Hingga Kamis (16/7/2020), sedikitnya sudah ada 160 kandidat vaksin virus corona yang tersebar di seluruh dunia. Ada peneliti yang mengembangkan vaksin melalui hidung dan suntikan.
JEDA.ID-Hingga Kamis (16/7/2020), sedikitnya sudah ada 160 kandidat vaksin virus corona yang tersebar di seluruh dunia. Ada peneliti yang mengembangkan vaksin melalui hidung dan suntikan.
Virus corona (Covid-19) menyerang selaput lendir atau jaringan licin yang melapisi permukaan organ-organ internal seperti paru-paru dan saluran pernapasan dan menangkap patogen yang mencoba masuk ke dalam tubuh.
Di bawah berbagai tahap perkembangan adalah injeksi intramuskular konvensional, beberapa penelitian kelompok dan perusahaan, termasuk di Amerika Serikat, Kanada dan India, sedang mengerjakan vaksin nasal coronavirus.
Alih-alih menusukkan ke lengan atas, jenis vaksin ini akan dikirim ke saluran pernapasan, baik melalui semprotan hidung atau pengiriman aerosol.
Sebab virus corona infeksi pernafasan dan menyerang jalan napas. Para ilmuwan dari Universitas Oxford dan Imperial College Inggris dan Universitas Yale AS mengatakan bahwa pemberian vaksin di titik masuk akan melatih mukosa untuk mengidentifikasi Covid-19 dan memblokirnya agar tidak melewatinya.
Selain Singapura, Lima Negara Ini Juga Alami Resesi
Apa itu vaksin hidung / mukos
Para ilmuwan telah mengidentifikasi dua jenis sel tertentu di hidung sebagai titik infeksi awal yang mungkin untuk masuknya virus corona.
Selaput lendir adalah jaringan licin yang melapisi permukaan organ dalam seperti paru-paru dan saluran pernapasan dan menangkap patogen yang mencoba masuk ke dalam tubuh.
“Harapannya adalah bahwa vaksin mukosa akan melakukan semua yang dapat dilakukan oleh pesaing intramuskuler dan lebih banyak lagi, meningkatkan serangan multi-cabang terhadap virus corona sejak saat ia mencoba untuk menembus hambatan tubuh,” kata Deepta Bhattacharya, seorang ahli imunologi di New York Times. University of Arizona, seperti yang dikatakan.
Vaksin dikirim ke saluran pernapasan, disemburkan melalui hidung atau mulut, untuk menargetkan sel-sel kekebalan yang ditemukan di sekitar jaringan mukosa.
Sementara vaksinasi intramuskular terutama menginduksi respon antibodi, vaksinasi hidung bermanfaat karena memicu mukosa, serta kekebalan sistemik. Selain itu, vaksinasi intranasal juga dapat menawarkan perlindungan di situs mukosa lainnya seperti paru-paru, usus dan saluran genital.
Bagaimana cara kerja vaksin hidung Covid-19?
Sel T dan sel B adalah komponen seluler utama yang merespon imun tubuh. Dalam keadaan normal, setelah vaksinasi, sel B akan memberikan antibodi – disebut IgG – untuk mencari patogen. Sel-sel lain, yang disebut sel T, membantu sel B memproduksi antibodi atau mencari dan menghancurkan sel yang terinfeksi.
Dalam kasus vaksinasi intranasal, sel-sel B yang berada di sekitar jaringan mukosa dapat membuat jenis lain dari antibodi – disebut IgA – yang memainkan peran besar dalam menyembuhkan usus dan patogen saluran napas.
Sel T yang berdekatan kemudian dapat mengingat fitur patogen spesifik dan berpatroli di tempat yang kali pertama virus corona berada.
Manfaat Imunisasi dan Vaksinasi bagi Orang Dewasa
Gelombang kedua Covid-19 membuat cemas masyarakat sehingga imunisasi dan vaksin sangat diperlukan.
