Breaking News :

Memahami Hasrat Seksual Perempuan Paruh Baya

Hasrat seksual perempuan paruh baya tidak saja didukung oleh kepercayaan dirinya, tetapi juga dipengaruhi kondisi pasangan atau sang suami.

JEDA.ID–Perempuan yang mulai memasuki usia 40 tahun atau lebih dikenal paruh baya kerap terjebak kepada keyakinan menurunnya hasrat sampai aktivitas seksual.

Hal ini tidak lepas dari usia perempuan paruh baya yang menjelang menopause. Namun, penelitian mengenai aktivitas seksual perempuan paruh baya yang menopause tidak konsisten.

Ada penelitian yang menyebutkan perempuan setelah menopause memiliki hasrat seksual yang lebih rendah dibandingkan perempuan yang belum menopause.

Penelitian lain menyebutkan tidak ada hubungan antara menopause dan penurunan hasrat seksual perempuan. Termasuk pula belum ditemukan adanya hubungan antara kepuasan dalam hubungan seksual seseorang dengan menopause.

Is Susilaningsih dari RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dan Zahro Saluhiyah dari Universitas Diponegoro Semarang dalam kajian berjudul Usia Pasangan Berpengaruh terhadap Perilaku Seksual Wanita Paruh Baya sebagaimana dikutip Rabu (18/12/2019), menyatakan sindrom menjelang menopause yang dihadapi perempuan paruh baya berdampak kepada aktivitas seksual mereka.

Menelisik Kepuasan Pernikahan saat Istri Lebih Tua dari Suami

Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Dalam Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 yang dilakukan Kementerian Kesehatan menyebutkan usia perempuan yang memasuki masa menopause sangat beragam.

Misalnya perempuan di usia 30-34 ada 9,7% yang sudah menopause. Angkanya terus meningkat untuk usia di atas itu. Seperti usia 40-41 ada 12,7% yang sudah menopause dan menjadi 43,1% di kalangan usia 48-49 tahun.

SDKI 2017 juga memotret aktivitas seksual perempuan. Dalam survei itu, aktivitas seksual perempuan paruh baya memang tergolong menurun dibandingkan kelompok usia lainnya yaitu 25-44 tahun.

Dalam SDKI 2019, perempuan usia 45-49 tahun tercatat 64,3% melakukan aktivitas seksual dalam 4 pekan terakhir. Kemudian 20,2% melakukan aktivitas seksual dalam 1 tahun terakhir, dan 13,2% yang lebih dari 1 tahun.

Perilaku Fantasi Seksual

Is dan Zahro dalam penelitian mereka menyebutkan para perempuan paruh baya yang menjadi responden menyatakan memiliki perilaku sekskual aktif sebanyak 76,3% dan perilaku seksual tidak aktif 23,7%.

Perilaku seksual tidak aktif dari perempuan paruh baya ditampilkan dalam bentuk perilaku fantasi seksual (21,4%) atau tidak melakukan hubungan seksual dalam 4 pekan terakhir (6,1%).

Mereka menyatakan perilaku seksual aktif didukung oleh kemampuan pencapaian orgasme. Perempuan paruh baya yang menjadi responden menyebut perilaku aktif diekspresikan dengan saling mencium pasangan (92,3%), saling membelai (90,8%), dan melakukan hubungan seksual(92,3%), dan fantasi seksual (21,4%).

Adanya perilaku seksual tidak aktif bagi perempuan paruh baya ini sejalan dengan peneltian Barnes (2010) tentang Sex at Midlife and Beyond. Barnes menyebut pikiran erotik, mimpi, dan fantasi seksual sering dialami atau dilakukan lebih dari 40% perempuan berusia 45-59 tahun.

Pergundikan Duniawi di Era Pelakor: Membedah Istilah Gundik

Mengenai penurunan hasrat seksual, Is dan Zahro menyebut hal itu hanya terjadi pada sebagian responden perempuan paruh baya. Ada 16% yang menyatakan penurunan frekuensi munculnya hasrat seksual pada 4 pekan dan dan tidak melakukan hubungan seksual dalam 4 pekan terakhir sebanyak 14,5%.

