Berikut ini lima hal yang cuma ada di Solo dan tidak ditemukan di daerah lainnya di Indonesia. Kira-kira apa saja ya? Yuk cek di sini.
JEDA.ID — Lima hal ini cuma ada di Solo, Jawa Tengah hlo, sudah tahu belum?
Selain terkenal dengan kulinernya, Kota Bengawan juga tersohor dengan aneka budaya dan juga keramahan warganya.
Akan tetapi, selain dua poin tersebut masih ada hal lain yang hanya bisa kamu temukan di Solo.
Baca Juga: Melakukan Kontak Erat dengan Orang Positif Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan?
Lalu, apa saja keunikan yang cuma ada di Solo? Berikut ini di antaranya, sebagaimana telah diberitakan Solopos.com.
1. Kereta Api di Jalan Slamet Riyadi
Railbus Batara Kresna menyemarakkan event car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi Solo, Minggu (15/3/2015). Perjalanan railbus terhitung aman meski banyak anak yang tertarik melihat kereta dari dekat. (Chrisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)
Satu hal unik yang bisa kamu temukan di Kota Bengawan adalah kereta api (KA) yang melintas persis di pusat kota, yakni Jl Slamet Riyadi.
Bahkan, hingga saat ini jalur rel kereta api tersebut masih aktif digunakan hingga sekarang, salah satunya dilintasi KA Batara Kresna dengan rute Purwosari – Wonogiri. Keberadaan jalur kereta api di pinggir jalan ini terbilang unik dibandingkan dengan lainnya.
Baca Juga: Simak Nih 5 Fakta Unik Barongsai, Pertunjukkan Khas di Tahun Baru Imlek
Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com, jalur rel kereta api di pinggir Jl Slamet Riyadi itu dibangun pada 1922 zaman Belanda.
2. Selat
Kuliner lezat asal Solo, Selat (SoloposFM).
Jika orang luar Solo menganggap selat merupakan wilayah laut yang memisahkan dua pulau, berbeda dengan di Kota Bengawan.
Di Kota dengan luas wilayah 44,04 km persegi ini, selat merupakan kuliner lezat nan menyegarkan.
Baca Juga: Pernah Terinfeksi Covid-19, Bagaimana Cara Memastikan Kekebalan Tubuh?
Selat Solo merupakan perpaduan antara bistik dan salad. Isian dari selat sendiri ada daging sapi, kentang goreng, aneka sayuran yang diguyur kuah cokelat.
Rasa manis dan asam dari kuah selat inilah yang membuat kuliner satu ini banyak diburu wisatawan.
Baca Juga: 15 Kota Terkecil di Indonesia, Ada Daerah Kamu?
3. Kerbau Bule
Kebo bule mulai diarak keluar dari depan Kompeks Keraton Kasunanan Surakarta, jelang Kirab Malam 1 Sura, Kamis (21/9/2017) malam. (Ahmad Baihaqi/JIBI/Solopos)
Hal lain yang cuma ada di Solo adalah kerbau bule. Hewan peliharaan dari Keraton Kasunanan Surakarta dianggap keramat oleh masyarakat Solo.
Bahkan, sebagian masyarakat di wilayah ini menyimpan kotoran kerbau bule untuk dibawa pulang sebagai pupuk bercocok tanam. Diyakini dengan menggunakan pupuk kotoran kerbau bule, tanaman akan tumbuh subur.
Baca Juga: Fitur Baru Zoom, Bisa Pakai Filter Efek dan Sticker Saat Rapat Virtual
Di momen kirab malam satu Sura yang digelar satu tahun sekali ini, kerbau bule dikeluarkan dari kandang dan diarak oleh pihak keraton.
4. Studio Rekaman Pertama di Indonesia
Lokananta Solo. (Solopos/dok)
Cuma ada di Solo kamu bakal menemukan studio rekaman pertama yang ada di Indonesia, yakni Lokananta.
Studi rekaman yang berlokasi di Jl Ahmad Yani, Kerten ini berdiri sejak 29 Oktober 1956.
Baca Juga: Ini Dia Artis Jadul Indonesia yang Dapat Predikat Bom Seks
Salah satu musisi Indonesia yang pernah melakukan rekaman di Lokananta adalah Maliq & D’essentials.
5. Terminal Bus Terbaik di Indonesia
Dua bus berhenti di Pintu Keluar Bus Barat Terminal Tirtonadi, Kecamatan Banjarsari, Solo, Kamis (7/5/2020). (Wahyu Prakoso)
Karena fasilitasnya seperti bandara dan bangunan yang begitu keren, Terminal Tirtonadi merupakan terminal bus terbaik di Indonesia.
Terminal Tipe A ini mendapat predikat terbaik dan terlengkap di Indonesia oleh kementerian Perhubungan pada 2016 silam. Di terminal ini, kamu juga bisa menemukan jembatan penyebrangan yang menghubungan Terminal Tirtonadi dan Stasiun Solo Balapan.
Baca Juga: Mau ke Solo? Jangan Lupa Cicipi 5 Jajanan Pasar Ini
“Fasilitas Terminal Tipe A Tirtonadi bukan cuma terbaik di Indonesia, tapi juga terlengkap,” jelas Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Pudji Hartanto Iskandar, 2016 lalu.
