Generasi Z yang rentang usia 10-24 tahun dan generasi Y dengan rentang usia 25-39 tahun diprediksi mulai bisa menenggak kopi pertamanya tahun 2020.
JEDA.ID – Tahun 2019 menjadi eranya bisnis minuman seperti kedai kopi dan boba. Tahun depan akan ada sedikit pergeseran tren di kalangan konsumen penikmat minuman rasa.
Kopi susu dengan segala macam olahannya menjadi minuman kaum urban yang hampir dikonsumsi setiap hari. Selain praktis, murah dan sederhana, citarasa kopi susu dianggap cocok untuk selera kaum urban.
Alasan Susu Skim Jadi Minuman Tersehat di Dunia
“Semua orang suka susu dan manis, kalau minum yang pahit-pahit lebih baik makan permen. Makanya kenapa penjualan terbesar kita adalah Kopi Kenangan Mantan (es kopi susu), enggak usah itu deh, tapi 90 persen adalah yang ada susunya karena memang kopi susu lebih gampang dinikmati daripada kopi hitam, easy kan,” kata CEO Kopi Kenangan, Edward Tirtanata dalam perayaan Hari Kopi Sedunia di Jakarta, dilansir Antara, Selasa (17/12/2019).
Edward juga menjelaskan, harga segelas es kopi susu lokal yang rata-rata dijual sebesar Rp18.000-an dianggap sangat pas dengan kantong orang Indonesia sehingga es kopi susu lebih bersahabat dibanding kopi merek internasional.
Edward bersama timnya juga pernah melakukan sebuah riset bersama Nielsen bahwa penggemar es kopi susu tidak hanya dari kalangan milenial tetapi juga orang tua.
“Dulu kita pikir market kita itu milenial tapi setelah kita melakukan riset justru kita malah populer sampai dengan usia 50 tahun. Seperti yang saya bilang tadi kalau kita tidak hanya untuk milenial tapi juga untuk semua masyarakat, semua umur, gender dan ekonomi status,” ujar Edward.
Tren Warna 2020: Classic Blue hingga Safron
Tren Kopi
Tren kopi susu sendiri sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga Asia Tenggara namun dengan nama yang berbeda. “Mereka suka kopi susu juga. Mereka semua minumnya kopi tiam; kopi, susu dan kreamer sebenarnya sama aja, bedanya kalau di kita pakai gula aren,” kata Edward.
Selain kopi susu, boba juga menjadi minuman yang banyak diminati. Minuman topping bubble menjadi favorit kekinian lantaran sensasi unik dan terjangkau. Selain itu, sejumlah merchant menyediakan boba dengan berbagai macam gaya.
General Manager Kamutea Indonesia, Ronald Layandi menuturkan, pemain bisnis boba masa kini memiliki kemampuan inovasi yang luar biasa. Inovasi itu diikuti para pemain berdasarkan tren di kalangan anak muda.
“Kalau menurut saya boba itu sama dengan fashion. Jadi sirkulasi kehidupannya akan ada sekian tahun kemudian dan akan ada lagi. Kalau ditanya kenapa bisa lebih survive dibandingkan jenis lain, balik lagi kompetisi itu kita selalu menganggap sebagai pikiran positif jadi akan ada inovasi dan memperluas pasar,” kata Ronald dilansir Detik.com, Oktober 2019.
“Dan hal itu membuat masing-masing brand, dikenal dan selalu diingat orang. Itu yang membuat salah satu hal kenapa bisnis boba lebih bertahan lama dibandingkan beberapa konsep bisnis minuman lainnya,” lanjutnya.
Menurut Ronald, daya beli generasi milenial dan generasi Z yang merupakan pelanggan setia minuman boba juga membaik. Sehingga, mereka tak keberatan mengkonsumsi minuman boba beberapa kali.
“Kita melihat sekarang ini generasi milenial dan Z mereka secara lifestyle dan spending power cukup bagus,” ujar dia.
Selain itu, menurut Founder and CEO Kokumi, Jacqueline Karina, boba yang berasal dari kebudayaan Taiwan itu cocok dengan lidah masyarakat Indonesia. Menurutnya, ketika seseorang mengkonsumsi boba maka ia akan merasa senang karena boba memiliki ciri khas yang enak dan kenyal.
Tren Teknologi 2020: Tahun Suram Bagi Selebgram?
Lantas bagaimana dengan tahun 2020?
Minuman 2020
Generasi Z yang rentang usia 10-24 tahun dan generasi Y dengan rentang usia 25-39 tahun diprediksi mulai bisa menenggak kopi pertamanya tahun 2020.
Menurut perkiraan perusahaan penyedia mesin dan bahan-bahan pembuatan kopi Indonesia, PT Toffin Indonesia, tren fresh coffee ready to go atau yang populer disebut dengan kopi kekinian masih seputar rasa klasik yakni rasa karamel, vanila, cokelat dan hazelnut.
Namun ada beberapa rasa kejutan. “Tahun depan, kopi susu cookies cream diperkirakan akan menempati urutan pertama, menggeser posisi gula aren,” kata Head of Marketing PT Toffin Indonesia, Ario Fajar di Jakarta, Selasa.
Selain itu, Ario menuturkan rasa-rasa otentik asli jajanan Indonesia seperti cendol, es doger hingga klepon diprediksi juga akan menjadi tren di 2020.
“Menurut survei studi yang dilakukan Toffin, 85 persen konsumen Gen Y dan Gen Z tertarik untuk membelinya. Hanya sekira dua persen yang tidak tertarik. Kemungkinan karena rasanya sudah cocok dengan lidah orang Indonesia dan ada orang-orang yang belum bisa menerima pahitnya rasa kopi sehingga bisa lebih dinikmati,” kata dia.
Salah satu gerai kopi yang sudah mengeluarkan kopi dengan varian rasa asli Indonesia adalah McCafe yang sudah membuat kopi susu varian Klepon Latte. Selain itu, tambahan-tambahan kopi atau topping aneka rasa juga akan makin digemari di tahun yang akan datang.
“Topping ada biskuit, wafer, boba bisa apa saja sih, tinggal kreativitas para pemainnya saja paling mau bagaimana,” kata Ario.
Pertumbuhan gerai kopi kekinian di Indonesia naik pesat hingga tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Pada 2016, jumlah gerai kopi kekinian sekira 1083, naik hingga 2.937 pada 2019.
Konsumsi kopi per kapita masyarakat Indonesia sekira satu kilogram pada 2018, masih di bawah Vietnam yang mencapai 1,5 kilogram di periode yang sama, demikian Toffin Indonesia.