Secara umum, masyarakat sudah memahami untuk mencegah virus menyerang tubuh maka manusia harus memiliki sistem imun yang kuat. Adapun cara mendorong sistem imun yang kuat adalah dengan melakukan imunisasi maupun vaksinasi.
Menurut Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), pada masa kini, imunisasi diberikan pada orang sehat dan bisa juga diberikan pada keadaan khusus, termasuk dalam masa pandemi.
Dia menjelaskan, imunisasi berbeda dengan vaksinasi yang diberikan untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap antigen. Sehingga bila terpapar antigen yang sama, tubuh orang tersebut sudah punya zat kekebalan sehingga tidak terserang penyakit.
Dia memerinci, imunisasi bersifat pasif karena hanya melakukan transfer antibodi, berbeda dari vaksinasi yang bersifat aktif memproduksi antibodi. Dalam upaya meningkatkan imunitas, masa pandemi ini juga mendorong terapi plasma dari orang yang sudah sembuh dari Covid-19.
“Ini sebetulnya bentuk pemberian imunitas pasif dengan memberikan antibodi dari orang lain, karena tubuh orang tersebut tidak mendapat atau menerima, imunitas aktif membentuk imunitas sendiri,” terangnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu dalam webinar menyoal vaksinasi.
Oleh sebab itu, seiring dengan perubahan kondisi fisik maupun kondisi eksternal seperti iklim dan suhu, penting bagi orang dewasa untuk melakukan imunisasi dan vaksinasi.
Apalagi, proses imunisasi bagi orang dewasa di Indonesia sudah berlangsung sejak 2003, dan per 2017 sudah diterbitkan pula Buku Pedoman Imunisasi pada Orang Dewasa.
Ingin Foto Lebih Menarik ala Selebgram, 6 Aplikasi Edit Boleh Dicoba
Sesuai Anjuran Dokter
Sementara itu, dalam webinar yang sama dr. Suzy Maria, SpPD, Dokter Penyakit Dalam RSCM menambahkan, selama masa pandemi ini para orang dewasa harus tetap mengutamakan jadwal imunisasi dan vaksinasi sesuai anjuran dokter.
Apalagi bagi sebagian orang dewasa yang memerlukan imunisasi sebagai syarat pekerjaan dan keluar kota atau keluar negeri.
Dia memerinci ada beberapa jenis vaksinasi dengan indikasi umum yang diperlukan bagi orang dewasa yaitu; influenza, pneumokok untuk usia di atas 50 tahun, tetanus difteri pertussis, vaksin hepatitis B, vaksin HPV bagi wanita di bawah 55 tahun dan pria yang masih di bawah 26 tahun, vaksin herper zoster untuk usia di atas 50 tahun, vaksin MMR (Mumps, Measlers, dan Rubella), vaksin varicela atau cacar air, vaksi hepatitis A, dan vaksin tifoid. Sebaliknya, jenis vaksin dengan indikasi khusus bagi orang dewasa misalnya rabies dan polio.
“Nah, selama pandemi ini vaksin yang dianjurkan bagi orang dewasa adalah; influenza, pneumokok, dan pertussis,” ujar Suzy seperti dilansir Bisnis.com.
Dia menyebutkan, tiga jenis vaksin ini bukanlah vaksin baru. Ketiganya adalah vaksin lama yang sejak dulu sudah tersedia, namun dengan adanya pandemi tim medis pun mendorong pemberian vaksin ini.
Suzy beralasan pemberian tiga vaksin ini penting karena berkaitan dengan masalah pernafasan dan bisa menyebabkan penyakit di saluran pernapasan yang membuat rentan terhadap virus.
“Ada orang yang berisiko tinggi tanpa vaksin flu. Jadi ini sangat dianjurkan bagi penderita penyakit kronis, usia saat muda, usia lanjut, ibu hamil, dan tenaga kesehatan,” ungkap Suzy.