Masker N95 biasanya berbentuk setengah bulat dan berwarna putih ini dapat menyaring hingga 95 % dari keseluruhan partikel yang berada di udara.
JEDA.ID–Penyebaran virus corona nCoV yang kali pertama ditemukan di Kota Wuhan, China, tengah menjadi perhatian. Salah satu antisipasi yang kerap dilakukan adalah menggunakan masker. Menjadi pertanyaan kemudian cukupkah pakai masker biasa atau harus pakai masker N95?
Sebagaimana dikutip dari laman rsjakarta.co.id, Jumat (24/1/2020), penggunaan masker merupakan salah satu upaya yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran penyakit menular seperti influenza, tuberkolosis, dan sebagainya.
Selama ini orang memakai masker masih dianggap orang sakit atau pembawa penyakit menular yang sangat berbahaya. Padahal pemakaian masker mempunyai tujuan yang sangat baik untuk mencegah penularan penyakit pada orang lain melalui udara.
Selama ini masker yang banyak beredar dan kerap digunakan adalah masker bedah (surgical mask) atau masker biasa. Masker jenis ini biasanya memiliki bagian luar warna hijau muda.
Bagian dalamnya berwarna putih serta memiliki tali/karet untuk memudahkan terpasang ke bagian belakang kepala atau telinga. Disebut masker bedah karena biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan ketika melakukan tindakan operasi.
Obat GHB: Bentuk Otot sampai Dongkrak Libido
Masker ini efektif sebagai penghalang cairan dari mulut dan hidung sehingga tidak menontaminasi sekeliling. Namun, masker ini tidak didesain untuk menyaring partikel dan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil, termasuk virus influenza dan bakteri turbekulosis.
Orang sehat tidak disarankan untuk menggunakan masker jenis ini dan cukup hanya orang yang sakit. Kepala Poliklinik DOTS RS Hasan Sadikin Bandung Dedi Suryatno menyebutkan masker bedah efektif digunakan oleh pasien karena dapat menyaring percikan air liur atau dahak.
”Beda halnya bila orang sehat yang memakai masker tersebut. Mikroorganisme yang berukuran sangat kecil dan melayang-layang diudara dapat terjebak di dalam pori-pori masker tersebut. Bila mikroorganisme tersebut berakumulasi , dapat terhirup dan pada akhirnya masuk ke dalam saluran pernapasan.”
Untuk Orang Sehat
Bagaimana dengan masker N95? Masker N95 ini bisa menjadi alternatif bagi orang sehat untuk berinteraksi dengan orang sakit. Masker ini disebut N95 karena dapat menyaring hingga 95 % dari keseluruhan partikel yang berada di udara.
Masker N95 biasanya berbentuk setengah bulat dan berwarna putih, terbuat dari bahan soliddan tidak mudah rusak. Pemakaiannya juga harus benar-benar rapat, sehingga tidak ada celah bagi udara luar masuk .
Masker ini biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan di bagian infeksi dan menular. Masker ini biasanya dipergunakan juga dipergunakan oleh petugas peternakan ketika terjadi wabah flu burung.
Masker N95 ini memiliki kekurangan antara lain bagi yang tidak terbiasa menggunakan, mungkin akan merasa gerah dan sesak sehingga hanya bertahan beberapa jam saja memakainya.
Tes Depresi Lewat 4 Pertanyaan Simpel
Pakar saluran napas dr. Diah SpP menjelaskan masker N95 dinilai punya efek proteksi yang lebih baik dibanding masker bedah biasa. Jenis masker ini disarankan untuk dipakai pada lingkungan yang berisiko tinggi seperti rumah sakit atau di lingkungan yang memang terkonfirmasi ada kasus.
”Misalnya kita ada di Wuhan sana, itu perlu pakai masker N95,” jelasnya sebagaimana dikutip dari Detikcom.
Efektivitas masker N95 dalam memproteksi saluran pernapasan juga dipengaruhi oleh cara pakai. Salah satu keluhan saat memakai masker ini adalah kurang nyaman karena sangat rapat, sehingga kadang-kadang sengaja dilonggarkan.
Untuk masker biasa atau masker bedah, Diah mengatakan penggunaan masker sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan apabila memang tidak sedang ada kasus dan sirkulasi udara di suatu tempat terjaga dengan baik.
Virus corona nCoV kali pertama merebak di Wuhan, China. Tercatat ada 400 orang yang terjangkiti virus ini, 17 di antaranya meninggal. Kota itu kemudian diisolasi sehingga sekitar 10 juta penduduk Wuhan tidak bisa masuk dan keluar dari wilayah tersebut akibat virus corona.