• Mon, 25 November 2024

Breaking News :

Motif Dendam hingga Ekonomi di Balik Deretan Kasus Pembunuhan Keluarga

Polisi berhasil mengungkap kasus pembunuhan keluarga yang dilakukan istri terhadap suaminya sendiri. Ekonomi dan dendam diduga melatarbelakangi pembunuhan itu.

JEDA.ID— Polisi berhasil mengungkap kasus pembunuhan keluarga yang dilakukan istri terhadap suaminya sendiri. Aulia Kesuma, 35, menyewa orang untuk membunuh suaminya Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili, 54, dan anak tirinya M Adi Pradana atau Dana, 23. Hal itu ia lakukan karena keinginannya untuk menjual rumah karena terlilit utang ditolak korban.

Pembunuhan terjadi pada Minggu (25/8/2019) lalu di rumah korban di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.  Hal itu pengakuan sementara kepada polisi saat diperiksa. Seperti dilansir detikcom, Rabu (28/8/2019), penyidik hingga masih mendalami pengakuannya. Begitupula soal hubungannya dengan Giovanni Kelvin, 25, yang diakuinya sebagai anak. Kelvin ikut membantu Aulia membakar mayat Pupung dan Dana dalam mobil mereka di pinggir jalan kawasan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat.

Pembunuhan di Banyumas

Sementara itu, Petugas Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Banyumas juga berhasil mengungkap identitas empat kerangka manusia yang ditemukan di Desa Pasinggangan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan menetapkan empat tersangka dalam kasus tersebut.

Kepala Polres Banyumas Ajun Komisaris Besar Polisi Bambang Yudhantara Salamun di Markas Polres Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (27/8/2019), menjelaskan, empat kerangka manusia yang ditemukan di halaman belakang rumah Misem, 76, warga Desa Pasinggangan RT 07 RW 03, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, merupakan kerangka dari tiga anak Misem dan satu orang cucu Misem.

Empat kerangka manusia tersebut terdiri atas Supratno (usia saat dibunuh 51 tahun), Sugiono,46; Heri, 41, dan Vivin, 21. Korban Vivin merupakan anak dari Supratno yang merupakan putra sulung Misem, sedangkan Sugiono anak ketiga Misem, dan Heri anak kelima Misem.

Pembunuhan terhadap empat korban tersebut terjadi pada 9 Oktober 2014 dan dilakukan oleh tetangga Misem yang juga anak kedua Misem, yang juga keluarga Saminah. Polisi telah menetapkan empat anggota keluarga Saminah sebagai tersangka dalam kasus tersebut, karena mereka mengetahui dan merencanakan rangkaian pembunuhan terhadap keempat korban.

Keempat tersangka tersebut terdiri atas Saminah,52, beserta tiga anaknya, yakni Irfan,32, Putra, 27, dan Saniah, 37.
Menurut dia, motif pembunuhan adalah dendam yang didasari masalah tanah warisan. Selain dua kasus pembunuhan tersebut, ada sejumlah kasus pembunuhan yang dialami sebuah keluarga dengan motif ekonomi hingga dendam.

1. Kasus Serang

Kasus pembunuhan terhadap satu keluarga terjadi di Kampung Gegeneng, Desa Sukadalem, Kecamatan Waringin Kurung terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, Selasa (13/8/2019). Si pelaku, Samin, 29, diringkus di kampung halamannya, Lampung, Senin (19/8/2019). Terungkapnya Samin sebagai pelaku pembunuhan Rustiandi,33, dan putranya berawal dari kesaksian istri terduga pelaku.

Warga menemukan Rustiandi dan putranya meninggal, sementara sang istri selamat meski mengalami luka parah. Polisi kemudian mendapatkan keterangan tentang pelaku dari keterangan istri korban.  Tersangka Samin yang merupakan buruh serabutan diringkus persembunyiannya di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, pada Selasa (20/8/2019).  Kepada polisi Samin mengaku, sebelum menghabisi nyawa Rustiandi dan putranya, dia menyambangi rumah korban dalam pengaruh minuman keras.

