Ada anggapan bahwa orang yang mengidap penyakit jantung sebaiknya tidak melakukan aktivitas yang tergolong berat, seperti olahraga.
JEDA.ID- Ada anggapan bahwa orang yang mengidap penyakit jantung sebaiknya tidak melakukan aktivitas yang tergolong berat, seperti olahraga. Benarkah demikian?
Penyakit jantung atau kardiovaskular memang masih menjadi ancaman dunia (global threat). Bahkan penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian teratas di seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyebutkan lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Sebagai perbandingan, HIV / AIDS, malaria dan TBC secara keseluruhan membunuh 3 juta populasi dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.
Penyakit Kardiovaskular juga paling sering menyerang kelompok usia produktif, sehingga mortalitasnya menyebabkan beban ekonomi dan sosial terhadap masyarakat.
Lantas bagaimana para pengidap jantung bila ingin tetap melakukan olahraga? Apapun jenis olahraganya, selalu meliputi frekuensi, intensitas dan tempo kegiatan. Frekuensi adalah keseringan, intensitas adalah beban tenaga, dan tempo adalah lama waktu kegiatan. Olahraga dengan intensitas yang rendah dianjurkan bagi penderita jantung seperti lari-lari kecil dan jalan-jalan.
Kegiatan yang mengandung gerakan anaerobik yang dilakukan dengan intensitas tinggi sangat berbahaya bagi penderita jantung. Penderita jantung diharuskan menghindari olahraga yang membutuhkan intensitas tinggi dan banyak gerakan anaerobiknya. Mudahnya, berikut ini kegiatan-kegiatan olahraga yang lebih besar mengandalkan gerakan anaerobik dan intensitas yang lebih tinggi.
Berikut beberapa olahraga yang sebaiknya tidak dilakukan pengidap penyakit jantung seperti dilansir Jeda.id dari berbagai sumber.
1. Lari Sprint
Berlari sprint mengeluarkan banyak energi yang terkuras. Jika seseorang memiliki riwayat penyakit jantung dan mengikuti lomba lari sprint, maka orang tersebut harus waspada, kalau bisa dihindari. Saat sedang berlomba, seseorang dituntut untuk mengeluarkan segala energinya tanpa memikirkan kemampuan diri sendiri. Jika jantung dipaksa bekerja ekstra, bisa terjadi serangan jantung mendadak dibarengi dengan napas yang terengah-engah.
2. Renang Berlebihan
Sebenarnya renang bisa termasuk dalam kategori olahraga aerobik, namun ada beberapa gerakan dalam renang yang apabila dilakukan secara berlebihan justru bisa menimbulkan dampak buruk. Berenang adalah olahraga yang dilakukan dengan cara mengatur napas dalam air. Jika kita tidak pandai dalam pengambilan napas saat berenang, kemungkinan hal ini dapat memengaruhi cara kerja jantung.
3. Badminton
Badminton merupakan salah satu olahraga yang sering dilakukan oleh banyak orang. Kebanyakan orang pernah bermain badminton karena permainannya yang cukup simple. Namun, rupanya badminton termasuk ke dalam kategori olahraga anaerobik. Gerakan yang ada dalam badminton seperti smashing dan berpindah-pindah tempat secara cepat tentu membutuhkan tenaga besar. Sebaiknya, penderita jantung tidak melakukan olahraga ini dalam intensitas tinggi.
4.Tenis
Serupa dengan badminton, tenis juga membutuhkan tenaga ekstra dalam permainannya. Hampir sebagian besar gerakan saat bermain tenis adalah gerakan anaerobik. Pemain juga dibuat lelah karena harus gesit saat berpindah tempat agar bola tidak jatuh ke tanah atau lantai.
5. Basket
Olahraga basket meliputi beberapa gerakan dengan intensitas tinggi seperti sprit, jump, dan shot. Berlari kesana kemari mengoper bola ke arah teman, merebut bola dari tangan lawan membuat olahraga ini menjadi berisiko buruk bagi pengidap penyakit jantung.
6. Sepak Bola
Tak hanya basket, sepak bola juga membutuhkan banyak gerakan sprint, menendang dengan kuat, berlari ke sana kemari untuk oper bola. Bisa dibayangkan betapa lelahnya bermain sepak bola karena seluruh anggota tubuh ikut merasakan lelah. Maka dari itu, sepak bola ada baiknya dihindari bagi penderita jantung.
7. Angkat Beban
Olahraga jenis ini sangat membutuhkan intensitas yang tinggi, bahkan untuk mengangkat beban berat seseorang harus menahan napas. Risiko tinggi akibat memaksakan mengangkat beban berpotensi menyebabkan serangan jantung mendadak.
Olahraga yang Disarankan
Sementara bagi Anda yang mengidap penyakit jantung perlu khawatir. Ada beberapa jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan jantung seperti dilansir dari berbagai sumber, Rabu (19/2/2020).
1. Peregangan (Stretching)
Sebelum olahraga, biasakan untuk melakukan peregangan otot-otot atau pemanasan. Jangan salah, peregangan ini termasuk dalam jenis olahraga yang baik untuk kesehatan jantung Anda. Dengan meregangkan lengan dan kaki sebelum berolahraga, dapat mempersiapkan otot-otot Anda untuk beraktivitas dan membantu mencegah cedera serta tegang otot.
2. Aerobik
Dikutip dari Hopkins Medicine, aerobik mampu meningkatkan sirkulasi, darah sehingga tekanan darah dan detak jantung lebih optimal. Di samping itu, aerobic juga mampu meningkatkan efisiensi pemasukan oksigen ke dalam jaringan tubuh. Apabila olahraga ini dilakukan secara rutin, aerobik akan memberikan efek lain seperti membantu menurunkan denyut jantung dan tekanan darah Anda, serta meningkatkan pernapasan.
3. Yoga
Olahraga yoga merupakan gabungan dari ketiga teknik yakni peregangan, pernapasan, dan relaksasi. Ketiga teknik ini ternyata baik untuk kesehatan jantung Anda. Dengan melakukan yoga secara teratur, maka dapat membantu Anda dalam hal mengurangi tingkat stres. Seperti telah diketahui sebelumnya, stres adalah faktor pemicu timbulnya penyakit jantung.
4. Tai Chi
Olahraga asal Tiongkok kuno ini menggabungkan gerakan lambat tubuh mengikuti irama disertai dengan pernapasan dalam serta dibutuhkan konsentrasi yang tinggi. Bila kamu secara rutin melakukan tai chi, maka membantu menjaga kesehatan pikiran dan tubuh, serta kesehatan jantung. (Bunga Oktavia)