Pakai helm dengan benar dapat menurunkan resiko kematian hingga 40%.
JEDA.ID–Helm menjadi salah satu alat keselamatan untuk berkendara dengan sepeda motor di jalan raya. Namun, hingga kini tidak semua orang mau pakai helm di jalan.
Ada banyak alasan yang kerap dikemukakan pengguna kendaraan bermotor yang enggan pakai helm. Mulai hanya jarak dekat, lupa, sampai khawatir sisiran rambut acak-acakan karena pakai helm.
Padahal, helm yang menjadi pelindung kepala bisa menurunkan dampak kecelakaan. Korp Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyebutkan tingkat kecelakaan yang melibatkan sepeda motor 10 kali lipat dibanding mobil. Baik pengemudi maupun penumpang sama-sama berisiko mengalami kematian atau cacat seumur hidup.
”Selalu gunakan helm yang sesuai standar dengan benar saat mengemudi atau menumpang. Pakai helm dengan benar dapat menurunkan resiko kematian hingga 40% dan resiko luka parah lebih dari 70%,” sebut Korlantas Polri di laman mereka, korlantas-irsms.info, sebagaimana dikutip Senin (26/8/2019).
Meski hampir semua orang tahu mengenai pentingnya pakai helm saat berkendara, namun kesadaran mengenakan helm belum terlalu baik. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan hanya 33,7% orang Indonesia yang selalu pakai helm saat berkendara.
Sisanya, 42,4% kadang-kadang mengenakan helm. Bahkan, ada 23,9% orang yang tidak pernah mengenakan helm saat berkendara. Meski kesadaran mengenakan helm tergolong rendah, namun sebagian besar sudah sadar mengenakan helm standar yang terkancing.
Sebanyak 91,4% orang menggunakan helm standar terkancing, 8% pakai helm standar tidak terkancing, dan sisanya 0,6% mengenakan helm tidak standar seperti helm sepeda sampai helm proyek.
Bila ditilik mengenai kesadaran mengenakan helm, orang Kalimantan Utara paling rajin mengenakan helm. Dalam data itu disebutkan 55,4% orang Kalimantan Utara selalu mengenakan helm.
Sedangkan penduduk yang malas pakai helm berasal dari Papua. Di provinsi itu, 51,2% tidak pernah pakai helm saat berkendara.
Data Per Provinsi
Berikut perincian kebiasaan mengenakan helm di tiap provinsi sesuai data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan Kemenkes.
Aceh
– Selalu 30,0%
– Kadang-kadang 39,1%
– Tidak pernah 30,9%
Sumatra Utara
– Selalu 22,4%
– Kadang-kadang 36,9%
– Tidak pernah 40,7%
Sumatra Barat
– Selalu 25,1%
– Kadang-kadang 46,6%
– Tidak pernah 28,4%
Riau
– Selalu 29,3%
– Kadang-kadang 37,4%
– Tidak pernah 33,3%
Jambi
– Selalu 35,0%
– Kadang-kadang 38,9%
– Tidak pernah 26,1%
Sumatra Selatan
– Selalu 26,0%
– Kadang-kadang 37,0%
– Tidak pernah 37,0%
Bengkulu
– Selalu 36,4%
– Kadang-kadang 46,1%
– Tidak pernah 17,5%
Lampung
– Selalu 24,8%
– Kadang-kadang 44,9%
– Tidak pernah 30,3%
Bangka Belitung
– Selalu 41,9%
– Kadang-kadang 42,4%
– Tidak pernah 15,6%
Kepulauan Riau
– Selalu 50,2%
– Kadang-kadang 26,9%
– Tidak pernah 22,9%
DKI Jakarta
– Selalu 40,5%
– Kadang-kadang 46,3%
– Tidak pernah 13,2%
Jawa Barat
– Selalu 37,0%
– Kadang-kadang 39,7%
– Tidak pernah 23,3%
Jawa Tengah
– Selalu 34,2%
– Kadang-kadang 49,3%
– Tidak pernah 16,5%
DIY
– Selalu 41,8%
– Kadang-kadang 49,5%
– Tidak pernah 8,7%
Jawa Timur
– Selalu 38,5%
– Kadang-kadang 45,5%
– Tidak pernah 16,1%
Banten
– Selalu 30,3%
– Kadang-kadang 42,3%
– Tidak pernah 27,3%
Bali
– Selalu 32,8%
– Kadang-kadang 54,1%
– Tidak pernah 13,1%
Nusa Tenggara Barat
– Selalu 18,2%
– Kadang-kadang 35,1%
– Tidak pernah 46,7%
Nusa Tenggara Timur
– Selalu 21,8%
– Kadang-kadang 32,9%
– Tidak pernah 45,2%
Kalimantan Barat
– Selalu 37,8%
– Kadang-kadang 38,2%
– Tidak pernah 24,1%
Kalimantan Tengah
– Selalu 41,0%
– Kadang-kadang 37,3%
– Tidak pernah 21,7%
Kalimantan Selatan
– Selalu 43,6%
– Kadang-kadang 41,8%
– Tidak pernah 14,6%
Kalimantan Timur
– Selalu 40,5%
– Kadang-kadang 45,5%
– Tidak pernah 14,0%
Kalimantan Utara
– Selalu 55,4%
– Kadang-kadang 20,5%
– Tidak pernah 24,1%
Sulawesi Utara
– Selalu 27,9%
– Kadang-kadang 49,0%
– Tidak pernah 23,1%
Sulawesi Tengah
– Selalu 17,2%
– Kadang-kadang 51,2%
– Tidak pernah 31,6%
Sulawesi Selatan
– Selalu 37,3%
– Kadang-kadang 42,0%
– Tidak pernah 20,7%
Sulawesi Tenggara
– Selalu 32,8%
– Kadang-kadang 34,0%
– Tidak pernah 33,3%
Gorontalo
– Selalu 26,6%
– Kadang-kadang 47,8%
– Tidak pernah 25,7%
Sulawesi Barat
– Selalu 35,1%
– Kadang-kadang 39,1%
– Tidak pernah 25,8%
Maluku
– Selalu 28,3%
– Kadang-kadang 31,1%
– Tidak pernah 40,7%
Maluku Utara
– Selalu 24,1%
– Kadang-kadang 25,5%
– Tidak pernah 50,4%
Papua Barat
– Selalu 37,4%
– Kadang-kadang 29,3%
– Tidak pernah 33,3%
Papua
– Selalu 27,0%
– Kadang-kadang 21,8%
– Tidak pernah 51,2%
Itulah data tentang kebiasaan penduduk Indonesia pakai helm. Jadi kedepannya kebiasaan mengenakan helm saat naik sepeda motor perlu ditingkatkan lagi.