AMMDes jenis ambulans bisa menjadi senjata untuk upaya menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) khususnya daerah terpencil.
JEDA.ID–Mobil perdesaan atau alat mekanis multiguna pedesaan atau AMMDes sempat menyita perhatian dalam beberapa waktu terakhir karena diborong orang terkaya di Afrika.
Kisah unik tentang mobil perdesaan juga datang dari Lebak, Banten. Sebab, ada orang tua yang memberi nama anaknya dengan panggilan Amdes karena terinspirasi dari mobil AMMDes.
Nama asli bayi itu adalah Amanda Desvita yang dilahirkan dari ibu bernama Sawiyah. Panggilan Anmdes untuk bayi itu bukan tanpa alasan.
Sawiyah melahirkan dengan selamat di dalam mobil perdesaan atau AMMDes jenis ambulans feeder. Peristiwa itu terjadi beberapa waktu lalu di Lebak.
”Ini membuktikan bahwa AMMDes kembali dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Kabupaten Lebak, Banten, khususnya bagi ibu hamil,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, di Jakarta, dalam siaran pers di laman Kemenperin.
Jejak Mobil Desa: Digagas Sukiyat, Diborong Orang Terkaya Afrika
Awalnya Sawiyah sudah mengalami pembukaan ke-8 dalam proses persalinan. Ibu itu harus menempuh perjalanan dari Desa Kadurahayu menuju Puskesmas Desa Mekarmanik.
Dia diangkut dengan AMMDes ambulans feeder yang memang disiapkan untuk kondisi darurat termasuk untuk ibu hamil. Sebelum sampai puskesmas, Sawiyah melahirkan anaknya di dalam mobil perdesaan itu.
”Saya mendapatkan informasinya, bahwa Ibu Sawiyah melahirkan di dalam AMMDes ambulance feeder di tengah malam menjelang jam 2 pagi,” tutur dia.
Bayi perempuan itu kemudian diberi nama panggilan Amdes karena kelahirannya berada di mobil perdesaan. Bayi itu adalah anak kedua dari pasangan Sawiyah dan Sapri yang lahir dengan berat 3 kg dan panjang 48 cm.
Menurut Putu, peran AMMDes tersebut menjadi bukti nyata terhadap upaya menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
AMMDes ambulans feeder ini menjadi proyek percontohan. Sebab, di Kabupaten Lebak ada belasan desa yang akses jalannya buruk dan berbatu-batu sehingga sulit dijangkau dengan mobil ambulans konvesional.
”Saya jadi merasa terharu dan bangga atas kontribusi para relawan Jemput Antar Ibu Hamil dan Bersalin Bermasalah [Jamilah] yang mengoperasikan AMMDes ambulans feeder. Sebab alat multiguna ini kami harapkan dapat terus berkembang dalam pelayanan rujukan kesehatan di daerah-daerah,” papar dia.
Proyek Percontohan
Pengadaan mobil perdesaan berjenis ambulans feeder itu bermula dari kerja sama Kemenperin, Pemerintah Kabupaten Lebak, USAID Jalin, PT Samudera Marine Indonesia, PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia, dan PT Kreasi Mandiri Wintor Distributor.
Mereka sepakat menjalankan program “Pilot Project Peningkatan Pelayanan Transportasi Rujukan Kesehatan melalui Pemanfaatan AMMDes Pengumpan Ambulans” di Lebak, Banten pada Juli 2019.
”Program pilot project itu sebagai wujud nyata untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui program Jamilah yang diperkenalkan sejak 2017,” ujar Putu.
Operasi Caesar Paling Tinggi di Kalangan PNS dan Pegawai Swasta
Putu optimistis pemanfaatan mobil perdesaan jenis ambulans ini mampu menekan AKI dan AKB di Kabupaten Lebak. Ini dampak dari kondisi jalan-jalan desa yang minim infrastruktur dan topografi yang berbukit sehingga sulit dijangkau oleh kendaraan umumnya.
Mobil desa jenis ambulans ini defential lock dengan ban yang bisa disesuaikan dengan medan jalannya. Sehingga tidak selip untuk menempuh medan ekstrem dan infarstruktur minim.
AMMDes Jenis ambulans ini merupakan salah satu mobil perdesaan yang digarap PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI). Ada 12 jenis mobil perdesaan seperti selep padi, genset, flat deck, pengolah kopi, penjernih air, sampai pompa air.