• Fri, 8 November 2024

Breaking News :

Dikontrak Adobe, Anak Semarang Ini Sukses Raup Rp90 Juta

Berkat kretivitasnya mengolah foto, Kevin dikontrak Adobe dengan bayaran Rp90 juta. Kevin tak menyangka bakal dikontrak Adobe.

JEDA.ID-Kisah sukses anak Semarang, Kevin Pramudya Utama, 23, yang dikontrak Adobe ini barangkali bisa menjadi inspirasi kita semua. Berkat kretivitasnya mengolah foto, Kevin dikontrak Adobe dengan bayaran US$6.000 (sekitar Rp90 juta).

“Gimana enggak menyangka coba, saya itu editannya dulu cuma diejek, direndahin, dan segala macem yang pokoknya jahat deh :’) eh kok bisa-bisanya dipercaya Adobe buat bikin tutorial edit foto, sekali lagi, rencana Tuhan memang enggak ada yang tahu.” tulisnya dalam sebuah thread di akun Twitternya @sadness_loop.

Cerita yang dibagikan Kevin tentang perjalanannya bertemu Adobe dan diminta membuat tutorial edit foto di aplikasi Lightroom ini viral dan menuai pujian.

Kevin, yang berstatus WNI tinggal dan magang di Prefektur Gunma, Jepang, ini menyebut menyukai fotografi sejak dulu. Dari sanalah hobinya mengutak-atik foto mulai tumbuh.

“Dari pas lulus SMK, dengan segala keterbatasan, pakai HP saya nyobain macam-macam aplikasi edit foto. Ternyata kalau didalemin, keren banget ngedit-ngedit foto ini. Tapi hasilnya dihujat gitu,” bebernya seperti melansir detikcom, Sabtu (12/9/2020).

Meski sekarang bisa menertawakan masa lalunya, menurut Kevin, bullying yang dulu diterimanya cukup mempengaruhi kepercayaan dirinya dalam berkarya. Dia bahkan memutuskan untuk menyembunyikan foto-foto lamanya yang penuh ejekan di akun Instagramnya @pramudyakevin.

Kevin bercerita awal mula diajak bekerja sama dengan Adobe. Perusahaan software yang berbasis di San Jose, California, AS, ini meliriknya setelah memenangkan lomba mengedit foto.

Lulusan SMK Negeri 7 Semarang ini mengikuti lomba edit foto Lightroom yang diadakan Adobe dan Japan National Tourism Organization (JNTO). Melihat karya para pesaingnya yang keren-keren, Kevin mengaku pasrah saja dan tidak menyangka akan menang.

Jadi wajar, ketika tahu bahwa dua dari enam karya yang dikirimkannya menjadi pemenang, Kevin menangis terharu karena senang bukan kepalang.

Kontes foto itu sendiri disebutkannya tidak ada hadiahnya. Tapi buat cah Semarang ini, melihat karyanya bersaing dengan ribuan foto dari berbagai negara dan dipajang oleh Adobe saja, sudah jadi kebanggaan tersendiri.

“Karya saya dipajang di Adobe ya senang bukan main. Begitu saja sudah bersyukur banget,” kenangnya.

Tapi ternyata, kejutan belum selesai. Kemenangan ini membuka jalan bagi Kevin dan pihak Adobe bertemu. Beberapa hari setelahnya, dia dihubungi oleh Adobe yang mengajaknya bekerja sama membuat tutorial editing di Lightroom dan dibayar US$6.000. Kevin tak menyangka bakal dikontrak Adobe.

Di balik tutorial edit foto yang sering ditemui di aplikasi Lightroom, ada kerja keras para tutorial maker yang membuatnya. Kevin jadi salah satu yang merasakan pengalaman ini.

Setiap hari, setelah pulang bekerja pukul 7 malam, Kevin mengerjakan proyek tutorial yang diminta Adobe hingga larut malam, bahkan sering sampai pagi. Selain itu, Kevin mengaku hanya bermodal dari belajar secara otodidak.

