• Sun, 28 April 2024

Breaking News :

Edukasi Covid-19 ke Anak? Pakai Cara Ini Supaya Mudah Dimengerti

Anak-anak tetap harus diberi tahu soal Covid-19, hanya cara mengedukasinya berbeda dibandingkan orang tua. Tujuannya supaya anak mudah mengerti.

JEDA.ID-Cara edukasi Covid-19 pada anak tentu berbeda dengan orang tua. Edukasi mengenai Covid-19 pada anak usia dini  tentu jadi sebuah tantangan bagi orang tua.

Maka dari itu, penting untuk menggunakan cara yang mudah dimengerti agar pesan dapat tersampaikan dengan baik.

“Tidak semua anak mudah dikasih tahu, kalau anaknya sudah SD, sudah bisa baca, sudah bisa cari tahu, mungkin itu lebih mudah, tetapi bagaimana dengan anak usia dini?” kata Sani Budiantini Hermawan, psikolog anak dan keluarga dalam dialog dari Graha BNPB, Jakarta pada Sabtu (24/10/2020).

Dikutip dari siaran di Youtube BNPB Indonesia pada Minggu (25/10/2020), Sani mengatakan bahwa untuk itu, orangtua juga perlu tahu tahap perkembangan sang anak sebelum memberikannya edukasi tentang Covid-19.

HP Hilang? Jangan Panik, Lakukan Ini

“Kalau dia dalam usia yang masih dini, berarti yang pertama kita lakukan adalah bahasanya harus nyambung,” kata Sani.

“Jadi bahasanya harus dimengerti oleh anak, kemudian kita juga memberi tahu, harus menjadi role model seperti memakai masker, anak biasanya mengikuti.”

Sani mengatakan, jangan sampai orangtua melakukan edukasi dengan cara menekan atau memaksa anak. Hal ini bisa berakibat pada stresnya buah hati dan malah melakukan kebalikannya.

Wah! Boeing Temukan Cara Bunuh Virus Corona di Pesawatnya

Menurut Sani, yang juga Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani, mengatakan bahwa saat di rumah, orangtua juga bisa melakukan suatu kegiatan yang menarik agar anak tetap senang dan tidak bosan.

“Tentunya memang orang tua saat bersama anak, waktu menerangkannya itu harus dengan yang mudah, misalnya menggunakan istilah-istilah,” ujarnya. Apabila anak bertanya dengan kritis, orangtua pun harus memiliki “seabrek” jawaban namun dengan bahasa yang mudah dimengerti.

“Jangan pakai ‘menurut WHO nak’ atau ‘menurut jurnal’ anak jadi bingung WHO tuh apa,” kata Sani.

Sani mengatakan, seringkali anak akan merasa bosan tentang kebiasaan mencegah Covid-19. Contohnya ketika mereka sudah tidak nyaman menggunakan masker. Maka dari itu, ia pun lebih menganjurkan agar mereka sebisa mungkin dibuat untuk nyaman meski berkegiatan di rumah saja.

“Intinya adalah sebisa mungkin anak berkegiatan di rumah dengan fun dan tidak merasa bosan, karena anak punya hak untuk tumbuh kembang dan bahagia. Itu adalah kewajiban orangtua untuk memberikannya.”

Selain itu, anak juga harus diajak beraktivitas fisik untuk menjaga daya tahan tubuhnya. Dokter Spesialis Anak Cynthia Rindang Kusumaningtyas mengatakan, ada baiknya orang tua untuk mengajak buah hatinya beraktivitas bersama-sama meski di rumah.

“Jenis kegiatan fisik atau lamanya olahraga yang dilakukan tentunya harus disesuaikan dengan usia anak serta kemampuan perkembangannya,” kata Cynthia seperti dikutip dari Liputan6.com,  Minggu (25/10/2020).

Ajak Anak Beraktivitas Fisik

Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah-Puri Indah ini mengatakan, apabila buah hati masih bayi, ajaklah ia bermain dalam posisi tengkurap, mencoba meraih benda dengan merangkak, mendorong benda, atau bermain bola dalam posisi duduk selama 30 menit per hari.

Cynthia mengatakan, aktivitas-aktivitas di atas sudah menjadi bentuk olahraga pada anak yang berada dalam kelompok usia bayi.
Sementara untuk mereka yang berusia batita (bawah tiga tahun), Cynthia merekomendasikan aktivitas fisik yang ringan.

“Seperti berjalan-jalan di taman sambil mencari kupu-kupu, bermain pasir, membantu menyiram tanaman dengan total 180 menit sehari, akan menjadi alternatif kegiatan yang menyenangkan bagi anak,” tulisnya.

Bagi anak yang berusia lebih besar membutuhkan olahraga dengan intensitas yang lebih tinggi berdurasi 60 menit dalam sehari. Untuk ini, Cynthia menyarankan agar orangtua bisa mengajak mereka melakukan main petak umpet, naik sepeda, hiking, menari, serta berlari.

“Apabila anak Anda tidak menyukai olahraga tertentu, kegiatan harian di rumah seperti berkebun, membantu orangtua mencuci motor atau mobil, bahkan menyapu pun sudah merupakan bentuk aktivitas fisik yang baik,” kata Cynthia.

Ia menyarankan, buatlah variasi pilihan kegiatan setiap harinya dan libatkan anak-anak yang berusia lebih besar untuk menentukan aktivitas yang ingin ia dilakukannya.

“Keterlibatan seluruh anggota keluarga saat melakukan aktivitas fisik dalam suasana yang menyenangkan tentunya juga akan membuat anak lebih bersemangat untuk berolahraga.”

Selain itu, jangan lupa memperhatikan asupan nutrisi bagi anak agar daya tahan tubuhnya tetap terjaga. “Nutrisi yang tepat dan seimbang dapat membantu menjaga daya tahan tubuhnya, sehingga menghindarikan si kecil terkena penyakit.

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.