Meskipun malam satu Suro kerap diidentikan dengan hal hal buruk, di sisi lain masyarakat jawa meyakini musibah dapat ditolak dengan cara melakukan ritual.
JEDA.ID-Malam 1 Suro punya kisah mistis. Pada budaya Jawa identik dengan suasana sakral dan mistis. Mitos ini semakin santer terdengar.
Malam 1 Suro lebih dikenal dengan sebutan Tahun Baru Islam atau satu Muharam. Suro dimaknai sebagai bulan pertama dalam sistem kalender Jawa-Islam. Kata tersebut berasal dari kata ‘Asyura’ dalam bahasa Arab. Dicetuskan oleh pemimpin Kerajaan Mataram Islam, Sultan Agung.
Malam 1 Suro juga dianggap membawa sial bagi mereka yang melanggar pantangan menurut kepercayaan setempat. Malam ini diyakini sebagai malam yang sangat sakral dan berkaitan dengan hal-hal mistis dan penuh misteri. Dikutip dari laman detik.com, belum lama ini, dan dari berbagai sumber, berikut beberapa hal misteri yang dipercaya pada satu Suro.
Kembalinya Arwah Leluhur ke Rumah
Sebagian masyarakat jawa pada masa lalu lebih menganggap sakral malam satu Suro ini. Banyak yang meyakini, dimalam ini arwah leluhur yang telah meninggal dunia akan kembali dan mendatangi keluarganya di rumah.
Solusi Atasi Rambut Rontok dari India, Apakah Itu?
Bukan hanya itu, beberapa orang bahkan meyakini jika pada malam satu Suro arwah dari orang-orang yang menjadi tumbal pesugihan akan dilepaskan dan diberi kebebasan pada malam tersebut. Sebagai hadiah pengabdiannya selama setahun penuh.
Lebarannya Makhluk Gaib
Kisah ini pasti sudah kerap terdengar di telinga kita. Sebagian masyarakat pada masa lalu mempercayai malam satu Suro sebagai lebaranya makhluk gaib. Sehingga banyak diantara mereka yang keluar dari tempat persinggahan masing-masing.
Anehnya, mitos ini kerap dikaitkan dengan adanya penampakan serta gangguan makhluk halus di malam tersebut. Entah darimana awal mitos ini muncul, yang jelas mitos tersebut hingga kini masih banyak dipercaya.
Pantangan Bepergian hingga Hajatan
Masyarakat Jawa percaya lebih baik berdiam diri di rumah. Karena jika pergi keluar, kesialan dan hal buruk bisa saja menimpa. Tak hanya itu, sebagai orang bahkan percaya untuk tidak melakukan pindahan rumah saat malam 1 Suro karena dianggap bukan hari baik.
Meski terdengar terlalu berlebihan, malam satu suro acap kali dicap sebagai malam paling buruk dalam satu tahun. Bahkan ada beberapa orang yang menganggap bahwa di bulan suro terdapat banyak sekali sial dan bencana yang akan menimpa umat manusia.
Sempat Dibuang, Ini Lika-Liku Sejarah Naskah Teks Proklamasi
Tak heran jika orang-orang Jawa abangan pada zaman dulu kerap menghindari berbagai pesta upacara pada bulan ini termasuk pesta perkawinan dan hajatan lain. Kepercayaan mereka mengatakan jika tetap dilakukan, keluarga akan mendapat kesialan.
Beberapa mengatakan ini hanyalah mitos belaka. Alasanya, jika masyarakat mengadakan pesta pada malam Suro, ini dianggap akan menyaingi ritual keraton yang akan dirasa sepi. Selain pesta pernikahan, pesta-pesta lainnya seperti sunatan dan lainnya juga dilarang. Sampai sekarang, mitos ini masih dipercaya oleh masyarakat Jawa.
Puasa Berbicara
Salah satu yang paling banyak dilakukan adalah tapa bisu. Saat mengikuti ritual tapa bisu, yakni mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta sangat dipantang untuk berbicara satu kata pun. Makan, minum serta merokok juga sangat dilarang untuk dilakukan saat ritual tersebut.
Menguak Misteri Sundaland, Benua yang Tenggelam di Indonesia
Di Indonesia, memang ada berbagai cara yang dilakukan untuk memperingati satu Muharam atau satu Suro. Amalan yang biasa dilakukan oleh umat Islam seperti melakukan puasa sunah (Asyura dan Tasua) dan menyantuni anak yatim. Ada pula yang melakukan pawai obor di beberapa daerah.
Tradisi Jawa pada Malam Satu Suro
Terdapat beberapa perayaan tradisi Jawa serta amalan yang dilakukan pada malam satu Suro untuk memperingati pergantian tahun tersebut. Masyarakat Jawa khususnya Kesultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, dan Kasepuhan Cirebon tak akan melewatkan ritual rutinnya setiap tahun untuk memperingati malam yang sakral itu.
Mengelilingi benteng keraton, memandikan benda-benda pusaka, berendam di kali, mandi kembang, dan mengarak kerbau bule merupakan beberapa ritual yang dilakukan dan dianggap membawa keberkahan pada malam satu suro.
Meskipun malam satu Suro kerap diidentikan dengan hal hal buruk, di sisi lain masyarakat kejawen meyakini bahwa musibah dan bencana dapat ditolak dengan cara melakukan ritual tertentu. Karena itulah kemudian dikenal beberapa tradisi malam satu suro seperti ruwatan untuk buang sial.
Malam satu Suro memang banyak diisi dengan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan tradisi budaya Jawa. Kepercayaan tetap ada pada diri masing masing. Pada dasarnya, hal tersebut dilakukan sebagai bukti kekayaan Indonesia yang beraneka ragam.