Mandalika Racing Team resmi menjadi nama tim MotoGP Indonesia. Mandalika Racing Team siap mengharumkan nama Indonesia.
JEDA.ID-Mandalika Racing Team resmi menjadi nama tim MotoGP Indonesia. Mandalika Racing Team juga akan ikut berlaga di kelas Moto2.
Indonesia akan menjadi tuan rumah MotoGP 2021. Melalui sosial media resminya, tim ini menegaskan namanya menjadi Mandalika Racing Team atau disingkat menjadi MRT.
“Semangat Mengibarkan MERAH PUTIH di Musim Balap Moto2 Tahun 2021,” tulis Mandalika Racing Team Indonesia dalam akun instagram resminya.
Mandalika Racing Team Indonesia adalah tim balap Moto2 yang dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan pembinaan prestasi bagi para pebalap Indonesia. Langkah ini merupakan salah satu upaya mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Mandalika Racing Team Indonesia memiliki visi meningkatkan prestasi dan kesejahteraan pembalap, juri, mekanik Indonesia. Misi utamanya adalah melakukan pembinaan yang berjenjang dan berkesinambungan.
Kaya Raya, 5 Konglomerat RI Ini Tak Gengsi Makan di Kaki Lima
“Mandalika Racing Team bekerja sama dengan Kemenpora & IMI akan melakukan pembinaan para pembalap mulai dari usia muda dan memberi peluang bagi pembalap berprestasi di Nasional untuk ke jenjang internasional, ” tulis sosial media Mandalika Racing Team Indonesia seperti dikutip dari detikcom, Jumat (23/10/2020).
Nama Mandalika juga merupakan nama sirkuit yang disiapkan untuk menggelar MotoGP Indonesia. Sirkuit Mandalika dengan panjang sekitar 4,32 km dan memiliki tikungan sebanyak 17 buah berlokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Tim MotoGP Indonesia, Rapsel Ali, mengatakan Tim MotoGP Indonesia akan berkolaborasi dengan technical support dari negara lain. Dimas Ekky Pratama yang sempat berlaga di Moto2 beberapa waktu lalu akan menjadi pebalap Mandalika Racing Team Indonesia.
Berlaga di Moto2, pebalap Mandalika Racing Team bakal menunggangi motor bermesin Triumph. Seperti diketahui, balapan Moto2 memiliki pemasok mesin tunggal. Semua motor Moto2 menggendong mesin Triumph berkapasitas 765 cc. Mesin itu diambil dari basis motor produksi massal Triumph, seperti Triumph Street Triple.
Redakan Diare Dengan Minuman Ini
Mesin berkonfigurasi tiga silinder 765 cc untuk motor Moto2 itu mampu menyemburkan tenaga maksimal hingga 140 daya kuda pada 14.000 rpm. Mesin itu mampu membawa motor Moto2 melesat hingga kecepatan lebih dari 300 km/jam yang telah dicapai Nicolo Bulega di Mugello.
Meski menggunakan mesin yang sama, pebalap Moto2 bisa memakai sasis berbeda-beda. Saat ini, konstruktor yang menyediakan sasis di Moto2 antara lain Kalex, MV Agusta, NTS, dan Speed Up. Sasis Kalex sendiri menjadi pilihan dominan di beberapa tim Moto2 musim ini.
Sebelumnya, Ketua Indonesia Racing Team, Rapsel Ali, mengatakan tim ini disiapkan serius untuk mengarungi satu musim penuh, bukan sekadar muncul di MotoGP Indonesia yang akan digelar di Mandalika. Ia mengatakan Indonesia Racing Team akan berkompetisi satu musim penuh mulai musim depan.
“Kami full seri dunia, iya Mandalika kan cuma salah satu seri di dunia. Nanti kami akan ikut juga di seri-seri balapan lainnya musim depan,” kata Rapsel seperti dikutip dari detikcom, Jumat (16/10/2020).
Benarkah Kantong Plastik Lebih Mengancam Lingkungan Dibandingkan Tas Kertas dan Katun?
Rapsel juga sudah memastikan tim ini sudah rampung dan tinggal peresmian secara publik yang akan diselenggarakan pada 28 Oktober 2020 ini. Pembentukan tim ini sudah mendapatkan persetujuan dari 3 Kementerian dan BUMN kelas kakap di Indonesia.
“Kemarin dalam kunjungan komisi VI DPR sudah menegaskan semua pimpinan komisi menegaskan BUMN membackup Tim MotoGP Indonesia ini. Karena ini tim merah putih karena itu sudah sepatutnya harus didukung. Kemarin ada dari Pertamina ada dari bank dan beberapa produk lainnya seperti Garuda siap mendukung,” lanjut pria yang saat ini menjabat sebagai Anggota Komisi Vl DPR.
Secara sumber daya tim pun juga sudah dirampungkan. Rencananya akan komposisi 50:50 baik dari pebalap sampai teknisi yang akan menggerakkan tim ini.
“Tim kita persentasi 50 persen asing dan nasional, pebalap sampai technical support. Kita perlu waktu untuk membangun tim yang solid berkolaborasi dengan technial support asing sehingga pada saatnya nanti membangun transfer knowledge. Mungkin sekitar tiga seri baru kita tim nasional seratus persen,” tukasnya.