Hingga awal 2020, panjang jalan tol beroperasi ditarget mencapai 1.852 kilometer.
JEDA.ID–Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono kerap mendapat julukan Willem Daendels era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Julukan itu tidak lepas dari berbagai proyek pembangunan jalan yang ditangani Basuki.
Presiden Jokowi sendiri pernah menyamakan Basuki dengan Daendels. ”Kalau dulu ada Anyer-Panarukan yang dikerjakan Daendels sekarang ada Merak-Banyuwangi yang dikerjakan Menteri PUPR,” kata Jokowi saat peresmian jalan Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro), 10 April 2019, sebagaimana dikutip dari Antara.
Nama Daendels mendunia karena membangun jalan yang menghubungkan Anyer di Banten hingga Panarukan di Situbondo, Jawa Timur. Jalan sepanjang lebih dari 1.000 kilometer itu menyusuri kota-kota di kawasan pantai utara Jawa. Jalan yang diberi nama Jalan Raya Pos ini dibangun pada 1908. Kini jalan ini lebih akrab dengan jalur pantura.
Lalu bagaimana kiprah Basuki dalam membangun jalan sejak 2014 lalu. Catatan besar pembangunan jalan era Basuki Hadimuljono adalah pengoperasian tol baru sepanjang 949 kilometer. Dalam waktu 4,5 tahun, tol baru hampir 1.000 kilometer dioperasikan. Pencapaian ini melebihi pembangunan jalan tol dalam periode 1974-2014 sepanjang 784,7 kilometer.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan hingga awal 2020, panjang jalan tol beroperasi mencapai 1.852 kilometer. Artinya masih ada rencana pengoperasian ruas-ruas baru sejauh 903 kilometer hingga awal 2020.
Panjang jalan tol bertambah berkat pembukaan ruas-ruas baru maupun ruas-ruas lanjutan secara bertahap di 39 jalan tol. Di Jawa, jalan tol tersambung dari Merak hingga Probolinggo sejauh 964 kilometer. ”Kami optimistis target 1.852 kilometer ini bisa tercapai karena ada tambahan dari Trans-Sumatra dan JORR 2 [Jakarta Outer Ring Road] serta ruas-ruas lainnya,” ujar Danang.
Bagaimana dengan jalan negara yang merupakan kewenangan Kementerian PUPR? Berdasarkan data BPS dalam Statistik Transportasi Darat 2017 yang dirilis November 2018, panjang jalan negara hingga 2017 mencapai 47.017 kilometer. Kondisinya 24.334 kilometer atau 51,76% dalam kondisi baik, 18.146 kilometer atau 38,59% kondisinya sedang, 2.708 kilometer atau 5,76% kondisinya rusak, dan 1,829 kilometer atau 3,89% kondisinya rusak berat.
Infrastruktur Lain
Bila dibandingkan dengan 2014, panjang jalan negara bertambah 585 kilometer. BPS dalam Statistik Transportasi 2014 menyebutkan panjang jalan negara adalah 46.432 kilometer. Bila dilihat kondisinya, 27.309 kilometer atau 58,82% kondisinya baik. Kemudian 14.984 kilometer atau 32,27% kondisinya sedang, 2.547 kilometer atau 5,49% rusak, dan 1.592 kilometer atau 3,43% rusak berat.
Sebenarnya bukan hanya jalan yang gencar dibangun Basuki Hadimuljono. Ada jembatan yang dibangun lebih dari 4.000 unit. Pada 2013, tercatat ada 14.932 jembatan negara. Kemudian pada 2016 sudah menjadi 18.014 unit.
Proyek bendungan atau waduk juga menjadi perhatian Basuki Hadimuljono. Sejak tahun 2014-2019 total terdapat 65 bendungan yang telah dan akan dibangun dengan total volume 6.728,77 juta meter kubik.
Basuki juga mendapatkan tugas untuk membangun pos lintas batas negara (PLBN). Pembangunan PLBN dimulai tahun 2015 terdapat di 7 lokasi yang terletak di 3 provinsi.
Di Provinsi Kalimantan Barat terdapat tiga lokasi yaitu, Entikong, Nanga Badau, dan Aruk. Tiga lokasi PLBN yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu, Motaain, Motamasin, dan Wini. Satu PLBN lainnya terdapat di Provinsi Papua yaitu Skouw.
Untuk urusan perumahan, selama 2015-2017, Basuki telah membangun 25.542 unit rumah susun sewa sederhana (rusunawa) merata di 34 provinsi.