• Fri, 22 November 2024

Breaking News :

4 Fakta Radang Otak dan Perbedaan Meningitis vs Ensefalitis

Desainer Indonesia, Barli Asmara, meninggal dunia karena radang otak. Radang otak adalah peradangan yang terjadi pada jaringan otak manusia.

JEDA.ID-Desainer Indonesia, Barli Asmara, meninggal dunia karena radang otak. Radang otak adalah peradangan yang terjadi pada jaringan otak manusia, yang bisa menyebabkan gejala gangguan saraf.

Berikut ini sejumlah fakta tentang radang otak seperti dikutip dari detikcom, Kamis (27/8/2020):

1. Gejala radang otak

Gejala awalnya dimulai dengan kondisi mirip flu seperti demam dan sakit kepala. Jika kondisinya serius, penderita bisa mengalami gejala seperti kebingungan, bahkan perubahan perilaku.

Adapun gejala lain yang bisa muncul  seperti sakit pada otot atau persendian, kelelahan, berhalusinasi, kejang, hingga kehilangan kesadaran (termasuk koma)

2. Penyebab radang otak

Penyebabnya tidak selalu jelas, tetapi bisa disebabkan oleh infeksi virus seperti virus herpes simpleks, virus varicella zoster, atau virus Eipstein-Barr.  Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini penyebab radang otak:

 Infeksi

Infeksi bakteri, virus, fungi, atau parasit jadi salah satu penyebab umum terjadinya peradangan. Menurut National Health System (NHS) virus herpes, varisela, campak, hingga rabies diketahui bisa menyebabkan peradangan otak.

Autoimun

Kondisi lainnya yang dapat memicu penyakit ini adalah penyakit autoimun. Dalam hal ini, sistem imun yang harusnya nmelindungi tubuh malah menyerang sel sehat di otak.

Kenali 5 Tanda Tubuh Bermasalah

Penyebab munculnya masalah radang otak karena autoimun hingga kini belum diketahui secara pasti. Peneliti menyebut ada kemungkinan peran faktor penyakit infeksi yang diidap sebelumnya.

“Kondisi ini disebut juga dengan ensefalitis pascainfeksi. Ensefalitis sekunder yang biasanya terjadi dua sampai tiga minggu setelah infeksi awal,” tulis Mayo Clinic.

3. Apa itu radang otak toksoplasma?

Barli Asmara disebut mengidap radang otak toksoplasma sebelum meninggal dunia. Infeksi parasit toksoplasma memang bisa menimbulkan komplikasi serius, salah satunya menyerang bagian otak.

Kondisi ini paling sering muncul pada individu yang mengidap gangguan kekebalan tubuh, terutama pada pasien dengan sindrom imunodefisiensi (AIDS). Beberapa gejalanya adalah sakit kepala, demam tinggi, bicara melantur, dan kebingungan.

Gejala awal seperti flu disertai demam (ilustrasi Freepik)

Gejala awal seperti flu disertai demam (ilustrasi Freepik)

4. Bisakah disembuhkan?

Karena komplikasi dari penyakit ini bisa serius, kondisinya memerlukan rawat inap. Perawatan akan sangat bergantung pada usia dan penyebab penyakit. Jika ensefalitis disebabkan oleh infeksi bakteri, dapat diobati dengan antibiotik intravena.

Perawatan lain dapat digunakan untuk menurunkan demam, memberikan hidrasi, mengobati kejang jika terjadi, dan mengurangi tekanan di tengkorak. Dengan perawatan yang tepat, banyak orang sembuh dari radang otak.

Tidak sedikit orang menyebut penyakit ini dengan meningitis, tapi ada juga yang menyebut ensefalitis. Lalu apakah perbedaannya?

Tertular Corona Setelah Pesta dan Berakhir Meninggal, Berikut Daftar Kasusnya

Dikutip dari Mayo Clinic, ensefalitis adalah peradangan yang spesifik terjadi di jaringan otak. Sementara itu meningitis adalah peradangan pada selaput yang melapisi otak dan saraf tulang belakang.

Bila meningitis dan ensefalitis terjadi bersamaan, kondisi ini biasa disebut meningoensefalitis atau ensefalomeningitis.

“Meningoensefalitis atau dikenal juga dengan sebutan ensefalomeningitis adalah peradangan pada otak dan jaringan selaput pelindung di sekitarnya. Kondisinya mirip meningitis dan ensefalitis,” tulis peneliti Sandip Kumar Dash seperti dikutip dari Intechopen, Jumat (28/8/2020).

Meningitis dan ensefaltis umumnya terjadi karena infeksi oleh virus, bakteri, fungi, dan parasit. Selain itu bisa juga dipicu oleh masalah autoimun yang muncul belakangan akibat infeksi.

Gejala yang ditimbulkan meningitis dan ensefalitis mirip, yaitu mulai dari demam, sakit kepala, kekakuan leher, kejang, lemas, hingga kematian.

 

 

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.