Tanggal 15 Oktober diperingati sebagai Hari Cuci Tangan Sedunia. Hari Cuci Tangan Sedunia awalnya dirancang oleh PBB.
JEDA.ID-Tahukah Anda 15 Oktober diperingati sebagai Hari Cuci Tangan Sedunia? Di masa pandemi Covid-19 ini, sepertinya layak untuk mengulik kembali sejarah Hari Cuci Tangan Sedunia.
Asal tahu saja, peringatan yang juga dikenal sebagai Global Handwashing Day 2020 ini mengambil tema Kebersihan Tangan untuk Semua.
Peringatan ini mulanya dirancang oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bekerja sama dengan organisasi-organisasi lainnya. Tujuannya untuk menggalakkan perilaku cuci tangan demi mencegah berbagai penyakit.
Dikutip dari laman resmi Global Handwashing dan ditulis detikcom, Kamis (15/10/2020), Hari Cuci Tangan Sedunia pertama kali diadakan pada tahun 2008. Sejak saat itu, perilaku mencuci tangan menggunakan sabun semakin berkembang di seluruh dunia.
Sebelum kali pertama diadakan pada 2008, proyek cuci tangan ini dikenal dengan nama ‘Programma Saniya’. Program ini diadakan di tahun 1998 di kota Bobo-Dioulasso, Burkina Faso di Afrika.
Mitos Seputar Bra Bikin Payudara Kendur Hingga Picu Kanker Payudara
Selama periode tiga tahun, program tersebut mampu mencegah 9.000 diare, 800 kunjungan sakit rawat jalan, hingga 100 kematian. Padahal, biaya yang dipatok per orangnya hanya sebesar US$0,30 per peserta.
Selain itu, ada juga program cuci tangan yang dilakukan di Guatemala, Kosta Rika, dan El Salvador. Hasilnya membuat kasus penyakit diare pada anak balita menurun karena para ibu paham pentingnya cuci tangan.
Akhirnya pada 2001 dibentuklah kemitraan dengan nama Global Public-Private Partnership for Handwashing (PPPHW). Selanjutnya di tahun 2002-2007 program ini membentuk kemitraan dengan 12 negara lainnya, seperti Benin, Cina, Kolambia, Indonesia, Kenya, Madagaskar, Nepal, nikaragua, Panama, Tanzania, Uganda, dan Vietnam.
Cuka Putih untuk Bersihkan Kamar Mandi? Ini Caranya
Sementara itu, sejarah perilaku cuci tangan sendiri dilakukan pertama kali oleh dokter bernama Ignaz Semmelweis. Ia menilai ada kejanggalan terhadap kematian dari para ibu yang baru melahirkan dan ternyata itu dikarenakan tidak adanya kebersihan tangan.
Akhirnya, Ignaz memberlakukan aturan untuk mewajibkan dokter mencuci tangan dengan klorin. Hasilnya, tingkat kematian di bangsal bersalin turun drastis. Perilaku ini pun akhirnya terus berkembang demi kesehatan masyarakat dunia.