Meningitis merupakan salah satu penyakit infeksi yang bisa menular dari kebiasaan berbagi makanan atau minuman pada orang lain, termasuk kontak fisik seperti berciuman atau bahkan tinggal terlalu dekat dengan orang lain.
JEDA.ID-– Meningitis merupakan salah satu penyakit infeksi yang bisa menular dari kebiasaan berbagi makanan atau minuman pada orang lain, termasuk kontak fisik seperti berciuman atau bahkan tinggal terlalu dekat dengan orang lain.
Penyakit itu, seperti dilansir Antaranews dari Medical Daily, Jumat (10/4/2020), meningitis mempengaruhi selaput otak dan saraf tulang belakang atau disebut meninges. Banyak orang yang terinfeksi penyakit itu mengeluh merasa lelah, demam, dan sakit kepala.
Karena memengaruhi lapisan otak dan sumsum tulang belakang, meningitis bisa menyebabkan leher kaku dan bengkak.
Penyebab umumnya adalah paparan bakteri atau virus. Dokter dari Brigham and Women’s Hospital di Boston, Amerika Serikat, Paul Sax mengatakan ada empat spesies bakteri yang menyebabkan meningitis.
Salah satu bakteri yang menyebabkan penyakit paling serius, meningitis pneumokokus, adalah bakteri streptococcus pneumoniae.
Sementara, bakteri neisseria meningitidis menyebabkan penyakit meningokokus. Bakteri itu hidup di hidung dan tenggorokan orang dan dapat menyebar dengan cepat sehingga menjadi infeksi yang sangat menular.
Kemudian, bakteri haemophilus influenzae tipe b menargetkan anak-anak di bawah usia lima tahun. Spesies lain yang mempengaruhi anak-anak adalah listeria monocytogenes. Listeria juga bisa menyebabkan meningitis pada wanita hamil, orang dewasa di atas usia 60 tahun, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Saat Pengusaha Masuk Daftar Orang Kaya di Dunia Gara-Gara Corona
Berpotensi Mematikan
Dari sisi dampak, meningitis akibat virus tidak separah meningitis akibat bakteri, yang dapat menyebabkan komplikasi dan berpotensi mematikan.
Seperti diketahui, musikus papan atas Tanah Air, Glenn Fredly juga meninggal karena penyakit ini pada Rabu (8/4/2020).
Dilansir dari wikipedia, bila tidak diobati, meningitis bakterial hampir selalu fatal. Meningitis virus, sebaliknya, cenderung sembuh sendiri dan jarang fatal. Dengan pengobatan, mortalitas (risiko kematian) meningitis bakterial bergantung pada usia penderita dan penyebab yang mendasari.
Pada bayi baru lahir, 20–30% mungkin meninggal karena meningitis bakterial. Risiko ini lebih rendah pada anak yang lebih tua, dengan mortalitas sekitar 2%, namun risiko meningkat lagi menjadi sekitar 19–37% pada dewasa.
Menurut laporan Live Science, penderita bisa mendapatkan infeksi dari virus yang menyebabkan gondong, herpes dan cacar air, campak, flu dan arbovirus yang ditularkan oleh nyamuk.
Seseorang juga secara tidak sengaja dapat mengembangkan meningitis karena jamur, parasit, amuba, kanker atau cedera kepala.
Paul Sax mengatakan ada vaksin yang bisa mencegah penyebab paling umum meningitis bakteri, yakni vaksin H. influenzae tipe b (Hib).
Selain itu, ada juga vaksin konjugat pneumokokus untuk semua anak di bawah usia dua tahun, anak-anak usia 11 dan 12 tahun, mahasiswa. Kemudian vaksin meningokokus B, serogroup B, dan vaksin polisakarida pneumokokus 23-valent untuk anak-anak serta orang dewasa.
Diserang Sana-Sini, Beratnya Tugas Tedros Adhanom Saat Pandemi
Cara Hidup Sehat
Selain dengan vaksinasi, menerapkan cara hidup sehat terbukti ampuh untuk mencegah berbagai penyakit termasuk meningitis.
Dokter spesialis saraf dari Siloam Hospitals, dr. Frandy Susatia, SpS,mengatakan meningitis dapat dicegah dengan deteksi dini agar penyebaran tidak meluas dan merusak jaringan di sekitarnya. Frandy juga mengingatkan tidak ada obat-obatan tradisional yang terbukti secara ilmiah dapat mengobati meningitis dan infeksi otak.
“Bila penderita mendapatkan penanganan yang salah, ia bisa mengalami komplikasi. Sebut saja, tuli permanen, kerusakan otak, kelumpuhan, gangguan bicara, gangguan kognitif atau kemampuan berpikir, syok, koma, sampai kematian,” kata Frandy melalui keterangan resmi yang diterima Antaranews, Kamis (9/4/2020).
Pada 1990, penyebab utama meningitis adalah bakteri Haemophilus influenzae Type b (Hib). Oleh karenanya semua anak wajib diberikan vaksinasi Hib untuk menurunkan jumlah prevalensi kasus infeksi Hib pada selaput otak.
Kini penyebab meningitis sangat beragam, di antaranya infeksi bakteri streptococcus, staphylococcus, tuberculosis dan Neisseria meningitidis.
Frandy menyebut ada beberapa cara mudah yang bisa dilakukan selain dengan vaksin. Hal pertama adalah minum air bersih dan konsumsi makanan yang diolah dengan baik.
Mencuci tangan selama 20 detik, terutama saat merawat atau berada dengan orang yang terkena infeksi juga dapat mencegah penularan meningitis serta tidak meludah sembarangan.
“Tutupi mulut saat batuk dengan tisu, sapu tangan atau tangan. Jika menggunakan tisu, buang tisu ke tempat sampah. Kemudian, jika menggunakan tangan, segera cuci tangan,” jelas Frandy.
Selain itu, bersihkan lingkungan sekitar dengan sabun dan air atau pun chlorine untuk membunuh kuman-kuman infeksius. Lakukan juga vaksinasi secara berkala seperti vaksin Haemophilus influenzaeType b, Pneumococcal vaccine, dan Meningococcal vaccine.
“Gaya hidup yang tidak sehat dapat berpengaruh pada penyakit ini. Maka, hindari pemakaian barang-barang secara bersama seperti pisau cukur, handuk, dan sikat gigi,” kata Frandy.