Makan nasi merupakan kebiasaan warga di Asia Tenggara pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Dalam sehari kita makan nasi tiga kali.
JEDA.ID-Makan nasi sudah menjadi keharusan bagi kita. Jika tidak makan nasi sekali saja, terasa seperti ada yang kurang.
Ungkapan ini menjelaskan bagaimana masyarakat Indonesia sangat ketergantungan dengan nasi. Namun, makan nasi yang berlebihan memiliki dampak yang tidak baik bagi tubuh. Tips kesehatan kali ini membahas efek makan nasi tiga kali sehari benarkah picu diabetes?
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health menemukan kaitan di antara keduanya. Dalam penelitian yang dipublikasi oleh British Medical Journal pada 2012 tersebut, peneliti menelaah empat studi yang melibatkan 352 ribu orang dari China, Jepang dan Amerika Serikat.
6 Bahan Herbal untuk TBC, Bisa Ditemukan di Sekitar Rumah
Penelitian yang dipimpin oleh Emily Hu dan Qi Sun tersebut memantau perkembangan kesehatan dan kebiasaan makan partisipan selama 4-22 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan yang paling banyak makan nasi yaitu 3-4 kali per hari, memiliki risiko 1,5 kali lebih banyak terkena diabetes dibandingkan orang yang makan paling sedikit nasi.
Dikutip dari detikcom, Selasa (20/10/2020), peneliti juga menemukan bahwa risiko terkena diabetes bahkan naik 10 persen untuk setiap tambahan porsi nasi yang dimakan dalam sehari.
Kaitan antara kuantitas makan nasi dengan risiko terkena diabetes tipe 2 berhubungan dengan indeks glikemik pada nasi yang tinggi sekitar 70. Indeks glikemik adalah angka yang menunjukkan potensi meningkatkan gula darah.
Jumlah Pengidap Diabetes Meningkat
Untuk menghindari meningkatnya risiko terkena diabetes tipe 2 dapat dilakukan dengan mengganti kebiasaan mengkonsumsi karbohidrat rafinasi, seperti nasi putih dan roti putih, menjadi serealia utuh.
Selain mengakibatkan diabetes tipe 2, konsumsi nasi yang berlebihan juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan hingga mengganggu pencernaan. Selain mengganti asupan karbohidrat, Anda juga dapat membatasi asupan karbohidrat sebanyak 45-60 gram setiap kali makan agar risiko terkena diabetes tipe 2 dapat ditekan.
Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Kemenkes, diabetes paling banyak dialami oleh penduduk usia 15 tahun ke atas dan hanya 30 persen yang menunjukkan gejala diabetes dan resmi terdiagnosis. Dalam sebuah laporan, diprediksi bahwa pada 2030 mendatang, jumlah pengidap diabetes bisa mencapai lebih dari 21 juta jiwa
Kenali Gejala Awal Diabetes
Untuk mengatasi hal tersebut, identifikasi gejala awal diabetes menjadi sangat penting guna mencegah semakin parahnya diabetes tersebut. Minimnya pengetahuan dari masyarakat membuat gejala awal dari diabetes ini kerap dianggap remeh.
Wow! Game Tirta Karya Anak Bangsa akan Hadir di PS5
Dikutip dari WebMD, diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2 memiliki beberapa tanda peringatan yang sama. Berikut gejala awal diabetes yang tidak boleh dianggap remeh:
1. Sering lapar
Pada proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh ada proses pengubahan makanan yang dikonsumsi menjadi glukosa yang digunakan sel sebagai energi. Namun, sel membutuhkan insulin untuk dapat mengambil glukosa.
Jika tubuh tidak memiliki cukup insulin atau sel menolak insulin dalam tubuh. Glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk melakukan proses metabolisme. Hal inilah yang membuat seseorang cenderung lebih lapar dan kelelahan dari biasanya. Keadaan tersebut menjadi gejala awal yang kerap kali dianggap remeh oleh masyarakat.
2. Sering buang air kecil
Gejala lain yang harus diantisipasi adalah intensitas buang air kecil yang menjadi lebih sering dan semakin haus. Pada keadaan normal, tubuh dapat kembali menyerap glukosa saat melewati ginjal.
Orang yang memiliki diabetes mendorong gula darah naik dan ginjal tidak dapat membawa semuanya kembali sehingga menyebabkan seseorang akan lebih sering buang air kecil. Hal tersebut membuat seseorang menjadi dehidrasi dan merasa lebih haus karena sering buang air kecil.
3. Mulut kering dan kulit gatal
Mulut kering dan kulit gatal adalah gejala awal lain yang kerap dianggap remeh. Intensitas buang air kecil yang lebih sering membuat cairan terkuras sehingga kelembapan tubuh lainnya misalnya di mulut menjadi berkurang. Hal ini lah yang menyebabkan mulut kering.
Salah satu implikasi dari dehidrasi adalah kulit yang terasa kering dan gatal. Gejala inilah yang harus diwaspadai untuk mencegah semakin parahnya diabetes.
4. Penglihatan kabur
Gejala awal lainnya adalah penglihatan yang terganggu karena adanya perubahan kadar cairan dalam tubuh. Hal ini dapat membuat lensa mata membengkak dan mengganggu fungsi dari lensa mata.