Seperti bihun, soun terlihat transparan. Tapi, salah satu ciri sohun yang membedakannya dengan bihun adalah teksturnya yang licin setelah dimasak.
JEDA.ID–Sekilas sohun atau yang lebih akrab disebut soun dengan bihun tidak berbeda. Kedua bahan makanan ini memang mirip, namun sejatinya sohun dan bihun itu berbeda.
Lantas apa yang membedakan bihun dan sohun? Bihun merupakan produk makanan olahan utama dari beras. Bahan mentah utamanya berupa beras keras (pera) yang banyak mengandung amilosa.
Kadang-kadang jagung dan tapioka sering ditambahkan untuk memodifikasi tekstur atau untuk mengurangi biaya bahan dasar. Produksi pembuatan bihun menggunakan teknologi tradisional dan teknologi modern dalam pembuatannya.
Cara tradisional produksi bihun melibatkan penggilingan basah pada beras untuk menghilangkan bahan terlarut dari butiran beras serta gelatinasi pati beras.
Prosesnya cenderung membosankan dan menimbulkan permasalahan pembuangan limbah cair. Sedangkan teknologi modern dengan menggunakan mesin dan menghasilkan produk bihun segar, bihun kering, bihun beku, dan bihun instan.
Cerita Orang Terkaya sampai Rakyat Jelata Akrab dengan Mi Instan
Produsen harus mempertimbangkan biaya, isu lingkungan, kesukaan konsumen, persaingan pasar, formulasi dan praktik yang sesuai dalam memproduksi bihun.
Biasanya bihun lebih tipis dibandingkan sohun dan tekstur bihun setelah dimasak tidak selicin sohun . Karena bahan makanan ini terbuat dari tepung beras sehingga disebut juga rice vermicelli.
Sedangkan sohun ialah produk berbentuk benang atau pita pipih seperti mi terigu tetapi terbuat dari pati. Pada awalnya sohun hanya dibuat dari pati kacang hijau saja.
Namun, soun dapat dibuat dari kacang tunggak, kacang kapri, tolo, koro, kentang, ubi jalar, tapioka, ganyong, pati aren, pati sagu, jagung, gandum, dan sorgum. Tetapi mutu pati dari kacang hijau tetap yang terbaik dalam pembuatan sohun.
Pembuatan Sohun
Meski begitu proses pembuatan sohun dari pati kacang hijau menyisakan permasalahan pembuangan limbah cairnya. Cara pembuatan sohun dari berbagai pati sangat beragam di beberapa wilayah dengan tingkat penerapan yang beragam.
Hal itu tergantung pada sifat-sifat fungsional pati selama mengalami pemanasan satu atau dua kali selama pengolahan. Tahap produksi sohun kacang hijau secara tradisional yaitu melalui tahap: cara peluncuran, pembentukan adonan pati, pemasakan sohun, pendinginan sohun, pengeringan sohun, dan metode pemotongan.
Sedangkan pembuahan sohun dengan teknologi modern melalui tahap: pembentukan adonan pati, ekstrusi, gelatinasi dan retrogradasi lembaran adonan, pemotongan dan pengeringan sohun.
Seperti bihun, soun terlihat transparan. Tapi, salah satu ciri sohun yang membedakannya dengan bihun dan misoa adalah teksturnya yang licin setelah dimasak.
Keberadaan sohun dan bihun ini tidak lepas dari tradisi mi yang berakar dari China. mi merupakan makanan tradisional Asia, yang dibawa oleh bangsa China dan diperkenalkan ke seluruh dunia.
Seberapa Sering Orang Indonesia Makan Mi Instan
Kebanyakan mi dibuat dari empat komponen utama yaitu tepung terigu, garam dapur, dan air. Garam alkali diberikan untuk member ciri warna kuning pada pembuatan mi, tekstur lebih kukuh-kenyal, lenting dan cita rasa khas.
Pengelompokkan mi berbasis terigu terdiri atas 2 kelompok etnis Jepang dan China. Perkembangan teknologi mi terigu terbagi dalam teknologi tradisional (mi basah, Wonton Min, Lamian secara manual, mi telinga kucing, dan mi dipotong dengan pisau) dan teknologi modern menggunakan mesin pembuat mi skala industri.
Produk dari mi terigu menghasilkan mi segar, kulit pangsit Wonton, mi kering, mi kukus, mi kukus kering, mi rebus, mi rebus beku, mi rebus steril, mi instan yang dibuat dengan pengukusan dan penggorengan, mi instan kukus kering, dan chaomein.
Dalam buku Teknologi Mi, Bihun, Sohun karya Haryadi yang diterbitkan Gadjah Mada University Press pada 2014 disebutkan dalam 20 tahun terakhir, tumbuh minat dan ketertarikan global terhadap mi, bihun dan sohun.
”Ada banyak alasan tumbuhnya minat dan ketertarikan global terhadap mi, diantaranya termasuk perluasan industri mi, pengembangan bisnis, pertukaran antarbudaya, migrasi, dan perubahan sederhana dalam kebiasaan makan.”