“Saya bener-bener dari nol. Nggak tahu apa-apa, baru pertama kali disuruh buat tutorial edit foto gini,” ujarnya.

Hasil akhir tutorial dari para maker di Lightroom itu juga melalui proses revisi berkali-kali hingga hal-hal paling mendetail.

“Revisinya berulang kali sampai approved. Sampai part kecil pun mereka revisi, misal kata-katanya kurang menarik. Apalagi pakai bahasa Inggris, bagusnya gimana. Lalu harus ada alasan kenapa ditambah exposure-nya, kasih judul dan segala macam,” urainya.

Lelah itu pun terbayar dengan karya tutorialnya kini mejeng di Adobe Lightroom. Menengok ke belakang, Kevin bersyukur bully-an yang dulu diterimanya justru membuatnya lebih kuat.

“Dipatahin bagaimanapun, saya lebih memilih fokus wujudin mimpi saya sendiri, dari yang hanya disebut tukang mimpi menjadi Kevin Pramudya Utama yang sekarang dipajang jelas di software Lightroom sebagai salah satu tutorial maker,” katanya.

Layanan Streaming Tumbuh Subur, Yuk Intip Konten dan Harganya

Menurut Kevin, fotografi memang bukan bidang yang sesuai dengan latar belakang akademisnya. Tapi dia menemukan kesenangan dan kecintaan tersendiri pada fotografi dan ingin menjadi profesional di bidang ini.

“Saya lulusan SMK jurusan teknik audio video. Pekerjaan sehari-hari di pengelasan semirobot. Enggak nyambung ya. Tapi saya banyak belajar dari YouTube, nyoba-nyobain. Saya mau jadi lebih profesional di fotografi. Nantinya pengin jadi fotografer yang kerja sama dengan berbagai macam brand,” harapnya.

Tips Buat yang Suka Edit Foto

Buat kalian yang juga hobi mengutak-atik aplikasi edit foto, tidak ada salahnya coba mempelajari lebih dalam seperti yang dilakukan Kevin. Kreativitas ini bisa buat nambah uang jajan loh.

Kevin mengaku akan terus mengasah kemampuannya dan tidak tertutup kemungkinan ada rencana berjualan preset Lightroom hasil karyanya.

“Ya mungkin aja (jual preset Lightroom), buat nambah uang jajan, ha-ha-ha…,” kata Kevin.

“Pengin terus diasah lagi. Sudah punya tone warna basic-nya. Pengin supaya orang nanti kalau lihat yang warnanya kayak gini tuh, oh ini foto-fotonya Kevin,” sambungnya.

Awas, Ponsel BM Bakal Disuntik Mati! Segera Cek IMEI

Dia pun berbagi tips bagi penggemar fotografi agar tidak bosan melatih kemampuan. Menurutnya, sangat penting bagi seorang maker untuk mencoba semua tools yang ada.

“Cobain semua tools di Lightroom. Setiap tools itu ada fungsinya, yang rajin aja ngutak-atiknya. Saya suka perhatiin orang kurang ngulik di kurvanya, padahal ini salah satu rahasianya. Saya suka lihat ada preset kayak gini, gimana ya caranya bisa dapat warnanya kayak gini, diulik kurvanya nanti akan ketemu warnanya,” sarannya.

Belajar dari pengalamannya yang sering merasa tidak pede, Kevin menyemangati siapa saja yang sedang menekuni sesuatu, khususnya bidang fotografi dan edit foto, agar percaya diri dalam memaksimalkan potensinya.

“Walaupun saya sendiri orangnya nggak pedean, saya mau bilangin ke teman-teman, harus percaya sama kemampuan sendiri. Tiap orang punya potensinya masing-masing, tinggal dimaksimalin, dilatih terus,” tutupnya.

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.