• Mon, 29 April 2024

Breaking News :

Asal Usul Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang Kini Tinggal Sejarah

Slogan 4 Sehat 5 Sempurna sejak 2014 telah berganti dengan Pedoman Gizi Seimbang.

JEDA.ID – Sebelum adanya Pedoman Gizi Seimbang, kampanye 4 Sehat 5 Sempurna gencar dilakukan pada masa Orde Baru. Slogan 4 Sehat 5 Sempurna seolah menjadi hal wajib hingga sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat hingga kini.

Mengutip laman Depkes.go.id, Empat Sehat Lima Sempurna (4 Sehat 5 Sempurna) adalah kampanye yang dilakukan pemerintah sejak tahun 1955 untuk membuat masyarakat memahami pola makan yang benar.

4 Sehat 5 Sempurna

Slogan 4 Sehat 5 Sempurna ini dicetuskan oleh guru besar ilmu gizi pertama di Indonesia, Prof. Poerwo Soedarmo pada tahun 1950-an.

Dengan slogan ini, Prof. Poerwo mempopulerkan gizi secara praktis, membuat masyarakat dan pemerintah Indonesia mulai sadar gizi pada awal tahun 1960-an.

Prof. Poerwo dikenal sebagai “Bapak Gizi Indonesia” lantaran menjadi orang pertama yang memperkenalkan, merintis dan mengembangkan pengetahuan tentang gizi dan ketenagaan gizi di Indonesia.

Ribuan tenaga gizi dengan berbagai tingkatan Diploma sampai S3 dan gurubesar, bermula dari gagasan dan perjuangan PS pada tahun 1950-an awal berkembangnya ilmu gizi di Indonesia.

Selain diakui sebagai bapak gizi Indonesia oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) pada tahun 1969, dia adalah juga penerima Bintang Mahaputra Utama tahun 1992 dari Pemerintah.

Dalam konsep 4 Sehat 5 Sempurna, makanan dibagi atas empat sumber nutrisi penting, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu bila mampu, menjadi lima sempurna.

Konsep ini menekankan pentingnya empat golongan makanan berupa sumber kalori untuk tenaga, protein untuk pembangun, sayur dan buah sumber vitamin dan mineral untuk pemeliharaan.

Isi Piringku

Sejak tahun 1990-an pedoman 4 Sehat 5 Sempurna ini dianggap tak lagi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi.

Hingga kemudian, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan akhir bulan Oktober lalu mengkampanyekan slogan “Isi Piringku” sebagai pengganti slogan “4 Sehat 5 Sempurna” untuk pedoman konsumsi sehari-hari dalam memenuhi gizi seimbang.

Secara umum, Isi Piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.

Kampanye Isi Piringku juga menekankan untuk membatasi gula, garam, dan lemak dalam konsumsi sehari-hari. Dalam perkembangan ilmu gizi yang baru, pedoman 4 Sehat 5 Sempurna berubah menjadi pedoman gizi seimbang yang terdiri dari 10 pesan tentang menjaga gizi.

Pedoman Gizi Seimbang

Kini konsep 4 sehat 5 sempurna juga dirasakan tidak cocok lagi karena masyarakat Indonesia menghadapi masalah kegemukan dan obesitas. Akhirnya digagas konsep baru yaitu Pedoman Gizi Seimbang yang dirintis pada 2014.

“4S 5S itu sudah jadi sejarah, karena ini adalah ilmu pengetahuan,” jelas Prof Soekirman,SKM.,MPS-ID.,PhD, guru besar IPB dalam acara Press Conference Pedoman Buku Gizi Seimbang, di Hotel Akmani, Jakarta, sebagaimana dilansir Detik, Kamis (27/4/2011).

“Enggak ada ilmu pengetahuan yang kekal, semuanya pasti berkembang dan diperbaharui. Bukan berarti dihapuskan, tetapi dikembangkan dengan pengetahuan yang baru,” lanjutnya.

Berbeda dengan 4 sehat 5 sempurna, Pedoman Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Pedoman Gizi Seimbang memperhatikan 4 prinsip, yaitu variasi makanan, pentingnya pola hidup bersih, pentingnya pola hidup aktif dan olahraga, serta memantau berat badan ideal.

Prof Soekirman mengatakan berbeda dengan konsep 4S 5S, PGS berprinsip bahwa tiap golongan usia, jenis kelamin, kesehatan,dan akitifitas fisik memerlukan PGS yang berbeda. Sesuai dengan kondisi masing-masing kelompok tersebut.

Di samping itu, PGS menekankan pula proporsi yang berbeda untuk setiap kelompok yang disesuaikan atau diseimbangkan dengan kebutuhan tubuh.

Perbedaan lainnya, PGS tidak memberlakukan susu sebagai makanan sempurna, melainkan ditempatkan satu kelompok dengan sumber protein hewani lain.

Menurut Pedoman Gizi Seimbang yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI pada 2014 silam, Pedoman Gizi Seimbang bertujuan untuk menyediakan pedoman makan dan berperilaku sehat bagi seluruh lapisan masyarakat. Pedoman ini berdasarkan 4 prinsip yaitu :

Mengonsumsi beragam makanan

Nasi merupakan sumber utama kalori, tetapi miskin vitamin dan mineral. Sayuran dan buah-buahan kaya akan vitamin, mineral dan serat, tetapi miskin kalori dan protein. Ikan merupakan sumber utama protein, tetapi sedikit kalori.

Jika tidak mengombinasikan asupan-asupan tersebut, bukan tidak mungkin Anda akan kekurangan gizi, yang akhirnya memicu timbulnya beberapa penyakit.

Membiasakan perilaku hidup bersih

Dengan membiasakan perilaku hidup bersih, Anda akan terhindar dari kuman, virus atau bakteri, yang dapat mencetuskan suatu penyakit.

Karena pada umumnya, penyakit infeksi merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi status gizi seseorang, terutama anak-anak.

Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan, sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang.

Melakukan aktivitas fisik

Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan gizi. Selain itu, aktivitas sehat ini juga dapat memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh, termasuk metabolisme zat gizi.

Mempertahankan dan memantau berat badan

Bagi orang dewasa, indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan ideal. Indikator tersebut dapat diketahui dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT).

Ditulis oleh : Jafar Sodiq Assegaf

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.