• Tue, 19 March 2024

Breaking News :

4 Alasan Virus Corona Sangat Mematikan, Apa Saja?

JEDA.ID-Selama ini, virus corona dikenal sangat mematikan karena itu dunia seolah berpacu dengan waktu menyiapkan vaksin. Mengapa virus corona sangat mematikan?

Sejak muncul di akhir Desember 2019 lalu, virus Corona atau SARS-CoV-2 kini sudah menyebar ke banyak negara, tak terkecuali Indonesia. Virus berbahaya ini juga telah menyebabkan banyak orang meninggal dunia.

Dikutip dari Worldometer, virus ini kali pertama muncul di Wuhan, China ini menyebabkan kasus kematian yang sudah mencapai 1.142.745 orang. Sebenarnya seberapa bahaya sih virus corona ini?

Berikut beberapa alasan mengapa virus corona bisa sangat berbahaya, yang dikutip dari BBC News dan dikutip detikcom, Jumat (23/10/2020):

1. Bisa menipu tubuh

Di awal infeksi, virus corona berbahaya ini bisa menipu tubuh. Virus ini bisa menyebar ke paru-paru dan saluran pernapasan lain. Tetapi, anehnya sistem kekebalan tubuh kita merasa baik-baik saja.

“Virus ini brilian. Virus ini bisa menumpuk di hidung kamu, tetapi kamu merasa baik-baik saja,” ujar Prof Paul Lehner dari University of Cambridge.

Kru Soyuz MS-16 Selamat Mendarat di Bumi Setelah 20 Tahun di Luar Angkasa

Saat virus corona mulai menguasai tubuh, sel-sel tubuh akan mulai melepaskan interferon, yaitu sinyal peringatan ke seluruh tubuh dan sistem kekebalan.

2. Menular dengan cepat

Di saat satu jari sebelum sakit, jumlah virus di dalam tubuh akan mencapai puncaknya. Butuh waktu setidaknya satu minggu sebelum virus itu berkembang di dalam tubuh.

Virus corona ini juga bisa berpindah atau menular orang lain dengan mudah. Menurut Prof Lehner, virus ini tidak akan peduli pada kondisi tubuh orang yang terinfeksi olehnya.

“Virus itu tidak peduli jika kamu mati,” katanya.

3. Virus yang baru

Virus Corona baru ini juga memiliki kemiripan dengan beberapa strain virus lain yang pernah ditemukan di masa lalu. Ada empat virus Corona manusia lainnya yang juga bisa menyebabkan gejala yang mirip seperti flu biasa.

“Ini adalah [virus] yang baru, jadi kami pikir tidak ada banyak kekebalan sebelumnya di sana,” kata Prof Tracy Hussell dari Universitas Manchester.

Mandalika Racing Team Resmi Jadi Nama Tim MotoGP Indonesia

“Virus ini sangat mengejutkan sistem kekebalan kamu,” imbuhnya.

Namun, di usia yang lebih tua nanti, tubuh akan menghasilkan kumpulan sel-T yang merupakan komponen inti sistem kekebalan tubuh, menjadi kurang beragam. Akibatnya, tubuh akan lebih sulit bertahan untuk melawan virus corona.

4. Menyebabkan efek tak terduga pada tubuh

Covid-19 dikenal dengan penyakit yang menyerang paru-paru dan menyebar ke seluruh tubuh. Menurut Prof Mauro Giacca dari King’s College London, penyakit ini adalah penyakit sangat berbeda. Selain merusak sel paru-paru, virus penyebab Covid-19 ini juga membunuhnya.

“Ini adalah infeksi [akibat virus] yang sangat aneh,” katanya.

Selain pada paru-paru, virus ini juga bisa menyebabkan pembekuan darah yang aneh. Bahkan Prof Beverly Hunt dari King’s College London mengatakan beberapa pasien mengalami pembekuan darah 200 sampai 400 persen lebih parah dari biasanya.

“Sejujurnya, dalam karier yang sangat panjang ini saya belum pernah melihat sekelompok pasien dengan pembekuan darah seperti itu,” jelasnya.

Seluruh efek ini bisa dialami pasien Corona karena virus ini telah menginfeksi sel tubuh yang disebut reseptor ACE2. Reseptor ini ditemukan di seluruh tubuh, termasuk pembuluh darah, hati, ginjal, dan paru-paru.

Tambah Waktu Tidur Selama 29 Menit Bantu Tingkatkan Kualitas Kinerja Esok Hari

Virus corona baru ini juga bisa menyebabkan peradangan yang tidak terkendali pada beberapa pasien. Sehingga membuat sistem kekebalan merusak seluruh tubuh.

Untuk mencegah persebaran yang lebih massif lagi, saat ini seluruh dunia tengah berpacu dengan waktu membuat vaksin Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (19/10/2020) merilis dokumen mengenai pembaruan kandidat vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkan oleh sejumlah negara.

Uji Klinis

Total ada 44 kandidat vaksin yang telah memasuki tahap uji klinis dan 10 di antaranya sudah masuk uji klinis tahap 3 atau fase akhir.

“Pencantuman produk atau entitas tertentu dalam dokumen lanskap ini bukan merupakan, dan tidak boleh dianggap atau ditafsirkan sebagai, persetujuan atau dukungan apapun oleh WHO atas produk atau entitas tersebut [atau salah satu bisnis atau aktivitasnya],” tulis WHO di laman resminya, Sabtu (24/10/2020).

Vaksin biasanya membutuhkan penelitian dan pengujian bertahun-tahun sebelum mencapai tahap uji klinis. Namun para ilmuwan berlomba dengan waktu untuk menghasilkan vaksin Covid-19 yang aman dan efektif.

Uji klinis tahap 3 dilakukan untuk menentukan apakah vaksin melindungi dari virus corona. Uji klinis tahap 3 cukup besar untuk mengungkapkan bukti efek samping yang relatif jarang yang mungkin terlewatkan dalam penelitian sebelumnya.

Berikut daftar kandidat vaksin Covid-19 yang sudah memasuki uji klinis tahap 3:

1. Vaksin inactivated yang dikembangkan Sinovac
2. Vaksin inactivated yang dikembangkan Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm
3. Vaksin inactivated yang dikembangkan Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm
4. Vaksin ChAdOx1-S yang dikembangkan University of Oxford/AstraZeneca
5. Vaksin Ad5-nCoV yang dikembangkan CanSino Biological Inc./Beijing Institute of Biotechnology
6. Vaksin (rAd26-S+rAd5-S) yang dikembangkan Gamaleya Research Institute
7. Vaksin Ad26COVS1 yang dikembangkan Janssen Pharmaceutical Companies
8. Vaksin Protein Subunit yang dikembangkan Novavax
9. Vaksin LNP-encapsulated mRNA yang dikembangkan Moderna/NIAID
10. Vaksin 3 LNP-mRNAs BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer

Ditulis oleh :

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.