2. Kasus pembunuhan keluarga di Pulomas

Pada 27 Desember 2016, warga Pulomas, Jakarta Timur digemparkan dengan penemuan 11 orang di sebuah kamar mandi di rumah nomor 7A di Jalan Pulomas Utara, Jakarta Timur. Setelah cukup lama disekap dan mengakibatkan kekurangan oksigen, 6 orang meninggal di ruangan berukuran 1,5 m x 1,5 m tersebut.

Korban adalah pemilik rumah Dodi Triono, 59, dan dua putrinya Diona Arika,16, dan Dianita Gemma, 9. Motif pelaku pembunuhan adalah tergiur harta. Dua pelaku yakni Ridwan dan Erwin berhasil ditangkap dan divonis hukuman mati. Sedangkan pelaku lain Ramlan mati ditembak mati karena mencoba melawan saat akan ditangkap polisi.

3. Kasus pembunuhan orang tua dan istri di Cirebon

Kasus pembunuhan yang terjadi pada satu keluarga di Kelurahan Pasalakan, Kecamatan Sumber, Cirebon, Jawa Barat jadi perbincangan publik. Pelaku pembunuhan tak lain adalah sang kepala keluarga, Agus, 38.

Korban yang meninggal yakni ibu pelaku Sumarni,64, dan istri pelaku Rawiyah, 33. Ada dugaan motif Agus membunuh anggota keluarganya karena alasan warisan. Di keluarga, Agus mendapatkan warisan yang paling sedikit dari orangtuanya. Sehingga dirinya merasa tak terima.

4. Kasus pembunuhan majikan di Banda Aceh

Hanya karena sakit hati atas sebuah ucapan, Ridwan secara sadis membunuh majikan dan keluarganya. Korban adalah Tjie Sun alias Asun,48, istri Asun, Minarni,40, dan anak Asun, Calliestos NG,8. Ridwan menghabisi nyawa majikannya dengan cara menggorok leher korban di ruko milik korban.  Akibat pembunuhan berencana ini, Ridwan dituntut hukuman mati oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Banda Aceh.

5. Pembunuhan sekeluarga di Sumatra Utara

Bermula dari ejekan tentang bentuk tubuh Agus Hariadi tega menghabisi nyawa Muhajir, 49, istrinya Suniati, dan putranya M. Solihin,12. Agus mengaku menyimpan dendam kepada Suniati sering mengejeknya dengan sebutan pasukan gajah lantaran bertubuh besar.

Agus beraksi tak sendiri. Ia mengajak teman lainnya berinsial R untuk melancarkan aksi. Kronologinya, Agus kala itu datang ke rumah Muhajir untuk meminjam uang. Setelah Muhajir mengambil uang, Agus tiba-tiba memukul kepala Muhajir dengan gagang pistol.

Kemudian pelaku membawa Muhajir, anak dan istri korban yang saat itu masih hidup untuk dibuang ke Sungai Belumai, Tanjungmorawa. Selang beberapa hari, jasad Muhajir ditemukan di Sungai Blumei.  Jasad putra Solihin ditemukan 3 hari kemudian di sungai yang sama. Sedangkan istrinya ditemukan mengapung di perairan laut Batu Bara.

6. Kasus di Bekasi

Kasus pembunuhan satu keluarga juga terjadi di Jalan Bojong Nangka 2 RT 3 RW 7, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi. Polisi mengidentifikasi korban bernama Diperum Nainggolan, 38, Maya Ambarita,37, dan dua anaknya berinisial S, 7, dan A, 7.

Hanya butuh tiga hari, polisi menemukan tersangka bernama Haris Simamor di wilayah Garut, Jawa Barat. Tersangka pembunuhan masih kerabat korban. Haris merupakan adik dari istri Diperum Nainggolan. Ia juga kerap bermalam di rumah korban.

Haris melakukan aksi kejinya menggunakan linggis. Haris mengungkapkan motif pembunuhan terhadap keluarga Diperum lantaran sakit hati karena kerap dimarahi korban.

Ditulis oleh : Anik Sulistyawati

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.