Jika Anda sering pakai headset sebaiknya sadari risiko pinjam headset dan pemakaian headset berlama-lama. Setelah tahu risiko pinjam headset, Anda pasti akan berpikir ulang.
JEDA.ID-Apakah Anda sering memakai headset? Jika jawabannya iya, maka sebaiknya ketahuilah risiko pinjam headset milik orang lain. Selain itu, Anda harus menyadari risiko pemakaian headset berlama-lama.
Tips kesehatan kali ini membahas risiko pinjam headset dan pemakaian headset berlebihan. Tanpa Anda sadari benda sehari-hari tanpa disadari bisa menjadi sarang bakteri. Saling meminjamkan barang pribadi bisa menularkan berbagai penyakit akibat infeksi kuman.
Salah satu benda yang kerap saling dipinjamkan adalah headset. Serba salah memang, kalau tidak merelakan headsetnya dipinjam kadang-kadang disangka pelit, tetapi kalau dipinjamkan maka yang terjadi adalah saling bertukar bakteri.
5 Manfaat Rutin Minum Air Hangat di Pagi Hari
Kuman tertentu tidak memicu masalah pada seseorang, tetapi bisa jadi penyakit ketika hinggap di tubuh orang lainnya. Ini yang harus diantisipasi, terlebih di tengah pandemi virus corona jenis baru penyebab Covid-19.
Benda-benda pribadi yang sebisa mungkin tidak saling dipinjamkan antara lain sebagai berikut seperti dikutip dari detikcom, Kamis (8/10/2020):
1. Sabun batang
Sabun batang yang dipakai bersama dengan orang lain akan menyebabkan penumpukan bakteri, jamur, dan ragi. Bila sabun sudah terkontaminasi, justru tidak akan efektif lagi dalam membunuh kuman.
2. Sepatu
Sepatu dapat membuat kaki menjadi lembab karena banyaknya keringat yang keluar. Air keringat yang menempel pada sepatu, tentu akan menyimpan banyak jamur. Bila sepatu digunakan bersama, maka dapat menularkan berbagai masalah infeksi jamur, misalnya kutu air di kaki.
3. Deodoran
Deodoran dapat menyebabkan perpindahan kuman, bakteri, jamur, dan ragi dari satu orang ke orang lain. Belum lagi, kamu tidak mengetahui seberapa kotornya kulit dan rambut dari ketiak orang lain.
4. Headset
Semakin sering seseorang menggunakan headset, semakin banyak juga jumlah bakteri dari telinga yang terpapar di headset tersebut. Oleh sebab itu, headset seharusnya menjadi barang privasi yang tak boleh dipinjamkan kepada orang lain.
Lalu apa risiko pemakaian headset berlama-lama? Kisah ini bisa jadi menyadarkan Anda terhadap risiko pemakaian headset berlama-lama. Seorang wanita berusia 28 tahun dikabarkan satu telinganya mendadak tuli karena berjam-jam memakai earphone. Ia juga disebut memiliki kebiasaan buruk begadang.
5 Industri Ini Cari Banyak Pekerja di Tengah Badai PHK
Melansir World Of Buzz, Xiao Jing dari Taiwan terbiasa menonton serial drama untuk menghilangkan stres sepulang bekerja setiap hari. Dia selalu memakai earphone saat menonton drama.
Tiba-tiba ia sadar ada yang salah dengan pendengaran di salah satu telinganya. Awalnya dia mengira headset yang ia pakai sudah rusak, namun setelah mencoba mengganti headset dengan yang baru, ia menyadari ada masalah dengan telinganya.
Setelah mencari perawatan medis, dokter mengatakan kalau ia mengalami ‘tuli mendadak’. Akhirnya ia dirawat dengan steroid dan terapi oksigen hiperbarik (HBOT), Xiao Jing mendapatkan kembali 80% pendengarannya di telinga kiri dan telah kembali ke rutinitas sehari-harinya dengan normal.
Dokter dari Departemen Otolaringologi Rumah Sakit Luodong Bo-ai, Zhang, mengatakan bahwa penyebab tuli mendadak ini belum diketahui pasti. Menurutnya, jika seseorang mengalami tuli mendadak, mereka harus segera mencari perawatan medis paling lambat 3 hari, sehingga ada peluang lebih tinggi untuk pulih. Mereka yang didiagnosis ‘tuli mendadak’ disarankan untuk banyak beristirahat agar mengurangi kemungkinan resiko terjadi lagi.
Sebelumnya, menurut dokter dari RS Permata Depok, Linda Herliana, sebuah literatur menyebutkan ratio 60 : 60. Artinya pemakaian tidak lebih dari 60 persen volume suara dan tidak lebih dari 60 menit setiap pemakaian.
Namun menurutnya, kemampuan headset dalam mengeluarkan suara bisa mencapai sekitar 120 dB, dan rupanya telinga kita untuk suara setinggi itu hanya sanggup kontak selama sekitar 12 menit dalam satu minggu.
“Artinya dalam 1 hari saraf telinga kita hanya sanggup menerima sekitar kurang dari 2 menit saja,” kata Linda pada detikcom beberapa waktu lalu.