Berbagai masalah seksual yang dihadapi perempuan paruh baya seperti mengeluh tidak pernah mencapai kepuasan seksual sebesar 10,7%, tidak pernah mengalami orgasme 17.6%, dan sering kesulitan mencapai orgasme sebesar 27,5%.

Menurut Kaplan (cit. Manuaba, 1999), hasrat seksual termasuk pada perempuan paruh baya juga dipengaruhi oleh kondisi fisiknya harapan dan nilai-nilai kultural, sampai kecemasan terhadap kemampuan seksualnya.

Dia menyebut masalah yang kerap dihadapi perempuan paruh baya untuk mencapai orgasme di antaranya menurunnya elastisitas dinding vagina, berkurangnya lubrikasi,sampai penurunan kemampuan mendapatkan multiple orgasme.

Faktor Kebugaran Suami

hasrat seksual perempuan

Ilustrasi pasangan paruh baya (Freepik)

Is dan Zahro menyatakan hasrat seksual perempuan paruh baya juga dipengaruhi usia pasangan mereka. Disebutkan perempuan paruh baya yang mempunyai pasangan (suami) usia di atas 50 tahun mempunyai risiko tinggu untuk berperilaku tidak aktif. Angkanya sampai 5.450 kali dibandingkan perempuan paruh baya yang mempunyai pasangan (suami) berusia 40-50 tahun.

”Suami yang berusia 40-50 tahun terbukti dapat mendorong perempuan paruh baya untuk berperilaku seksual aktif. Hal inilah yang menimbulkan pengaruh di mana semakin tua usia pasangan, akan berpengaruh terhadap perilaku seksual. Ada 52,9% perempuan yang mempunyai pasangan usia di atas 50 tahun menampilkan perilaku seksual tidak aktif,” sebut mereka.

Mereka menyatakan hal itu menunjukkan hasrat seksual perempuan paruh baya tidak saja didukung oleh kepercayaan dirinya. Namun, juga dipengaruhi kondisi pasangan.

Kendati begitu, mereka mengakui sebenarnya hasrat seksual pria sangat dipengaruhi kesehatan dan kebiasaannya daripada usianya. Pria yang sehat dan bugar biasanya akan tetap siap dan bergairah hingga usia lanjut.

”Mempertahankan dan meningkatkan kebugaran, kesehatan fisik pasangan perlu diupayakan. Ini untuk memperlambat kemunduran fisik sehingga tercapai kesejahteraan kehidupan seksual keluarga di usia paruh baya.”

Peneliti dari Universitas Guelph Kanada, Christopher Quinn-Nilas, dalam artikel yang dimuat di laman theconversation.com menyatakan sekitar 30% orang Kanada berusia antara 40 dan 59 tahun mengakui punya permasalahan di ranjang.

Pengetahuan dan Mitos Seputar Seks di Kalangan Remaja

Masalah seksual paling umum yang dialami perempuan atau laki-laki adalah gairah atau hasrat yang rendah. Penelitian utuh dari Quinn dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine.

Disebutkan sekitar 40% perempuan dan 30% laki-laki paruh baya mengakui masalah berupah rendahnya hasrat atau gariah seksual dalam 6 bulan terakhir.

Banyak perempuan paruh baya yang menyatakan sulitnya mencapai orgasme (15%). Mereka juga menghadapi masalah  kekeringan vagina (29%) dan nyeri vagina (17%). Hampir seperempat dari para lelaki memiliki kesulitan ejakulasi dan mempertahankan atau memperoleh ereksi.

Angka tersebut menunjukkan bahwa variasi masalah seksual cukup umum di kalangan paruh baya orang Kanada. Temuan itu  juga sebagian besar selaras dengan publikasi riset dari Amerika Serikat dan Inggris.

Calon doktor di Universitas Guelph ini menyatakan pada perempuan paruh baya yang sudah menopause akan lebih banyak mengalami berkurangnya hasrat seksual.

Ditulis oleh : Danang Nur Ihsan

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.