• Thu, 28 March 2024

Breaking News :

Ini Alasan Kenapa Pesawat Tak Bisa Melintas di Atas Ka’bah

Pelarangan ini rupanya bukan hanya bagi yang melintas di atas Ka'bah, namun juga untuk seluruh kota Makkah.

JEDA.ID – Konon katanya Ka’bah di Makkah, Arab Saudi, adalah pusat bumi yang menciptakan medan magnet alami. Hal ini disebut-sebut yang membuat tak ada pesawat ataupun makhluk hidup yang melintas di atasnya.

Pernyataan ini sulit dikonfirmasi lantaran belum ada riset komprehensif yang dapat membuktikan ini. Salah satu tesis yang cukup populer dikemukakan Prof. Hussain Kamel di majalah al-Arabiyyah tahun 1978. Muncul klaim Hussain menemukan fakta bahwa Makkah adalah titik pusat bumi.

Amal dan Bacaan Sunah Rasul di Malam Jumat

Letak Ka’bah yang berada di tengah kutub selatan dan kutub utara membuatnya disebut sebagai “Zero Magnetism Area” dan menjadi pusat bumi. Jadi, jika kita membuka kompas di area Ka’bah, jarum kompas tidak akan bergerak karena terjadi gaya tarik menarik yang sama besar di antara dua kutub.

Karena itu, muncul kesimpulan pesawat dan burung tidak bisa terbang di atas Ka’bah. Sayang klaim ini sulit dipertanggungjawabkan lantaran artikel tentang pernyataan Prof. Hussain beredar di blog-blog pribadi.

Sedangkan pernyataan yang lebih bisa dipertanggungjawabkan adalah klaim dari pilot kenamaan Arab Saudi Hasan Al Ghamidi. Kepada orient-news.net, Senin 16 Januari 2017, Hasan mengatakan pesawat tidak melintas lantaran Ka’bah masuk dalam kawasan terlarang. Pelarangan dilakukan untuk melindungi kenyamanan dan keselamatan para jemaah haji dan umroh.

Hal ini tentu menghapus teori pesawat tidak boleh melintas karena Ka’bah adalah pusat medan magnet di bumi.

Suara bising dari mesin pesawat dikhawatirkan akan menggangu jemaah yang sedang beribadah. Sehingga pesawat dilarang melintas di atasnya.

Kumpulan Hoax Tokoh Dunia yang Dikabarkan Masuk Islam

Dilarang Melintas

Pelarangan ini rupanya bukan hanya bagi yang melintas di atas Ka’bah, namun juga untuk seluruh kota Makkah. Posisi Kota Makkah yang berada di wilayah pegunungan akan menyebabkan suara pesawat memantul.

Akibatnya, pantulan suara mesin pesawat yang melintas pun akan menyebabkan efek buruk bagi para jemaah haji dan umrah yang sedang melaksanakan ibadah di sekitar Ka’bah.

Selain itu, di dalam pesawat tak semuanya orang muslim. Jika pesawat itu melintasi Masjidil Haram, otomatis melanggar peraturan, dimana disebut jika non-muslim dilarang memasuki wilayah Masjdil Haram.

Saat penaklukkan kota Mekah, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kota ini, Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat.” (HR. Bukhari & Muslim)

Dalam surat An-Naml ayat 91, Allah juga menjelaskan bahwa kota Mekah merupakan kota yang suci.

Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekkah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Naml: 91)

Dengan kesuciannya itulah orang non muslim tidak diperbolehkan untuk memasuki kawasan Ka’bah. Sebagaimana Allah berfirman dalam Alquran surat At-Taubah ayat 28.

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini (yaitu tahun penaklukan kota Mekkah).” (QS. At-Taubah: 28)

Jangan Sembarangan, Ini Syarat Poligami dalam Islam

Ka’bah

Ka’bah adalah sebuah bangunan di tengah-tengah masjid paling suci dalam agama Islam, Masjidil Haram, di Mekkah, Hejaz, Arab Saudi. Tempat ini adalah tempat yang paling disucikan dalam agama Islam.

Ka’bah dianggap “Rumah Allah” dan mirip selayaknya Tabernacle dan Holy of Holies dalam keyakinan Yudaisme. Muslim dari seluruh dunia menghadap Ka’bah sebagai titik ketika melaksanakan salat. Perintah salat menghadap ke Ka’bah dikenal dengan nama kiblat.

Bangunan suci sekitar Ka’bah dikenal sebagai Masjid al-Haram atau masjid suci.

Salah satu dari Rukun Islam mewajibkan bagi setiap Muslim yang mampu untuk menunaikan ibadah haji satu kali seumur hidup. Bagian-bagian ritual haji yang mengharuskan tawaf, berputar tujuh kali mengelilingi Ka’bah dengan melawan arah jarum jam. Tawaf juga dilakukam oleh jamaah saat melaksanakan umrah.

Namun, kebanyakan waktu ramai di Ka’bah adalah saat musim haji, ketika jutaan jamaah bersama-sama mengelilingi bangunan dengan sebuah periode dalam lima hari.

Pada awalnya bangunan Ka’bah terdiri atas dua pintu serta letak pintu Ka’bah terletak di atas tanah, tidak seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi. Pada saat Muhammad saw. berusia 30 tahun dan belum diangkat menjadi rasul, dilakukan renovasi pada Ka’bah akibat bencana banjir.

Pada saat itu terjadi kekurangan biaya, maka bangunan Ka’bah dibuat hanya satu pintu. Adapula bagiannya yang tidak dimasukkan ke dalam bangunan Ka’bah, yang dinamakan Hijir Ismail, yang diberi tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi Ka’bah.

Saat itu pintunya dibuat tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa memasukinya, karena suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang dimuliakan oleh bangsa Arab saat itu.

4 Ciri-Ciri Orang Punya Sikap Moderat

Renovasi Ka’bah

Nabi Muhammad S.A.W. pernah mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali Ka’bah karena kaumnya baru saja masuk Islam, sebagaiman tertulis dalam sebuah hadits perkataannya: “Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan aku turunkan pintu Ka’bah dan dibuat dua pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail ke dalam Ka’bah”, sebagaimana fondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.

Ketika masa Abdullah bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan itu dibangun kembali menurut perkataan Nabi Muhammad S.A.W., yaitu di atas fondasi Nabi Ibrahim.

Namun ketika terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan penguasa daerah Syam (Suriah, Yordania dan Lebanon sekarang) dan Palestina, terjadi kebakaran pada Ka’bah akibat tembakan peluru pelontar (onager) yang dimiliki pasukan Syam.

Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Ka’bah berdasarkan bangunan pada masa Nabi Muhammad S.A.W. dan bukan berdasarkan fondasi Nabi Ibrahim. Ka’bah dalam sejarah selanjutnya beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan dan karena umur bangunan.

Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid dari dinasti Abbasiyyah, muncul rencana untuk merenovasi kembali Ka’bah sesuai fondasi Nabi Ibrahim. Namun segera dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan ajang bongkar pasang para penguasa sesudah dia.

Ditulis oleh : Jafar Sodiq Assegaf

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.