Sebagian besar virus corona menyebar dengan cara yang sama dengan virus penyebab flu lainnya.
JEDA.ID – Virus Corona versi terbaru atau belakangan disebut dengan istilah 2019-nCov telah menyebar di sejumlah Negara. Virus yang kali pertama diidentifikasi di Wuhan China ini sering diidentikkan dengan penyebab SARS.
Pemerintah China menyebut virus baru yang masih misterius itu dinamai 2019-nCov atau termasuk golongan virus corona. Virus corona terkait dengan MERS dan SARS, serta flu biasa, dan memiliki gejala pneumonia.
Dilansir IFL Science, Senin (20/1/2020), direktur State Key Laboratory of Respiratory Disease Zhong Nanshan menyatakan virus tersebut tidak hanya menyebar ke keluarga pasien yang terinfeksi, tapi juga 14 petugas medis yang melakukan kontak dengan pasien.
Inilah yang mengkonfirmasi bahwa virus tersebut dapat ditularkan dari manusia ke manusia. “Kunci untuk mengendalikan penyebaran penyakit saat ini adalah mencegah munculnya penyebar super dari virus,” ucap Zhong kepada South China Morning Post.
Hal ini merujuk pada pasien yang menularkan virus ke petugas medis yang merawatnya. Laporan resmi menyatakan bahwa 224 orang terinfeksi. Namun, analisis statistik berdasarkan orang yang terinfeksi di dalam maupun luar China, mungkin jumlah yang terinfeksi sebenarnya lima sampai 11 kali lipat lebih banyak.
WHO masih memantau perkembangan situasi untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut. Para ahli tidak dapat memprediksi bagaimana situasi akan berkembang. Terlalu dini untuk memberi prediksi.
Dilansir situs Webmd, sebagian besar virus corona menyebar dengan cara yang sama dengan virus penyebab flu lainnya. Virus bisa tersebar melalui orang yang terinfeksi saat batuk dan bersin.
Virus juga dapat tersebar apabila seseorang menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi, atau dengan menyentuh hal-hal seperti gagang pintu yang disentuh oleh orang yang terinfeksi.
Hampir setiap orang mendapatkan infeksi coronavirus setidaknya sekali dalam hidup mereka. Di Amerika Serikat, coronavirus atau virus korona lebih umum terjadi pada musim gugur dan musim dingin, tetapi siapa pun dapat terkena infeksi virus tersebut kapan saja.
Para peneliti di China mengidentifikasi virus korona berasal dan menyebar dari sebuah pasar di Wuhan, China. Pasar tersebut menjual ikan hidup dan burung.
Semua pasien yang terjangkit saat ini merupakan pedagang atau pengunjung pasar tersebut. Pasar kemudian ditutup dan didesinfeksi. Lebih dari 300 orang kabarnya telah terjangkit virus ini dan enam orang meninggal.
Virus Misterius China Dinamai nCov, Sudah Sampai Thailand-Korea
Bukan SARS
Ilmuwan ahli vaksin dari Baylor College of Medicine, Houston, Amerika Serikat Peter Hotez menyebutkan para ilmuwan sudah bisa mengidentifikasi kode genetik virus kurang dari sebulan.
“Berbeda dengan kasus SARS (Sindroma Penapasan Akut Parah) yang hampir setahun baru bisa diidentifikasi dan dipetakan kode genetik secara penuh,”ujarnya seperti dikutip dari Kantor Berita Reuters, Rabu (23/01/2020).
kata Hotez, para ilmuwan China itu bekerja cepat dan hanya dalam beberapa minggu sudah menemukan kode genetiknya.
Sementara itu, Direktur Nasional Bidang Alergi dan Penyakit Menular Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat Dr. Anthony Fauci menekankan, masih banyak pertanyaan tentang virus baru ini. “Situasinya, virus ini masih berevolusi. Agak sulit untuk memprediksi kemana situasi ini dibawa,”ujarnya.
Meski demikian, Fauci menyebutkan agar kita semua serius menghadapi hal ini. Masih belum tahu apakah hanya satu tipe binatang atau lebih yang bisa menularkan virus korona ini ke manusia.
Direktur Pusat Riset Penyakit Infeksi dan Kebijakan (Center for Iinfectious Disease Research and Policy) di Universitas Minnesota Michael Osterholm membenarkan pendapat Fauci bahwa masih banyak pertanyaan virus ini.
“Ini merupakan salah satu momen dalam sejarah wabah penyakit bahwa kita cukup informasi tentang penyakit yang harus diperhatikan. Namun tidak cukup untuk mengatakan bahwa ini akan bisa menjadi krisis internasional,”ujar Michael.
Virus Mematikan Jenis Baru Muncul di China