Aktor Tio Pakusadewo kembali ditangkap polisi karena kasus narkoba setelah sebelumnya pernah menjalani hukuman dalam kasus serupa.
JEDA.ID- Aktor Tio Pakusadewo kembali ditangkap polisi karena kasus narkoba setelah sebelumnya pernah menjalani hukuman dalam kasus serupa.
Dalam video berdurasi 29 detik yang beredar, terlihat tiga petugas mengenakan jas plastik transparan sedang memeriksa barang-barang di sebuah rumah. Tak jauh dari situ tampak ada Tio yang sedang duduk di sebuah sofa.
Tio yang mengenakan kaos berwarna abu-abu dan celana pendek tampak limbung dan meletakkan kepalanya ke sandaran sofa seperti orang yang sedang mengantuk.
“Bapak, pakai celana panjang,” terdengar suara dari balik kamera. Tio yang masih mengenakan celana pendek kemudian bangkit, berpegangan pada sofa dan berjalan tertatih-tatih.
Pada Desember 2017, Tio juga diringkus terkait penyalahgunaan narkoba. Dalam sidang pembacaan putusan untuk terdakwa pada Juli 2018, dia divonis pidana penjara sembilan bulan, yang hukumannya dilanjutkan dengan rehabilitasi selama enam bulan.
Kala itu, sejumlah pesohor seperti Ria Irawan, Revaldo dan Baim Wong datang untuk mendukung Tio Pakusadewo.
Waspada, Ini Dampak Buruk Sifat Perfeksionis
Dampak Narkoba
Salah satu efek dari memakai narkotika dan obat-obatan terlarang adalah sensasi rasa senang dalam waktu singkat.
Hal tersebut adalah salah satu yang membuat pengguna narkoba ketagihan dan berkali-kali ingin mengulangi hal yang sama.
Psikolog anak dan keluarga, Samanta Ananta, M.Psi menjelaskan hal ini terkait dengan hormon dopamin yang mengatur rasa bahagia dan memberi efek menyenangkan serta santai di otak. Narkoba bisa merangsang otak untuk mengeluarkan hormon dopamin dalam jumlah banyak.
“Individu yang kecanduan narkoba sudah merasakan mendapatkan penghargaan lebih cepat dari hasil penggunaan narkoba dibanding rewards yang dilakukan secara alamiah,” kata Samanta saat dihubungi Antaranews, Selasa (14/4/2020).
Ketika memakai narkoba, sensasi menyenangkan bisa langsung dirasakan secara mudah dan instan dalam hitungan menit.
Dengan cara alami, kadar dopamin bisa ditingkatkan dengan usaha dan proses yang memakan waktu. Seseorang dapat berolahraga secara teratur, tidur yang cukup atau mendengarkan musik.
Sementara itu, menurut psikolog klinis Hersa Aranti, M.Psi, pengguna narkoba memang bisa merasa “rindu” mengonsumsi zat terlarang tersebut.
“Narkoba itu punya sifat habitual, bikin pemakainya selalu teringat dan terbayang, membuat mereka rindu perasaan saat memakai narkoba,” kata Hersa menjelaskan.
Tetap Sehat, Ini Tips Menjalankan Ibadah Puasa di Tengah Pandemi Corona
Bisa Mematikan
Narkoba juga punya bersifat candu, membuat penggunanya sulit untuk berhenti karena muncul rasa ingin mengonsumsi secara terus-menerus.
Terlebih, ketika narkoba berhenti dikonsumsi, muncul efek withdrawal yang menimbulkan rasa sakit luar biasa sehingga pengguna membutuhkan lagi narkoba.
“Sifat lainnya adalah toleran, tubuh orang yang pakai narkoba lama kelamaan ‘menyatu’ dengan narkoba, sehingga menuntut orang itu untuk pakai dosis lebih tinggi,” lanjut dia.
Dosis yang sama takkan terasa, pengguna didorong untuk mengonsumsi dengan dosis yang lebih banyak seiring berjalannya waktu. Hal ini bisa berujung pada overdosis bila sudah melampaui toleransi tubuh.
Narkoba memiliki sederet dampak buruk jika dikonsumsi tanpa pengawasan dokter.
Bahaya narkoba mulai dari halusinasi, gangguan mental, depresi, kecemasan terus menerus hingga kematian.