Sejumlah menkes mengundurkan diri lantaran gagal mengatasi pandemi corona. ada yang menunjuk penggantinya setelah menkes mengundurkan diri.
JEDA.ID-Setelah diterpa banyak kritikan karena tak bisa mengatasi pandemi corona, menteri kesehatan (menkes) di beberapa negara mengundurkan diri.Para menkes yang mengundurkan diri ada yang sudah menunjuk pejabat penggantinya.
Berikut deretan menteri kesehatan (menkes) yang mundur karena gagal atasi pandemi Covid-19 seperti dirangkum dari detikcom berikut ini:
1. Menkes Selandia Baru
Menteri Kesehatan Selandia Baru, David Clark, mengundurkan diri pada 2 Juli 2020. Sebelum memutuskan mundur, Clark banyak mendapat kritikan lantaran melanggar kebijakan lockdown yang ia terapkan sendiri.
Bahkan, di saat Selandia Baru masih kewalahan menangani lonjakan kasus, Clark tertangkap basah berlibur bersama keluarganya ke pantai. Clark juga menyampaikan keberadaannya dengan tetap menjabat Menteri Kesehatan memicu ‘gangguan yang tidak membantu’ bagi upaya pemerintah menghadapi pandemi corona.
Vietnam Tidak Mengalami Resesi, ini Rahasia Suksesnya
“Semakin jelas bagi saya bahwa kelanjutan peran saya telah mengganggu respons pemerintah secara keseluruhan terhadap Covid-19 dan pandemi global,” ucap Clark dalam konferensi pers di parlemen Selandia Baru, kata Clark dukutip dari Reuters.
2. Menkes Belanda
Menteri Kesehatan Belanda Bruno Bruins mengundurkan diri pada 19 Maret 2020. Sebelum mundur, Bruins dilaporkan mengalami kolaps akibat kelelahan bekerja saat memimpin penanganan Covid-19.
Bruins juga jatuh pingsan ke lantai karena kelelahan pada rapat parlemen yang membahas penanganan virus Corona. Kondisi fisiknya yang lemah membuatnya tidak lagi mampu mengemban tugas terlebih ia disebut terus menerus mengikuti rapat yang tak kunjung berakhir.
3. Menkes Republik Ceko
Menteri Kesehatan Republik Ceko Adam Vojtech secara mengejutkan mengundurkan diri pada 21 Agustus 2020. Disebutkan bahwa alasan terbesar pengunduran dirinya diakibatkan karena banyaknya kritikan terhadapnya atas kasus Covid-19 di Ceko yang terus naik.
Vojtěch mengatakan bahwa dia telah melakukan yang terbaik untuk mengelola epidemi Covid-19 di Republik Ceko, dan dia bangga dengan perubahan dalam perawatan kesehatan yang telah terjadi selama dia menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
Lonjakan kasus di Republik Ceko telah menjadi yang tercepat kedua di Eropa dalam dua pekan. Terlebih, sebelum dimulainya musim panas, pemerintah Ceko mencabut hampir semua pembatasan yang diberlakukan selama gelombang pertama pandemi.
4. Menkes Ekuador
Menteri Kesehatan Ekuador Catalina Andramuno, memutuskan mundur dari jabatannya pada 21 Maret 2020, beberapa jam setelah otoritas terkait mengumumkan lonjakan kasus infeksi Covid-19 di negara tersebut mencapai 500 orang.
Gempa Megathrust Pemicu Tsunami 20 Meter, Apa Itu?
Andramudo juga disebut mengundurkan diri tanpa memberikan keterangan lebih lanjut dan menunjuk Juan Carlos Zevallos yang merupakan seorang dokter yang telah bekerja di beberapa rumah sakit dan universitas sebagai penggantinya.
5. Menkes Brasil
Menteri Kesehatan Brasil Nelson Teich mengundurkan diri pada 16 Mei setelah kurang lebih sebulan bekerja. Pengunduran dirinya juga disebut karena pandangannya yang sering berbeda dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro terkait penanganan wabah virus corona.
Nelson diketahui menolak permintaan Presiden Jair Bolsonaro memberikan obat klorokuin untuk pasien virus Corona. Ia juga terang-terangan tidak terlibat dalam kebijakan pemerintah Brasil yang berusaha kembali menjalankan ekonomi dengan membuka salon kecantikan, pusat kebugaran, dan pangkas rambut.
6. Menkes Polandia
Menteri Kesehatan Polandia Lukasz Szumowski mengundurkan diri pada 15 Agustus 2020 menyusul adanya lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di negara tersebut. Sejak awal Agustus, Polandia telah melaporkan jumlah kasus virus korona tertinggi, tetapi pemerintah belum mengambil tindakan yang lebih ketat secara signifikan.
Szumowski membantah melakukan kesalahan dan mengatakan bahwa pengunduran dirinya adalah sesuatu yang telah dia rencanakan untuk beberapa waktu dan tidak ada hubungannya dengan pandemi Covid-19. Pada konferensi pers, dia mengatakan bahwa pekerjaannya telah membantu “mencegah puluhan ribu kematian akibat virus Corona di Polandia”.