• Fri, 26 April 2024

Breaking News :

Deretan Negara yang Tiru Indonesia Campur Solar dan Minyak Sawit

Lewat B20, minyak sawit yang campur solar menggantikan impor sebesar 3,5 juta kiloliter. Bila B30 diterapkan, membutuhkan sawit sedikitnya 6 juta ton.

JEDA.ID–Langkah Indonesia memanfaatkan biodiesel atau solar campur minyak sawit mulai diikuti sejumlah negara lain yang juga menguji coba biodiesel. Indonesia akan mulai menerapkan B30 atau 30% biodiesel dan 70% solar mulai 2020.

Negara tetangga, Malaysia, juga termasuk produsen sawit sudah memulai kebijakan B20 seperti yang dilakukan Indonesia. Setelah itu ada, Vietnam, Thailand, dan negara di Amerika Latin, Kolombia.

“Kolumbia sekarang sedang giat menanam sawit,” jelas Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdalifah Machmud di Jakarta sebagailama dilansir dari jpp.go.id, Rabu (11/12/2019).

Banyaknya negara yang mulai menerapkan kebijakan solar campur minyak sawit membuat Musdalifah optimistis masa depan kelapa sawit Indonesia akan semakin cerah.

Saat ini Indonesia merupakan negara terbesar penghasil sawit dengan produksi sekitar 45 juta ton. Indonesia juga sebagai eksportir terbesar.

Pertalite & Premium, BBM Sejuta Umat Diusulkan Dihapus

”Negeri kita sangat cocok untuk menanam sawit. Dengan pendidikan sebagian besar masyarakat cocok untuk mengelola sawit. Banyak petani tertolong hidupnya karena sawit,” kata Musdalifah.

Dia mengklaim semua kebun sawit di Indonesia kelola dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan. Di Indonesia, 49 persen lahan sawit merupakan milik masyarakat. Pemanfaatan sawit untuk biodiesel telah menghemat devisa untuk impor solar cukup signifikan.

Lewat B20, minyak sawit yang campur solar berhasil menggantikan impor sebesar 3,5 juta kiloliter. ”Saat kita mengimplentasikan B30, membutuhkan sawit sedikitnya 6 juta ton. Jadi ini betul-betul sangat luar biasa, untuk mengurangi impor solar,” kata dia.

Kementerian Pertanian (Kementan) sudah mengalokasikan dana APBN untuk pendaftaran perkebunan di 14 provinsi. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan Kementan Dedi Junaedi menyatakan Indonesia sudah menjadi konsumen terbesar minyak sawit, selain juga sebagai produsen minyak sawit terbesar.

”Kendala berikutnya yang dihadapi adalah masalah kelembagaan. Ke depannya kita akan kembangkan dalam bentuk koperasi-koperasi sawit mandiri. Sedang disusun juga rancangan peraturan pemerintah penyelesaian kawasan kebun di dalam hutan,” ulas Dedi.

Petani Swadaya

Menurut Dedi, yang dilakukan pemerintah untuk menyejahterakan petani kelapa sawit adalah meningkatkan produktivitas di mana 30 persen kepemilikan oleh petani swadaya masih jauh dari target.

”Dulu, kelapa sawit banyak dikelola oleh perusahaan-perusahaan. Tapi saat ini banyak perkebunan mandiri dan swadaya yang dikelola langsung oleh para petani. Pemerintah saat ini memberikan perhatian khusus kepada para petani yang menggarap perkebunan kelapa sawit, salah satunya dengan memberikan pembinaan, benih dan bibit unggul,” papar Dedi.

Menurut Dedi, pendampingan dan perhatian memang sangat dibutuhkan oleh para petani. Sekarang perhatian itu diberikan kepada petani plasma, tapi ke depannya akan diberikan juga kepada seluruh petani tanpa membeda-bedakan, salah satunya melalui sistem online.

”Mudah-mudahan di tahun 2020 kita sudah bisa tancap gas dengan penanaman benih unggul sehingga produktivitas para petani terus meningkat hingga minimal mencapai 6 juta ton. Pada saat program penanaman belum menghasilkan, di sela-sela itu ditanami jagung.” kata dia.

Annas Maamun, Sawit, dan Grasi Jokowi

Kebijakan solar campur minyak sawit ini kelanjutan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Tahun 2019-2024 (RAN-KSB).

Inpres yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 22 November 2019 dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pekebunan, penyelesaian status, dan legalisasi lahan.

Inpres itu juga untuk pemanfaatan kelapa sawit sebagai energi baru terbarukan dan meningkatkan diplomasi untuk mencapai perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan, serta mempercepat tercapainya perkebunan kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan.

Ditulis oleh : Danang Nur Ihsan

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.