantung klasik.
“Diketahui perempuan yang mengalami sindrom patah hati memiliki pembuluh darah yang tidak bekerja secara optimal akibat respons dari hormon stres yang diterimanya,” kata dokter Amir Lerman, ahli jantung dari Mayo Clinic, seperti dilansir LiveScience, dan dikutip Detikcom.
Dr Lerman menuturkan pembuluh darah seharusnya melebar untuk memungkinkan lebih banyak darah yang mengalir ke jantung. Tapi pada saat seseorang mengalami hal yang menegangkan, mengejutkan atau stres maka pembuluh darah menjadi terbatas sehingga mengurangi pasokan darah ke jantung.
Kisah-Kisah Haru
Di luar risiko serangan jantung yang dipicu patah hati, ada banyak kisah mengharukan yang dialami orang-orang terkenal. Mereka semua mati karena patah hati. Berikut ini beberapa kisah-kisah cinta tragis itu seperti dilansir Livescience:
- Cleopatra dan Mark Antony
Kisah cinta Cleopatra, Ratu Mesir dan Mark Antony, politikus sekaligus Jenderal Romawi, adalah kisah cinta politis yang rumit. Sebelum bertemu dengan Antony, Cleopatra adalah kekasih Julius Caesar, diktaktor dan jenderal militer penguasa Romawi. Setelah Julius Caesar mati, Antony bertemu Cleopatra. Mereka menjalin cinta saat Antony punya istri. Ketika Kaisar Romawi, Augustus Octavius menyerang Mesir, pada saat yang bersamaan ia berseteru dengan Antony. Antony lantas bunuh diri dengan menusukkan pedangnya ketika perang. Cleopatra yang patah hati dikabarkan bunuh diri dengan menenggak racun ular. Sebagian kisah menyebut ia membiarkan dirinya dipatuk ular berbisa.
- Shah Jahan and Mumtaz Mahal
Kisah patah hati keduanya diabadikan dalam bangunan mahal dan megah yang sampai saat ini dikunjungi jutaan turis dari berbagai negara tiap tahun, Taj Mahal. Bangunan itu dibangun oleh seorang raja yang patah hati ditinggal istri yang ia cintai. Monumen itu dibangun pada Abad ke-7 oleh Shah Jahan sebagai makam bagi perempuan yang ia cintai Mumtaz Mahal. Meski merupakan istri ketiga sang penguasa, Mumtaz Mahal menjadi favorit Shah Jahan. Saat pasangannya itu meninggal dunia ketika melahirkan anaknya, ia cepat-cepat membangun Taj Mahal. Butuh waktu 23 tahun untuk menuntaskan bangunan itu.
- Ratu Victoria dan Pangeran Albert
Kisah berikutnya dialami oleh Ratu Victoria, penguasa Inggris ketika suaminya meninggal dunia pada 1861. Pangeran Albert, dari Jerman meninggal dunia setelah mereka bersama selama 17 tahun. Setelah meninggalnya Albert sepanjang hidupnya sang ratu mengenakan pakaian hitam, hingga ia mangkat pada 1901. Bagi rakyatnya ia adalah “janda Windsor” yang tampak menyedihkan dan diselubungi duka.
Merayakan Patah Hati di Museum
Di Kroasia, patah hati dirayakan dalam museum bernama Museum of Broken Relationships (museum hubunga-hubungan yang patah). Tempatnya berada di Kota Zagreb.
Seperti dilansir Detikcom museum ini dipenuhi oleh sumbangan benda-benda dari orang yang putus cinta. Menyumbang barang dari mantan memang dianggap bisa membantu mengusir galau yang tak berkesudahan.
Museum of Broken Relationship didirikan oleh dua seniman Kroasia, yaitu Olinka Vistina dan Drazen Grubisic. Mereka sempat pacaran sekitar limat tahun sebelum akhirnya putus pada 2003. Kemudian muncul ide untuk memuseumkan barang bersejarah dari hubungan mereka.
Pada 2006, barulah mereka bekerja sama membangun museum ini. Selain barang milik Vistina dan Grubisic, ada pula barang dari teman-teman mereka yang patah hati. Rupanya, ide ini disambut baik oleh para pasangan yang putus cinta.
Orang-orang sengaja memberikan barang pemberian sang mantan, untuk dipajang di museum. Awalnya, museum ini tur ke berbagai kota di dunia dengan jumlah koleksi yang belum terlalu banyak. Beberapa kota itu adalah New York, Istanbul serta London.
Dari tur itu, semakin banyak koleksi yang didapatkan. Akhirnya, museum ini menetap di Kota Zagreb. Barang-barang yang bisa dilihat di museum cukup beragam, seperti gaun pengantin, kalung, cincin, boneka, kampak, hingga pakaian dalam.